Jovian menghempaskan tubuhnya ke sofa ruang tamu, dia menghembuskan nafasnya dengan lesu. Kemudian, ia pergi ke kamar dan mengganti bajunya. Jovian berdiri di cermin kamarnya sebentar.
"Apa aku sejelek itu? Apa aku terlalu kurus?" Ia berucap kepada dirinya sendiri di cermin.
Kemudian, ia turun dan melihat Setyo sedang bermain game bersama hakim, ia berjalan mendekati keduanya.
Jovian duduk di belakang mereka sambil menatap layar TV yang menampilkan game."Dimana Wiliam, biasanya kalian bermain bersama Wiliam?" Tanya jovian.
Setyo yang masih fokus dengan game hanya berkata ia tidak tahu, begitu juga dengan hakim. Tidak puas dengan jawaban adik-adiknya, ia pun pergi ke dapur untuk makan siang.
Saat hendak duduk, jovian terkejut dengan teguran kakak tertuanya yang baru saja masuk bersama dengan Wiliam, mereka masih mengenakan pakaian sekolah.
"Siapa yang menyuruhmu untuk makan siang duluan?" Tanyanya dengan wajah datar.
"Oh? Aku kira tadi kalian sudah makan semua, soalnya sudah lewat jam makan siang" jovian menunjuk ke arah jam tangannya.
"Tunggu ibu pulang,"
"sangat tidak sopan" kata terakhir sempat Surya kecil kan suaranya sebelum pergi dari hadapan jovian, tetapi masih bisa terdengar ditelinga jovian dan juga Wiliam yang berada di samping Surya.
Jovian melirik punggung Surya dengan kesal, ia pergi ke ruang keluarga yang dimana tempat Setyo dan hakim bermain game.
"KITA MENANG HAKIM!" wajah senang dengan mulut yang terbuka lebar berteriak nyaring tepat di telinga hakim, sehingga membuat hakim menutup telinganya.
Setyo mengangkat keduanya lengannya keatas, dirinya bangga memenangkan game tersebut. Semuanya menjadi heboh, mereka berloncatan sambil berpegangan tangan.
"Ibu pulang!" suara lembut itu berteriak dari pintu depan, ia masuk sambil menenteng tas coklat kemerahan miliknya. Mendengar ibunya pulang, mereka langsung berlarian kearah suara tersebut.
Diciumnya satu-persatu kening anaknya karena menyambut dirinya pulang. Wiliam dan Surya yang baru saja turun dari lantai atas kamarnya, langsung memeluk sang ibu.
"Ibu minta maaf, karena ibu pulang terlambat" ucapnya dengan wajah yang sendu. Setyo dan hakim menggelengkan kepalanya, diikuti oleh tiga saudaranya yang lain.
"Tidak apa-apa ibu, lebih baik ibu mengganti baju dan kita makan siang bersama" cetus Surya.
"Kenapa anak-anak ibu belum makan siang?" tanya sang ibu dengan wajah yang sedikit terkejut.
"Kami akan makan jika ibu pulang" sahut surya.
Ibunya mengangguk cepat dan pergi ke kamar. Setelah mengganti bajunya, mereka makan bersama seperti biasanya. Di sela-sela makan sang ibu bertanya kepada Surya dan jovian.
"Bagaimana? apa kalian berdua setuju untuk ibu masukan ke sekolah menengah pertama di sana?" Jovian dan Surya sedikit berpikir sebentar, lalu Surya menjawab bahwa dia setuju dan tidak masalah jika harus bersekolah di tempat yang sedikit berbeda dari yang mereka inginkan.
"Aku juga setuju ibu, cuma..." Jovian mengatupkan mulutnya.
"Ibu akan susah membayar uang bulanannya" sambung jovian yang sangat khawatir pada ibunya, yang belakangan ini sering bekerja terlalu keras.
"Lebih baik kami mencoba masuk sekolah negeri, ibu" ungkap Surya.
Surya berdiri dan mencuci piring makannya, dia mengecup pipi sang ibu sebelum pergi ke kamar untuk belajar karena masa sekolah menengah pertama nanti akan jauh lebih sulit.
![](https://img.wattpad.com/cover/372905937-288-k770259.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ANINTYA (2007) [Hiatus!]
Подростковая литератураJia jenica adalah anak kecil yang mencintai seseorang dari usia 6 tahun, ia memendam rasa itu sendiri. pria yang dia kagumi tidak peka terhadap dirinya selama bertahun-tahun. Berawal dari menolong Jia jatuh saat belajar bersepeda di lapangan, sehing...