PART 2

4 1 0
                                    

Happy reading gays,

°
°
°


"Dari mana aja kamu hah, jam segini baru pulang terus gak bilang ke orang di rumah."

"Maaf maa Sasa pergi main tadi sama teman, tapi kan Sasa gak pulang malam maa ini juga masih jam lima sore."

"Kamu kira mama percaya sama omongan kamu itu saa, mama tau saa kamu udah ada cowo kan dia yang sering jemput kamu kan."

"G-gak maa, mungkin salah lihat kali."

"Saa mama juga pernah muda, kamu boleh punya cowo tapi gk sekarang saa, yang harus kamu pikirin belajar buat bisa dapat kuliah ternama biar bisa naikin derajat orang tua kamu, bukan keluyuran sama cowo gak jelas itu saa."

"Tapi sampai kapan maa Sasa cuma belajar aja, mama ada gak peduli sama Sasa, mama pernah tanya gak capek Sasa, mama tau gak hal apa yang Sasa alami selama ini ma, capek ma dituntut ini itu, di kekang, gak boleh keluar sama teman, Sasa manusia ma anak mama juga bukan robot atau orang lain."

"Berani kamu lawan mama saa, atau sejak sama dia kamu udah berani ke mama."

"Salah ya maa Sasa ngeluarin isi hati yang terlanjur sakit ini, sampai kapan mama kurung Sasa di rumah dengan alasan belajar, otak Sasa gak sampai ma untuk belajar terus menerus, ok niat mama baik nyuruh Sasa belajar juga untuk Sasa kedepannya tapi mama pernah tanya gak pendapat Sasa?."

"Cassandra"

Degg, tangan itu ingin menampar juga kah, papa Sasa takut cuma papa yang lindungi Sasa dari kemarahan mama. Kapan papa pulang Sasa butuh papa, Sasa butuh wajah teduh papa yang selalu tatap Sasa dengan kelembutan, Sasa butuh sandaran papa yang selalu buat Sasa tenang, dunia jahat sama Sasa paa cuma papa yang Sasa butuh paa.

-------------------

-Dretttt

"Papa♥️ incoming call"

Senyum gw terbit saat panggilan masuk itu muncul yang mana sang pemilik mata teduh itu menjadi cinta pertama seorang anak perempuan. Banyak hal yang ingin hati ini sampaikan kepadanya, keinginan ini seperti meledak untuk diceritakan tapi apa bisa ya kenapa hati ini bimbang, mungkin gak ada salahnya dicoba bukan mau baik atau buruknya nanti harus diterima.

"Halo kak, udah pulang sekolahnya papa jemput ya."

"Papaaaa, emang udah pulang?" Karna senang gw sampai teriak ke papa hehe maaf ya paa.

"Gak usah teriak juga kak papa masih punya kuping loh ini ntar budek papa kamu ini emang masih mau apa."

"Gak usah lebay deh pa, oh ya katanya mau jemput kan kakak tunggu di gerbang pa."

"Ya udah 10 menit lagi papa sampai, tungguin papa loh awas gak."

"Iya paaaaa."

-Tuttt panggilan berakhir.

Saat dalam perjalan pulang pandangan gw selalu keluar jendela dengan tatapan kosong padahal dari awal papa udah ngajak ngobrol cuma gw tanggapi dengan anggukan kepala dan tersenyum kecil tidak seantusias tadi. Gw mau cerita tapi gak tau dari mana apa lagi tentang perdebatan sore kemaren dengan mama.

"Papa."

"Iya kak kenapa? Mau cerita kn ya udah cerita aja kak."

"Huffff, menurut papa kakak salah gak ngelawan mama, aku juga mau paa segala hal tentang hidup aku gak melulu tentang belajar, salah ya aku habisin waktu di luar bentar aja kn gak sering tapi kenapa mama semarah itu ya aku juga salah gak bilang tapi seandainya aku bilang emang di bolehin apa? Pasti gak kn jadi menurut aku lebih baik minta maaf tapi keluar dari pada minta izin walau bohong mau kemana tapi masih gk dibolehin. Kakak juga manusia pa pasti ada rasa capeknya, oke lah demi kebaikan kakak dan masa depannya gimana cuma makin ditekan gini rasanya mau berontak." Gw ngomong gitu sambil lihat kearah papa gw mau lihat respon papa gimana tapi papa cuma tersenyum dan bilang.

"Kak kamu tau kn kamu itu anak pertama yang mana masih punya adek adek, oke mama kamu nekan kayak gitu dan dan gak ngasi kebebasan cuma mama gak mau kamu terjerumus segala hal yang terjadi diluar sana kak." Degg maaf paa tapi udah telat karna kebodohan dan rasa trauma akan kejadian dulu buat tubuh ini mati rasa untuk menolaknya.

"Tapi boleh ya mama ngomong kayak gitu ke aku pa."

"Tentang?."

"Gak ada, lupain aja pa."

Flashback.

"Cassandra, kamu berani ngomong kayak gitu ke mama hah, kamu lupa ya jadi kakak buat apa mama mau kamu itu bisa dibanggakan lihat anak teman mama dia jadi mahasiswa undangan padahal seumuran kamu. Lalu kamu bisa apa? Keluyuran sama cowo kamu yang gak jelas itu kn dia ada gak ajak kamu belajar, pasti tiap pergi main cuma kamu kan yang keluarin duit."

"Udah mama ngomongnya? Iya aku tau aku gak bisa jadi anak yang bisa mama banggain, aku bodoh dalam hal belajar tapi mama pernah nanya gak sedikit aja kenapa aku bisa lemah dalam belajar itu juga karna siapa maa, oh anak teman mama itu ya dia pintar kn kenapa gak sekalian mama jadiin dia anak mama aja biar mama bisa pamer kemana mana kn. Mama mau aku dibilang gak dikasi makan sama orang tua aku di rumah malah minta jajan ke anak orang gitu yang mama mau? Asal mama tau dia juga kerja maa walau hasilnya gak banyak dan dia juga suka selipkan uang buat aku padahal duit dia pas-pas dan memang dia dari keluarga gak berpunya tapi maa setiap roda kehidupan itu berputar kita gak tau nanti gimana sekarang dia emang gak bisa banyak beliin aku segala hal tapi gak tau gimana nanti kn."

"Kalau berharap mama juga mau dia jadi anak mama biar buat orang tua bangga gak kayak kamu, apa gunanya jadi anak pertama. Mama mau kamu itu juga kuliah saa, kamu gak pengen jadi orang sukses dan mau derajatnya naik biar gak dianggap remeh sama orang. Asal kamu tau hidup itu butuh uang saa segalanya butuh uang gak modal cinta dan sayang aja yang buat bahagia."







Maaf kalau gak nyambung

Perdana ini hehe

Bantu saran ya

See you

RUSAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang