ayah?

10 2 0
                                    

"itu hanya firasat, kami belum yakin, tapi berdasarkan gejala dan hasil test nya sepertinya keracunan makanan. kita tunggu hasil test nya setelah beberapa menit. kita akan mengetahuinya segera"

dokter mencoba menjelaskan dengan lembut, tidak tega melihat betapa khawatirnya raa. wanita itu terlihat kacau sekali sekarang.

raa merasa tubuhnya lumpuh rasa bersalah dan benci pada dirinya sendiri menyeruak, menyesakkan hatinya dengan keras. ini adalah kesalahannya kelalaiannya. kenyataan bahwa kuni sakit karena keracunan makanan adalah hasil dari ketidak waspadaan nya terhadap anak anaknya sendiri. raa menangis sejadi jadinya. tidak mampu berkata kata. sangat terpukul dengan keadaan.

dokter menatap raa dengan penuh rasa simpati 
merasakan betapa putus asanya raa dan rasa bersalah pada diri sendiri yang terlihat jelas di wajahnya.
kazuha merasakan hal yang sama, hatinya sakit sekali melihat wanita yang diam diam dia cintai hancur seperti ini. kazuha sudah berkali kali melihat raa hancur, tapi tidak pernah sehancur ini. raa selalu menjadi wanita kuat tabah dan mandiri, tapi jika itu menyangkut sikembar, anak anaknya sendiri. dia tidak berdaya. kazuha menarik tubuh raa mendekat ke arahnya, memeluknya dengan erat dan berkata dengan nada lembut.

"tolong tenang, jangan salahkan dirimu.... karena itu bukan salahmu..."

dokter mengangguk setuju dengan kata kata kazuha.

" itu benar nyonya, tolong jangan terlalu menyalahkan diri anda sendiri, keracunan makanan bisa terjadi pada siapa saja, bisa jadi juga karena akibat dari alergi yang tidak di ketahui. ini tidak menguntungkan memang. biasanya anak anak sering mengalaminya dan hanya mengalami sakit perut biasa. tapi karena putra anda juga mengalami flu parah. keadaannya jadi lebih mengkhawatirkan dari yang seharusnya. cobalah untuk tetap tenang dan berdoa pada tuhan, kami akan melakukan semua hal yang kami bisa untuk menolongnya."

kazuha memeluk raa erat, lengannya melingkali tubuh kecil raa dengan perlindungan yang absolut. dia mengelus lengan raa, berusaha memberikan sedikit hiburan. dan bicara dengan penuh perhatian

" tolong dengarkan apa kata dokter, jangan salahkan dirimu.. penting untuk tetap tenang, kuni membutuhkan kita, baik kamu, aku, ataupun runi, kuni membutuhkan kita untuk tetap kuat untuknya, jadi tolong..."

raa menghela nafas panjang, berusaha mengumpulkan kekuatan. kazuha benar dia harus kuat demi kuni. kuni membutuhkannya sekarang dan raa tidak peduli selelah apapun dia asal kuni baik baik saja raa akan melakukan apapun untuknya.

"terimakasih dokter, tolong lakukan apapun yang terbaik pada putra saya..."

dokter mengangguk mendengar kata kata raa, dia tersenyum meyakinkan.

"kami akan melakukan semua yang kami bisa untuk membantunya, tolong jangan terlalu khawatir. obatnya sudah menstabilkan kondisinya, dia tidak di dalam kondisi kritis.. meskipun tetap saja butuh waktu untuk pulih, kami akan mengabari anda secepatnya setelah hasil tesnya keluar"

kazuha mengangguk dan tersenyum pada dokter, berterimakasih padanya dan memintanya untuk terus memberikan mereka update terbaru soal perkembangan kesehatan kuni. dokter hanya mengangguk dan menunduk sekilas sebelum pergi kembali ke ruangannya.

panik dan cemas di wajah raa membuat kazuha semakin khawatir, perlahan dia menyentuh dagu raa dan mengangkatnya, membuat kontak mata yang cukup tegas meski tetap dipenuhi kelembutan.

"tolong, jangan salahkan dirimu... ini bukan salahmu.. dan kita harus tetap kuat untuk runi dan kuni..."

kazuha sengaja menggunakan kata "kita" dia ingin raa tahu dia ada disana. siap membantunya kapan sja. siap untuk menghiburnya dan siap untuk menjadi sandaran ketika dia rapuh atau goyah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Blind bond.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang