Chapter 11

10 8 0
                                    

“Wah kesempatan bagus nih. Tempat sepi gini enaknya main sama cewe haha” Batin Bagas

Putri duduk di dalam gubuk itu kemudian menepuk-nepuk pahanya, “Kamu pasti capek kan aku ajak jalan jauh kesini? Sini istirahat dulu.” Ucap Putri yang membuat iman Bagas langsung runtuh

Tanpa basa-basi Bagaspun langsung tiduran dipaha putri “Apa gue cium sekarang aja ya?” Batin Bagas

Dalam sekejap, Bagas mempertemukan bibirnya dengan bibir gadis dihadapannya. Sensasi hangat dan lembut yang ia rasakan dibibir gadis itu membuatnya seperti tersihir. Bagas menarik wajahnya dalam hitungan detik sebelum kembali mencium bibir Putri dengan lebih bergairah.

Tangannya mulai meraih rambut Putri dan membelainya perlahan. Putri juga melakukan hal yang mirip. Ibu jarinya mulai meraba wajah Bagas dan berhenti di sudut bibirnya. Secara cepat, menggunakan kukunya yang mulai memanjang, Putri menyobek ujung bibir Bagas dan membuatnya berteriak kesakitan.

“Putri! Lo kok ngelukain gue?” Tanya Bagas sambil memegang sudut bibirnya dan ia pun terkejut saat melihat kuku putri

Putri tersenyum menyeringai, kemudian dengan lidahnya yang mulai memanjang ia menjilati darah Bagas yang tersisa pada kukunya.

“Darah kamu manis.” Ujar Putri dengan suara serak yang amat mengerikan, disusul dengan suara tawanya yang melengking.
Putri kembali menghadap ke arah Bagas, perlahan mendekat ke arahnya dan membelai sisi wajahnya yang belum terluka.

"Aku tau kamu sangat mencintaiku. Mungkin bisa ku bilang kau rela mengorbankan apapun demi diriku, benar bukan?” Tutur Putri dengan suaranya yang berubah menjadi halus. Bak sedang tersihir, Bagas menganggukkan kepalanya tanpa ragu, menimbulkan kerusakan senyum puas di wajah Putri.

“Kalau begitu, mati untukku ya.”

Dengan secepat kilat, kuku putri melesat kembali merobek mulut Bagas dan menciptakan sebuah luka yang amat dalam. Kemudian Putri langsung memojokkan Bagas dengan cara mencekik dan langsung melempar tubuh Bagas dengan keras kelantai. Dan saat itu juga Bagas menghembuskan nafas terakhirnya.

Sudah sekitar 6 jam yang lalu sejak Bagas pergi bersama Putri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah sekitar 6 jam yang lalu sejak Bagas pergi bersama Putri. Tetapi Natan dan juga Adrian tidak melihat tanda-tanda kembalinya Bagas kerumah mereka.

“Ini Bagas kemana sih. Udah mau malem kok belom balik juga” Gerutu Adrian

“Mau cari dia gak?” Tanya Natan ke Adrian

“Boleh. Tapi ajak yang lain juga ya, biar cepet ketemunya” Jawab Adrian. Dan mereka berdua bergegas keluar rumah memberitahu kepada yang lain. Merekapun berkumpul disebuah lapangan

“Ada yang tahu, kemana terakhir Bagas pergi?” Tanya Pak Jamal

“Kita malah gatau pak kalo Bagas pergi” Ucap Rara

“Terakhir, dia pergi sama Putri pak” Kata Natan

“Hah Putri? Putri siapa, Nak?” Tanya Pak Jamal cemas

“Putri itu salah satu gadis yang ada didesa ini, Pak” Jelas Adrian

“Kita mencar ya anak-anak. Kalau memang Bagas tidak ditemukan malam ini, kita berkumpul kembali disini” Ucap Bu Jeni

Akhirnya mereka pun berpencar untuk mencari Bagas. Disisi lain, Nisa dikejutkan dengan kehadiran Nabila yang tiba-tiba berada disebelahnya.

“Nabila?” Panggil Nisa

“Gue cuma mau ngasih tau kalian, Bagas ada digubuk tua didalem hutan. Jauh dari sini. Tempat ini ngga aman, kalian harus cepat pergi dari sini sebelum ada korban lagi!” Ucap Nabila. Setelah mengucapkannya Nabila menghilang dari hadapan Nisa

“Bil! Nabila!” Teriak Nisa saat Nabila menghilang dari hadapannya. "Nis, kenapa?" Tanya Rara yang sejak tadi memperhatikan gelagat aneh Nisa

“Gubuk tua didalem hutan..” Batin Nisa. Akhirnya Nisa mengajak Rara untuk masuk ke dalam hutan untuk mencari gubuk tua itu

“Tadi kenapa teriak-teriak nama Nabila? Nabila ada disini?” Tanya Rara.

“Iya , tadi dia muncul. Dia ngasih tau kalo Bagas ada di gubuk tua didalem hutan, terus dia bilang habis ini kita harus segera pergi sebelum ada korban lagi, perasaan gue ga enak, Ra” Jelas Nisa

“Ra, kalo gue bilang Putri bukan manusia, lo percaya gak?” Tanya Nisa

“Percaya..” Jawab Rara ragu

Tiba-tiba angin disekitar mereka berhembus dengan sangat kencang.

“Ra.. Ada yang datang” Kata Nisa singkat. “Ayo, cepet. Kita harus cepet pergi dari sini” Sambung Nisa setelahnya. Mereka langsung berjalan cepat menuju ke dalam hutan

“Kalian tidak akan bisa kemana mana, kalian akan segera menyusul teman kalian” Kata sesosok makhluk didepan mereka, yang selama ini mereka kenal dengan nama Putri.

Ia tertawa dengan suara melengkingnya, hingga membuat gendang telinga seperti akan pecah. Nisa dan Rara sudah sangat pasrah dengan keadaan.

Tetapi saat Putri mendekat ke arah mereka, mendadak ia merasakan panas ditubuhnya, seperti terbakar. Hingga akhirnya ia pergi dari situ.

"Aneh banget. Gak biasanya hantu kaya dia bisa langsung pergi gitu aja. Tapi syukurlah kita masih selamat" Gumam Nisa

Mendadak Rara teringat dengan sebuah kalung yang diberikan oleh neneknya.

“Apa karena kalung ini ya?” batin Rara

“Ayo kita lanjut, keburu makin gelap” Ajak Nisa

Setelah berjalan sekitar setengah jam akhirnya mereka melihat gubuk tua itu tepat didepan mereka.

“Itu gubuknya!” Seru Nisa menunjuk gubuk tua didepan mereka. Mereka pun masuk ke dalam gubuk itu. Suasana gelap dan dingin menambah kesan horor dari gubuk tua itu.

“Nis, kok bau darah ya?” Tanya Rara ke Nisa

“Ra!” Seru Nisa sambil menunjuk ke arah dimana Bagas tergeletak. Darah yang dicium oleh Rara adalah darah Bagas

“Gimana cara kita bawa Bagas? Atau kita balik ketempat kumpul, terus kasih tau mereka baru balik kesini lagi?” Usul Rara

“Iya, kita kesana kasih tau mereka semua, kita ga mungkin bawa Bagas cuma berdua” Jawab Nisa menyetujui usulan Rara

Dengan cepat Nisa dan Rara berlari menuju ketempat awal mereka berkumpul.

“Nak, darimana saja kalian?” Tanya Pak Jamal yang melihat Rara dan Nisa berlari kearah mereka yang sedang berkumpul dengan wajah panik

“Bagas pak... Bagas ketemu! Dia ada di gubuk tua di dalem hutan pak. Tapi saat kami menemukan dia, dia udah gak bernyawa..” Jelas Rara terbata-bata

“Maksud lo apa? Gamungkin bagas udah gaada!” Bentak Natan

"Sudah! Sekarang lebih baik kita pergi ke gubuk itu. Rara dan Nisa tolong tunjukkan jalannya” Ujar Pak Jamal

Akhirnya mereka mulai berjalan menuju kegubuk tua itu. Setelah setengah jam, mereka sudah sampai di gubuk itu. Mereka semua langsung masuk kedalam gubuk itu.

Mereka sangat terkejut menemukan Bagas dengan kondisi mulut robek, sama seperti kondisi terakhir Nabila saat ditemukan meninggal.

Lagi, mereka semua harus kehilangan salah satu teman yang berharga bagi mereka.

TBC

Belenggu Sang LokawignaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang