59

3K 341 28
                                    

⚠️ HANYA FIKSI ⚠️

TYPO 🙏
HAPPY READING...!!!











Beberapa hari yang lalu Chika sudah diperbolehkan pulang. Meski kondisinya belum pulih sepenuhnya, tapi Chika sudah bisa beraktivitas seperti biasanya. Dia selama di rumah sakit selalu ingin bermain dengan Christy dan rindunya itu kini sudah tersampaikan, Chika bisa bermain sepuasnya dengan Christy. Seperti sekarang mereka tengah asik duduk berdua di atas kasur milik Chika. Kamar itu akan selalu menjadi tempat favorit bagi keduanya.

Disana mereka bisa melepaskan apapun yang mereka rasakan satu sama lain, terutama rasa kasih sayang mereka yang tidak perlu diragukan lagi. Chika begitu menyayangi adik kecilnya itu begitupun sebaliknya. Meskipun Chika mengetahui siapa dia sebenarnya tapi Chika sama sekali tidak merasa dibedakan selama ini bahkan satu saat Chika merasa kasihan pada Christy karena orang tua kandungnya lebih disibukan dengan mengurus Chika daripada Christy sendiri. Chika tidak akan mengatakan kenyataan yang sesungguhnya pada Christy, karena dia masih terlalu kecil untuk mengerti semua ini meskipun Chika juga sama. Setidaknya Chika sudah mengerti apa itu artinya orang tua kandung dan bukan.

Christy terus memeluk Chika, tangan mungilnya memainkan rambut Chika yang terurai sampai ke dada.

"Kak..."

"Apa dek?" Jawab Chika.

"Kak Chika..."

"Iya dek, kenapa?" Chika mengelus kepala Christy.

"Kakak jangan tinggalin adek lagi ya." Christy mendongakkan kepalanya, menatap Chika yang menjadi sandarannya saat ini.

"Gak akan dek, Kakak akan selalu ada di samping adek. Kakak gak akan pernah ninggalin adek, bunda, sama ayah. Kakak sayang banget sama kalian, selamanya. Apa yang terjadi sama kakak, itu gak akan merubah rasa kasih sayang Kakak sama kamu. Kamu adeknya Kak Chika yang paling Kakak sayangi." Ucap Chika, Christy perlahan melepaskan pelukannya. Mata Christy saling bertemu dengan binar mata Chika.

"Kak, mata ini." Christy menyentuh mata Chika.

"Mata ini, akan selalu indah kan?" Tanya Christy.
Chika mengangguk.

"Adek suka mata coklat kakak, mata yang selalu natap adek dengan kasih sayang. Adek gak mau mata ini nangis, adek gak mau airmata Kakak jatuh." Ucap Christy polos, entah kenapa anak sekecil Christy bisa berkata-kata seperti itu. Hati Chika menghangat benarkah ini adik kecilnya?

"Kakak juga suka senyum kamu dek, senyuman yang selalu buat Kakak bahagia. Senyuman yang selalu kakak rindukan kalo Kakak jauh dari adek. Kakak gak mau liat adek nangis. Kalau suatu saat nanti kita dipaksa untuk berpisah satu sama lain, Kakak harap kamu bisa jaga senyum itu untuk Kakak ya." Keduanya masih saling bertatapan, mata Christy sejak tadi membendung airmata yang bersiap akan turun. Bibirnya mulai melengkung.

"Hiks hiksss hiksss." Christy kembali memeluk Chika. Runtuh sudah pertahanan Christy setelah mendengar kata-kata terakhir Chika.

"Suuttsss kok nangis sih, Kakak bilang apa tadi sama adek. Kakak gak mau liat adek nangis kaya gini." Ucap Chika yang semakin erat memeluk Christy.

"Kakak kenapa bilang gitu ???hiksss. Adek gak suka hiksss." Christy mengguncangkan tubuh Chika.

"Kita kan gak pernah tau dek, apa yang selanjutnya akan terjadi sama kita. Kakak selalu berharap kita bisa sama-sama terus. Saling jaga, saling menyayangi satu sama lain. Nanti kalo Kakak udah besar pasti kan gak selalu sama kamu, apalagi cita-cita Kakak mau kuliah diluar negeri." Ucap Chika sambil mengusap punggung Christy.

Hanya Milikku [Greshan+Ch2]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang