BAB 51 ( KEMATIAN 2 )

26 2 0
                                    

Happy reading guys 😘...

*
*
*
*

Kamar ini terlihat begitu suram. Walaupun diluar cerah, namun disini begitu gelap ditutup gorden dan lampu juga mati. Mau rokok bercampur bau alkohol menjadi bau khas yang menyengat. Di bawah sofa, seorang laki-laki tampak terlihat sangat mabuk dengan berbagai botol alkohol di atas meja ditambah botol yang sedang diminum airnya oleh pria itu.

Juan, benar-benar terlihat menyedihkan. Selain tinggal seorang diri karena keluarganya di luar kota, dia juga berakhir seperti ini karena pasal cinta. Hampir setiap harinya ia mabuk-mabukan dan memandangi foto Zeeva sambil menangis. Juan sudah sangat terobsesi dengan Zeeva.

Berkali-kali dia mencoba menghubungi gadis itu untuk memulai hubungan kembali, Zeeva dengan sengaja menolak panggilannya. Kenapa? Se-cinta itukan dia dengan Dava? 

" Zeeva!! " Juan terus merengek karena mabuk. " Lo bener bener cewek bangsat. Gue gak terima cinta gue lo sia-siain. GUE BUKAN PELAMPIASAN BRENGSEK!!! Cewek jalang kaya lo memang harus dikasih pelajaran. Woi!! Zeeva!! Gue cinta sama lo. Gue mau nikah sama lo!! Gue mau serius!! "

Juan melirik sekeliling kamarnya nya yang sudah sangat berserakan dan kotor. Dia tertawa terbahak-bahak lalu mencoba untuk keluar dari rumah menuju garasi mobil dengan cara jalan yang sempoyongan.

" Lo punya gue! Hari ini, gue mau lo jadi milik gue. "

Juan merogoh saku celananya untuk mencari kunci mobil. Karena dia yang terlalu mabuk dan tidak bisa mengontrol diri, kunci itu jatuh sampai Juan lagi-lagi berkata kasar dan mengambilnya dengan malas. Saat dia berdiri tegak, seseorang sudah berdiri di belakangnya dan memukul kepalanya sampai Juan pingsan lalu dibopong oleh orang itu untuk dibawa pergi entah kemana.

*💧*

Juan merasakan ada seseorang yang menamparnya dengan sengaja. Dengan kepala yang berat dan badannya yang terasa sakit, dia pun membuka matanya lebar-lebar. Berusaha melihat ke depan yang ternyata ada beberapa orang aneh di depannya. Saat Juan ingin bangkit, dia baru sadar jika dirinya diikat di atas kursi dan tidak bisa bergerak lagi.

" Sialan. Lepasin gue anjing!!! " Juan terus berusaha untuk memberontak. " Gue dimana? Apa yang lo buat ke gue,hah? " Lepas!! "
" BERISIK! "

Bugh!

Juan terdiam begitu mendapat pukulan kuat dari pria di depannya sambil membuat bibirnya terluka.

" Sekali lagi lo bersuara, mati lo disini. " Bisik Ares di kuping Juan. Juan menatap Ares dengan tatapan maut lalu dia berusaha untuk melepaskan diri apapun caranya.
" Aargghh!!! Siapa lo semua? Kenapa lo bawa gue kesini,hah? Atas hak apa kalian tahan gue kayak gini?? "
" Kamu mengganggu ketenangan saya."

Pria-pria yang tadinya berdiri di hadapan Juan kini membuka celah agar Juan bisa melihat siapa yang berbicara. Sedangkan pria-pria tadi berdiri di belakangnya.

" Ketenangan lo bilang? Lo pikir lo siapa? Lo bos nya,iya? Lepasin gue sekarang!! "
" Wahh, kalau saya lepasin kamu, kamu pikir kamu bisa hidup tenang? " Pria berjas layaknya direktur itu berbalik dan berjalan kearah Juan. " Hidup kamu ada di genggaman tangan saya. "
" Lo mau apa dari gue? Uang? Gue punya banyak. "
" Saya gak butuh uang. Tapi saya butuh kamu."
" BRENGSEK LO PADA!! "

Ares sontak menyodorkan pistol kepala Juan, bersiap untuk menembak kepala dan otaknya jika dia sekali lagi bertindak sesuka hati. Juan terdiam dan menelan saliva nya dengan susah payah. Direktur itu perlahan membungkukkan badannya untuk menatap Juan dengan mata tajam dan penuh kelicikannya.

Secret 8,3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang