Rembulan menerangi malam hari yang sangat redup, diiringi oleh gemericik hujan yang mulai deras turun dari langit ke tanah, malam ini, bandung menjadi kisah romantis di bulan Juni, diguyuri oleh hujan menjadikan segalanya terdengar dan terlihat indah, saat ini, Gia tengah berada di supermarket terdekat depan kost an nya sambil mengusap telapak tangannya berharap dingin ini akan segera hilang dari tubuh nya. Duduk di kursi yang di sediakan oleh supermarket, menatap langit sembari berdoa agar hujan kelak berhenti.
Gia membuka handphone nya, guna mengalihkan rasa jenuh yang di landa oleh dirinya, lama mengotak atik handphone, gia mengalihkan pandangan nya ke arah jalanan, hujan sudah mulai mereda, ini sudah jam 8 malam bahaya jika gia terlalu lama di luar, lantas gia segera mengambil belanjaannya hendak keluar dari area tempat duduk, baru melangkah sedikit gia sudah di kejutkan oleh suara keras yang berasal dari arah kiri.
Brakk!
Mata Gia membulat, mencoba mencerna apa yang telah terjadi, seorang pengendara motor telah jatuh akibat licin nya jalan raya, lantas Gia segera menjatuhkan belanjaan nya dan menghampiri pria yang menggunakan jaket hitam dengan terlihat kesakitan.
"Permisi, sorry lo masih denger gue gak?" Gia menepuk-nepuk tangan si pria pengendara motor ini.
Tidak ada respon, hanya ada suara rintihan pria ini yang ada di balik helm full face dengan kondisi masih tertutup rapat, lantas Gia segera menelepon rumah sakit terdekat dari sini, Gia memang sudah menyimpan banyak nomor tenaga medis maupun pelaksana teknis terdekat di tempat dirinya tinggal. Sembari menunggu ambulans datang, Gia membuka jaket pria ini, karena dirinya merasa bahwa si pengendara ini masih menggunakan seragam sekolah, Gia penasaran sekolah dimana orang ini.
"SMA Fajar Gemilang? sekolah gue dong." Gumam gia.
Gia membuka helm pria ini, guna membantu melancarkan saluran nafasnya agar tidak terjadi sesak berlebihan pada tubuhnya, Gia melihat wajahnya sekilas, ia tidak mengenali orang ini, dan Gia tidak pernah melihat nya di sekolah. Lalu Gia membuka sedikit jaket yang ada di bagian lengan nya, berusaha melihat tanda kelas yang tertera di lengannya.
"XI 1 MIPA?
Sirine ambulan terdengar dari arah kanan, Gia menoleh dan mengisyaratkan bahwa yang membutuh pertolongan ada di sini, beberapa tenaga medis menghampiri dirinya dan pria ini, mengangkat dan membawa nya ke atas ranjang medis dan segera di bawa ke ambulan, hujan sudah beralih menjadi gerimis sedari tadi, membuat keadaan menjadi lebih mudah.
"Teh, ayo ikut ke rumah sakit, teteh kan saksi kecelakaan nya? Nanti kalo teteh mau pulang saya anterin lagi ke rumah nya. " Ucap seorang perawat pria yang hendak menutup pintu belakang ambulan.
Tanpa berfikir panjang, Gia langsung masuk ke dalam ambulan beserta dengan sang perawat, entah apa yang ada di fikiran nya, mungkin ia sudah kelewat panik. Di perjalanan nya Gia hanya diam sembari memegang helm si pengendara motor ini dan melihat ke arah jalanan yang sepi, Gia baru sadar bahwa sedari tadi hanya dirinya yang menghampiri pria ini saat kecelakaan tadi, tidak ada orang yang berlalu lalang di jalan, padahal ini masih di jam yang tidak terlalu malam.
"Teh, ada informasi mengenai data diri korban gak? Mungkin asal sekolah nya atau rumahnya." Perawat pria ini menanya gia sambil memegang kertas dengan alas papan di tangannya segera ingin menulis.
"Emm, dia sekolah di SMA Fajar Gemilang pak, tadi saya liat di logo sekolah nya, kalau informasi lainnya saya gak tau, mungkin ada di KTP nya pak." Ucap Gia dengan hati hati.
"Oke, terimakasih ya teh." Perawat itu tersenyum tipis sambil mengangguk kecil.
Selang 5 menit sampailah ambulan ini di depan UGD rumah sakit Kencana, pintu terbuka lantas Gia segera turun bersama perawat lainnya, ranjang medis yang di atasnya pria pengendara motor langsung di bawa masuk ke dalam UGD dan segera di tangani oleh dokter dan perawat.
KAMU SEDANG MEMBACA
You are the color
Fanfiction"Lo tuh! Gue khawatir tau! Kalo kenapa napa gimana?" "Khawatir apa sayang?" SLOW UPDATE! cerita murni hasil dari ide sendiri.