BAB 52 ( KEHILANGAN )

31 1 0
                                    

" Maaf karena gue gak bisa lindungin lo. "

*Arka*

Zeeva melangkahkan kakinya yang teras lemas itu mendekati mayat Via yang masih tergeletak di lantai, membiarkan semua belanjaannya jatuh di dekat pintu. Mata Zeeva sudah cukup memanas melihat hal ini langsung di depan matanya dan terjadi di rumah yang selalu menjadi tempat paling nyaman baginya.

" Zeeva, " Dava masih tidak percaya melihat kehadiran Zeeva yang begitu tiba-tiba.
" M-mama. Mama bangun,ma. " Zeeva menyentuh bahu Via dengan tangan yang gemetar. " Mama! MAMA!!!! "

Zeeva menangis tak karuan sekarang. Wajahnya mulai memerah dan itu membuat hati Dava lagi-lagi terbesit. Dia tidak bisa melihat Zeeva menangis.

" Papa, "

Zeeva merangkak ke arah David yang tak lagi berada di dekat Dava karena pria itu menjauh. Zeeva menyentuh kedua pipi David dan semakin menangis tersedu-sedu.

" Engga, engga. Engga boleh. Papa gak boleh tinggalin Zeeva, pa. Papa. Papa bercanda,kan? Hm? Pa, ini Zeeva. Zeeva ada di sini-Zeeva kangen sama papa. PAPA BANGUN!!!! " Teriakkan Zeeva terdengar begitu memilukan. Dia masih tampak kebingungan dengan apa yang terjadi walaupun sedang menangis.

Dengan erat, Zeeva terus memeluk tubuh David tanpa mau melepaskan. Tangisnya semakin tersedu-sedu sampai dia juga berteriak kuat sambil menggenggam baju David. Zeeva marah, dia juga benci pada situasi yang selalu saja membuat dunianya hancur berkeping-keping. Haruskah keluarganya? Haruskah berakhir kejam seperti ini.

" Zeeva, Zeeva udah,Zeev. "

Dava berusaha untuk menenangkan tangisan Zeeva yang tak berhenti sejek tadi. Saat dia menyentuh punggung gadis itu, Zeeva malah menepisnya lalu mendorong laki-laki itu sampai punggungnya terbentur dinding. Napas Zeeva naik turun tak karuan, di tatapnya Dava dengan tatapan maut dan tangan yang tergepal kuat.

" Apa yang udah lo lakuin? Kenapa? KENAPA HARUS KELUARGA GUE YANG LO BUNUH BRENGSEK??? " Bentak Zeeva yang terdengar begitu menyakitkan hati lawan bicaranya.
" Bu-bukan gue. Bukan gue yang lakuin ini semua. Gue gak tau apa-apa. Zeev, to-tolong jangan salah paham. "
" Apa? Setelah apa yang udah lo lakuin ke gue selama ini, lo bilang itu salah paham? HIDUP GUE HANCUR SEJAK LO BUNUH KAKAK GUE!!! SEMUANYA GARA-GARA LO. " Zeeva menarik kerah baju Dava dan membentak cukup kuat. " SEANDAINYA LO GAK PERNAH HADIR DI HIDUP GUE, SEMUANYA GAK BAKAL KAYA GINI. JELASIN, JELASIN APA KESALAHAN MEREKA SAMPAI HARUS LO SAKITIN? LO MEMANG JAHAT! SEHARUSNYA LO AJA YANG MATI!!! "
" LO PIKIR GUE BAHAGIA? HAH? LO PIKIR SELAMA INI GUE HIDUP BAHAGIA DIATAS PENDERITAAN ORANG LAIN? Zeeva, please. Gue mohon sama lo jangan kaya gini. Gue juga sakit. Gue juga terluka kaya lo. "
" Hiks, hiks, " Zeeva menunduk dalam sambil melepaskan kemeja Dava. Dengan perlahan, Dava menyentuh pipi Zeeva untuk mengusap air matanya.
" Gue gak minta apapun dari lo selain lo mau dengerin omongan gue. Gue yakin pasti ada orang yang sengaja lakuin ini semua. Liat gue, Zeev. Liat gue!! Lo percaya,kan? Hm? Jangan pikir gue baik-baik aja. Hidup gue juga kaya neraka."
" Neraka? Seharusnya hidup gue yang pantas disebut neraka. Lo seneng,kan? Ngaku! Lo seneng gue bakal mati karena berpenyakitan,kan? "
" ZEEVA!!! " Bentak Dava terpaksa. Perlahan tangan Dava mengelus pipi Zeeva dengan lembut. " Gue berani sumpah. Gue beneran gak- "
" JANGAN SENTUH GUE LAGI!!! "
juga berdiri dan mencoba mendekati Zeeva.

" Hiks, lo alasan kenapa gue capek hidup. Dunia gue hancur. Bahkan buat bernapas aja gue susah. " Zeeva menunjuk dirinya sendiri sambil mundur ke belakang.
" Gue janji bakal lurusin semua kesalahpahaman. Tapi satu, kasih gue kesempatan. Zeeva, jangan buat gue jadi cowok paling jahat disini. Gue mohon banget sama lo!!" Dava terus saja maju untuk memeluk Zeeva. Dari nada bicaranya saja, dia juga sudah lelah menjelaskan situasi ini pada Zeeva.
" Jangan dekat-dekat. Jangan macam-macam lo sama gue! Pergi. " Zeeva mengambil sebuah pisau dan menyodorkannya di hadapan Dava. " GUE BILANG PERGI! "
" Gue gak akan pergi sebelum kita selesaikan masalah ini baik-baik. Tolong tentang,ya? Bentar lagi ambulan sama polisi datang buat nolongin kita. "
" Lo pikir gue percaya? Biarin gue sendiri. Cepat pergi sebelum gue berubah pikiran. "
" Jatuhin pisaunya. " Zeeva menggeleng. " Zeeva, tolong. JATUHIN SEKARANG!! "

Secret 8,3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang