Beberapa hari setelah kejadian di taman, suasana istana terasa lebih cerah bagi Eleonora. Pangeran Alaric tampak lebih sering tersenyum dan suasana di sekitar mereka terasa lebih ringan. Eleonora mulai merasa sedikit lebih nyaman meskipun bayang-bayang masa lalunya masih menghantuinya.
Suatu pagi, ketika Eleonora sedang menikmati udara segar di taman, seorang pelayan datang mendekatinya dengan sopan. "Nona Eleonora, ada pesan dari Pangeran Alaric. Beliau ingin Anda menemuinya di ruang musik."
Eleonora mengangguk dan segera berjalan menuju ruang musik, penasaran dengan apa yang Alaric inginkan. Setibanya di sana, ia melihat Alaric sedang duduk di depan piano, jarinya perlahan menekan tuts, memainkan melodi lembut yang asing baginya.
"Alaric?" panggil Eleonora dengan hati-hati.
"Ah, Eleonora. Aku senang kau datang. Duduklah, aku ingin menunjukkan sesuatu padamu."
"Apa yang ingin kau tunjukkan?"
"Aku tahu kau menyukai musik," ucap Alaric. "Jadi aku belajar memainkan piano ini untukmu. Ini mungkin tidak sempurna, tapi aku berharap kau menyukainya."
Alaric mulai memainkan melodi yang indah, setiap nada terasa tulus dan penuh perasaan. Eleonora terpesona oleh usaha Alaric, hingga kepalanya bertanya tanya, apakah suatu saat nanti ia masih bisa mendengar melodi ini lagi?.
"Itu indah sekali."
"Aku senang kau menyukainya."
Eleonora mengangguk pelan. "Aku bisa merasakannya, Alaric. Terima kasih telah mencoba dan berusaha keras untukku."
Namun tiba-tiba, pintu terbuka lebar dengan suara dentuman keras. Di ambang pintu, berdiri seorang gadis dengan gaun yang terlihat berlebihan dan rambut putih berkilau yang memantulkan cahaya. Eleonora menatapnya dengan bingung, tidak tahu siapa dia.
Gadis itu melangkah masuk dengan tatapan tajam, langsung menuju ke arah Alaric. "Alaric," ucapnya dengan suara yang tegas, "apakah benar yang kudengar? Kau menolak pertunangan kita demi gadis ini?"
Eleonora merasa jantungnya berdetak kencang, pandangannya bergantian antara Alaric dan gadis itu.
"Celestine, tenanglah. Ini bukan tempat dan waktu yang tepat untuk membahas ini."
"Tenang?"
"Bagaimana aku bisa tenang ketika kau menolak pertunangan kita demi seorang gadis rendahan? Kau menghina keluargaku, Alaric."
Mendengar kata-kata itu. Eleonora dibuat bingung, tidak tahu bahwa Alaric telah menolak pertunangan demi dirinya. Alaric mengambil langkah maju, berusaha menenangkan gadis itu.
Celestine menatap Eleonora dengan penuh kebencian. "Jadi, ini gadis yang kau pilih? Apa yang dia miliki sehingga kau rela menghancurkan aliansi kita?"
Tatapan tajam dari Celestine membuat bulu kuduk Eleonora seketika berdiri, tidak tahu mengapa dan apa salahnya. Namun, ia teringat bahwa Raja Edmund pernah berkata bahwa Alaric menolak sebuah pertunangan demi dirinya. Saat itu, Celestine dengan nada marah mulai menjelaskan siapa dirinya dan hubungannya dengan Alaric.
"Aku adalah Celestine."
"Alaric seharusnya bertunangan denganku, tetapi dia menolak demi dirimu."
Eleonora merasa jantungnya berdetak lebih cepat. Ia tidak tahu bagaimana harus merespons. Sementara itu, Alaric berdiri dengan sikap dingin, tidak menunjukkan sedikit pun emosi.
"Celestine, aku tidak memiliki perasaan cinta padamu. Tidak ada gunanya memaksakan sesuatu yang tidak ada."
Celestine terdiam sejenak, lalu kembali menatap Eleonora. "Kau telah menghancurkan semua rencana yang telah disusun bertahun-tahun. Kau hanya gadis rendahan, apa yang membuatmu begitu istimewa?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Love letter Eleonora || Tamat
FantasyEleonora Octavia, gadis cantik jelita dengan hati suci, tak pernah menyangka hidupnya akan terjerat dalam pusaran cinta terlarang. Kehidupannya yang sederhana dan damai seketika sirna saat ia diculik para prajurit istana dan dipaksa menjadi selir sa...