1. TANDA-TANDA AWAL

171 5 0
                                    

Selamat datang di dunia 'The Silent Plague,' sebuah kisah yang akan membawamu ke dalam kegelapan yang tak terduga. Siapkah kamu menghadapi misteri yang mengintai di setiap sudut kota kecil ini? Ikuti perjalanan Alya saat ia berusaha mengungkap rahasia kelam di balik penyakit yang merenggut jiwa dan kesadaran orang-orang di sekitarnya.

Jangan lewatkan setiap bab yang penuh ketegangan dan kejutan. Follow sekarang untuk mendapatkan notifikasi terbaru dan bersiaplah untuk merasakan ketakutan yang belum pernah kamu alami sebelumnya.

Nikmati ceritanya, dan ingat... di kota ini, keheningan bisa menjadi pembunuhmu. 

Selamat membaca! 🤍

Alya duduk di tepi tempat tidurnya, memandangi layar ponselnya dengan tatapan kosong. Pesan-pesan dari teman-temannya terus masuk, tetapi semuanya terasa jauh dan tidak relevan. Kejadian di lorong semalam terus menghantuinya, memunculkan rasa tidak nyaman yang sulit dijelaskan. Dia sudah mencoba meyakinkan dirinya bahwa apa yang terjadi mungkin hanya halusinasi karena kelelahan—seperti yang sering kali dia dengar dari orang-orang yang mengalami kejadian serupa. Namun, suara itu, sosok itu... semuanya terasa begitu nyata.

Di luar, langit kembali mendung, sama seperti malam sebelumnya. Sudah dua minggu sejak penyakit misterius mulai menyebar di kota kecil mereka. Awalnya, itu hanya desas-desus di berita, sebuah laporan singkat tentang orang-orang yang tiba-tiba jatuh sakit tanpa penyebab yang jelas. Tidak ada yang bisa menjelaskan apa yang terjadi, dan tidak ada satu pun dokter yang dapat menemukan penjelasan pasti mengenai penyebabnya.

Penyakit itu datang seperti angin, diam-diam dan tak terlihat. Gejala awalnya biasa saja—demam ringan, batuk kecil—tapi dengan cepat, mereka yang terjangkit akan merasakan tubuh mereka melemah. Beberapa hari kemudian, mereka akan kehilangan kesadaran, masuk ke dalam kondisi koma yang tidak bisa dijelaskan.

Alya menggigit bibirnya, menahan napas saat membaca pesan terbaru dari grup chat keluarganya.

"Ibu sakit. Dokter bilang tidak ada yang bisa mereka lakukan selain menunggu."

Pesan itu berasal dari kakaknya, Andra. Ibu mereka adalah seorang wanita kuat, selalu sehat, dan jarang sekali jatuh sakit. Namun sekarang, penyakit itu sudah merenggutnya seperti banyak orang lain di kota ini. Alya merasa perutnya terpelintir oleh kecemasan. Mereka mengatakan tidak ada yang bisa dilakukan. Penyakit ini datang tanpa peringatan dan tidak meninggalkan jejak apa pun selain ketakutan.

Dia mencoba menghubungi Andra, tapi tak ada jawaban. Setiap menit berlalu, perasaan tak berdaya semakin menggerogoti dirinya. Ada sesuatu yang tidak beres, tidak hanya dengan penyakit ini, tapi juga dengan kota ini. Setelah apa yang dia lihat semalam, Alya merasa ada sesuatu yang lebih besar sedang terjadi.

Perasaan itu semakin menguat ketika Alya memutuskan untuk keluar dari kamarnya. Sekolah tidak lagi terasa penting. Kota ini mulai terasa seperti kuburan besar yang perlahan tenggelam ke dalam kegelapan yang tak terelakkan. Dia menuruni tangga dengan langkah berat, berharap bisa menemukan sesuatu yang membuatnya merasa lebih baik, tetapi suasana rumah hanya memperburuk kegelisahannya. Rumah itu sunyi, hanya suara gemerisik halus dari dedaunan yang tertiup angin di luar yang terdengar.

Ketika dia membuka pintu depan, udara dingin langsung menyambutnya, seolah-olah kota itu sendiri tidak lagi memiliki kehangatan yang tersisa. Jalanan lengang. Hanya beberapa orang yang tampak tergesa-gesa berjalan, seakan mereka tahu bahwa waktu mereka di luar rumah harus dibatasi. Alya menarik napas dalam-dalam, mencoba meredakan kekhawatirannya.

Kemudian, dia melihat sesuatu.

Di kejauhan, seorang pria tua berdiri di tepi jalan, matanya tertuju pada Alya. Ada sesuatu yang aneh dari tatapannya—bukan hanya karena dia terlihat pucat, tetapi juga karena dia tidak bergerak sedikit pun. Alya merasakan hawa dingin menjalar di punggungnya. Entah mengapa, tatapan pria itu membuatnya merasa terancam. Perlahan-lahan, dia berbalik, mengabaikan dorongan untuk mendekat atau bertanya apakah pria itu baik-baik saja.

Namun, saat Alya mulai melangkah menjauh, pria tua itu tiba-tiba berbicara. Suaranya rendah dan serak, hampir seperti bisikan yang terbawa oleh angin.

"Sudah dimulai..."

Alya berhenti sejenak, lalu menoleh kembali, tetapi pria itu sudah tidak ada. Jalanan kembali sepi, seperti sebelumnya. Jantungnya berpacu, ketakutan semakin mencengkeram dirinya. Apa maksud pria itu? Apa yang telah dimulai?

Pikirannya berputar-putar tanpa henti ketika dia memutuskan untuk kembali ke rumah. Dia baru akan menutup pintu ketika ponselnya bergetar di sakunya. Sebuah pesan masuk dari nomor yang tidak dikenalnya.

"Kau harus bersiap, Alya. Wabah ini bukan yang kau kira."

Jantungnya terasa berhenti sesaat saat membaca pesan itu. Tidak ada nama pengirim, tidak ada identitas yang bisa dia kenali. Bagaimana orang ini tahu namanya? Dan yang lebih penting, apa yang mereka maksud?

Sebelum Alya sempat membalas pesan itu, ponselnya kembali bergetar. Pesan kedua masuk.

"Apa yang kau lihat semalam bukan kebetulan. Itu peringatan."

Alya terhenyak. Jari-jarinya gemetar saat dia mencoba membalas pesan itu, tetapi sebelum dia sempat mengetik apa pun, ponselnya mati secara tiba-tiba. Layarnya padam, dan tombol apa pun yang dia tekan tidak merespons. Kegelapan kembali menghantui pikirannya.

Ketika malam tiba, Alya tidak bisa menahan perasaan bahwa sesuatu sedang mengintainya. Kota yang dulu biasa-biasa saja, sekarang terasa seperti perangkap yang perlahan menutup diri. Setiap suara langkah kaki, setiap bayangan yang bergerak, semuanya seakan menyimpan rahasia gelap.

Di tempat lain, wabah itu terus menyebar. Orang-orang mulai menghilang satu per satu. Tidak ada yang tahu siapa yang akan jatuh sakit berikutnya. Semuanya berjuang untuk mencari jawaban, tetapi semakin sedikit yang bisa dilakukan.

Dan di tengah semua itu, Alya tahu bahwa ini lebih dari sekadar penyakit. Sesuatu yang jauh lebih berbahaya sedang bangkit, dan dia hanya berada di permulaan sebuah mimpi buruk yang tidak akan mudah dia bangun darinya.


To Be Continued...

THE SILENT PLAGUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang