SATU

82 58 34
                                    

Happy Reading^^

Tandai typo.

***

Pagi-pagi buta, Keira sudah lengkap dengan seragam dan tas sekolahnya, pergi meninggalkan rumah dengan membawa sebuah nampan berisikan kue-kue kering buatannya sendiri.

Seperti biasa, dirinya tidak akan langsung pergi ke sekolah, melainkan pergi ke lapak penjual kue terlebih dahulu dan menitipkan kue-kuenya itu di sana untuk dijual.

"Bu Ratmi, hari ini 20 dulu, ya? Nanti pulang sekolah langsung aku ambil lagi," ucap Keira meletakan nampan yang ia bawa di antara kue-kue titipan lainnya di lapak tersebut.

"Tumben bikinnya dikit? Kue-mu itu paling laku, lho, Kei. Banyak yang suka," tanya Bu Ratmi yang sedari tadi sudah stand by di balik meja.

Keira tersenyum. "Gak sempet bikin banyak, Bu. Lagi banyak tugas," jawabnya atas pertanyaan wanita bertubuh gempal itu.

"Oalah .... Lah, itu jidatmu kenapa biru begitu?" Bu Ratmi kini menatap heran Keira, membuat Keira seketika kikuk.

Dirinya tidak menyadari bahwa dahinya saat ini membiru karena kejadian semalam.

"O-oh, ini ... tadi pas mau mandi Aku nabrak pintu karena masih setengah sadar." Keira menyengir. Jawabannya itu mungkin terdengar bodoh karena Bu Ratmi kini hanya menggelengkan kepalanya tidak habis pikir.

"Ya udah, Bu, kalo gitu, Aku berangkat dulu," pamit Keira kemudian.

"Iya, iya."

Keira pun melangkahkan kakinya pergi langsung menuju sekolahnya yang biasa memakan waktu 15 menit jika berjalan kaki.

SMA Trimurti. Salah satu SMA unggulan ternama yang ada di kotanya. Tidak sembarang orang bisa bersekolah di sekolah yang terkesan elit itu karena hampir seluruh murid di sana berasal dari kalangan atas. Tetapi Keira? Keira bukanlah orang kaya. Tapi untungnya ia dianugerahi otak yang cerdas, sehingga dapat bersekolah di sana dengan beasiswa.

Keira memasuki pelataran parkir sekolahnya yang luas. Seperti biasa, dirinya mungkin menjadi orang yang pertama, atau kedua? Atau mungkin ketiga yang datang di sana. Padahal bel masuk akan berbunyi sekitar 1 setengah jam lagi. Tapi tidak masalah, ia bisa menghabiskan waktu yang ada untuk membaca di perpustakaan.

BRUM. BRUMMM.

Deru motor terdengar begitu keras di belakang Keira, membuat Keira reflek melarikan diri ke pinggir.

Motor itu .... Orang itu ....

Meskipun memakai helm fullface, Keira sudah tahu wajah siapa yang berada di baliknya. Seorang murid laki-laki yang sudah dikenal oleh seisi sekolah, murid laki-laki yang sepertinya menjadi nomor satu di SMA Trimurti, dan ... laki-laki yang pernah Keira kenal.

Keira menghela nafasnya mencoba untuk tidak berpikir lebih jauh tentang laki-laki itu karena ... sepertinya laki-laki itu pun sudah benar-benar melupakannya.

***

"Kalandra, tolong nanti kamu dan yang lain umumkan di semua kelas, kalau satu bulan lagi, kita akan melakukan pemilihan ketua dan wakil ketua OSIS yang baru. Sekalian datang bersama para kandidatnya untuk menyampaikan visi-misi mereka."

Kalandra mengangguk patuh atas perintah wakil kepala sekolahnya. "Baik, Pak. Kalau begitu saya kembali ke ruang OSIS dulu untuk memberitahukan yang lain," pamitnya kemudian.

Pak Ahmed, wakil kepala sekolahnya itu mengangguk dan Kalandra pun pergi menuju ruang OSIS dimana anggota OSIS yang lain berada.

Kalandra melangkah cepat karena sebentar lagi, bel masuk akan berbunyi. Kalau bisa dirinya tidak ingin tertinggal di jam pertama karena selama ini dirinya seringkali disibukkan dengan kegiatan OSIS di sekolahnya, sehingga kegiatan akademisnya terganggu.

MISERYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang