End Of Beginning

1 0 0
                                    

Empat bukan lah angka yang sedikit, kurang lebih itu lah yang ada dipikiran Rai yang sudah empat kali mati. Dia pun sekarang hanya terbaring lemas di kasur. Setelah cukup meyakinkan dirinya bahwa Yui bukanlah orang yang akan membantunya Rai pun membuka statnya dan menaruh skill point yang dimilikinya kedalam stat strength layaknya orang yang sudah putus asa, dan setelah itu Rai pun memutuskan untuk keluar.

Diluar....

Rai pun langsung mencari goblin untuk dia bunuh. Baru sebentar berjalan Rai menemukan sekumpulan goblin di sebuah gang. Alih-alih lari menyelamatkan diri, Rai yang sudah putus asa pun mendekati sekumpulan goblin tersebut.

Beberapa menit kemudian...

Bukannya mati oleh sekumpulan goblin tadi, Rai malah membantai seluruh goblin tersebut dengan tangan kosong layaknya orang yang sangat brutal karna kehilangan akal, dari pada disebut membunuh Rai lebih tepatnya membantai seluruh goblin disana. Setelah membantai sekumpulan goblin tersebut, Rai membuka statnya dan mendapati bahwa dirinya sudah level 5, melihat stat pointnya yang berjumlah cukup banyak, Rai dengan penuh kesadaran menggunakan skill pointnya untuk stat strength. Penyebab utama hal itu terjadi dikarenakan Rai belum memiliki senjata apapun, jadi sebagai orang yang cukup berpengalaman dalam bermain game dia tau bahwa meningkatkan stat lain akan kurang berguna untuk sekarang. Rai pun terus berjalan tanpa arah untuk mencari makhluk yang dapat dibunuhnya.

Pagi berganti malam, tak terasa hari sudah malam, Rai pun masuk kesebuah bangunan kosong untuk beristirahat, dikarenakan dirinya yang kelelahan sehabis berjalan dan membunuh seharian, bahkan dia sampai sempat bertanya pada dirinya "apakah aku adalah manusia?" Dikarenakan dia sudah membunuh sangat banyak moster. Dan semua pemikirannya terbantah saat dia ingat apa yang sudah di lakukan Yui pada dirinya di kehidupan sebelumnya. Rai pun memejamkan matanya dan tidur.

Tak terasa malam berlalu pagi pun tiba, Rai yang baru terbangun dari tidur nyenyaknya melakukan sedikit pemanasan agar tubuhnya tidak kram saat sedang berjalan. Rai pun cukup bingung kenapa bangunan yang cukup bagus itu bisa ditinggal hingga menjadi bangunan yang kosong. Dia pun berfikiran untuk sedikit menjelajah bangunan kosong tersebut.

Kematian bukanlah hal yang mengejutkan bagi Rai, tapi kali ini dia menemukan sesuatu yang lebih mengejutkan. Rai menemukan sebuah pintu yang cukup mencurigakan, dikarenakan pintu tersebut seperti sering dipegang untuk dibuka, sangat berbeda dengan pintu lainnya. Dengan rasa penasaran mendalam Rai membuka pintu tersebut dan betapa lebih terkejutnya dia saat melihat isi ruangan yang sangat rapi dan bersih. Sampai tiba-tiba ada suara yang mengejutkannya.

"Siapa kau!?" Tanya seseorang dengan nada berteriak

"..."

"Jawab atau kau takkan selamat!!" Ancam orang tersebut

"..."

"Nampaknya kau memang sudah siap untuk mati" Ucap orang tersebut sambil menunjuk diri secara perlahan

"..." Diam masih menjadi jawaban dari Rai, namun diam kali ini berbeda. Karena dia melihat orang yang perlahan keluar itu.

Seorang wanita yang terlihat masih seumuran dengan Rai, namun dia membawa sebuah shotgun. Entah ada pelurunya atau tidak sekarang yang terpenting bagi Rai adalah meyakinkan gadis itu bahwa dia bukan ancaman.

"Hai" Sapa Rai dengan ramah walau sudah ditodong dengan shotgun

"Siapa kau?" Tanya gadis itu dengan lebih tenang namun masih menodong Rai

"Apa sepenting itu?" Tanya Rai yang masih bercanda

Saat shotgun tepat berada didepan wajahnya Rai membalikkan keadaan dengan mengambil shotgun tersebut dari gadis itu.

"S-Siapa kau? Tanya gadis itu yang sekarang ketakutan

"..."

*Tak* Shotgun tersebut dipatahkan oleh Rai dengan tangan kosong

"Kita berteman sekarang?" Tanya Rai dengan nada ramah tanpa peduli apa yang baru saja ia lakukan

"..." Gadis itu hanya diam karna ketakutan

"Tenanglah" Ucap Rai menenangkan

"Aku juga manusia kok" Lanjutnya

"T-Tapi....." Ucapan gadis itu dipotong oleh Rai

"Ini normal loh, dikarenakan strengthku tinggi, jadi ini bukan hal yang mengejutkan" Jelas Rai

"..." Gadis itu hanya diam

"Ayo bangun" Suruh Rai

"Teman" Lanjut Rai sambil mengulurkan lengan untuk meyakinkan gadis tersebut

"Huh" Gadis tersebut menghela napas lega, karna ternyata Rai bukanlah ancaman

"Selamat datang" Sapa gadis itu

"Ini tempatku, jadi ikuti aturanku, oke" Lanjut gadis tersebut

"Baiklah" Balas Rai

"Oh iya, namaku Alisa"

"Rai"

Mereka berdua pun setuju untuk saling membantu satu sama lain dalam keahlian masing-masing.

Beginning Of Everything Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang