Pensil dan Pulpen

2.2K 118 49
                                    

Pada suatu masa hiduplah seekor, eh seorang, mungkin lebih cocok sebuah pensil bernama Pensil. Pensil yang malang ini baru saja diputuskan oleh pacarnya yang cantik jelita, sebuah penghapus bernama Apusan. Usut punya usut diperkirakan Apusan memutuskan Pensil setelah ketahuan selingkuh dengan penggaris bernama Mistar.

Pensil yang merasa hidupnya tidak berarti lagi, memilih untuk bunuh diri saja. Dengan cara melompat dari atas lemari belajar. Sewaktu Pensil mengambil ancang-ancang untuk melompat, terdengarlah teriakan pulpen bernama Pulpen.

"Pensil! Tunggu, apa yang sedang kau lakukan!?" Suara Pulpen mengiba.

Pensil memalingkan pandangan, wajahnya bersimbah air mata, "Aku mau mati saja, Pul. Tidak ada gunanya lagi aku di sini."

"Jangan begitu, Sil. Kamu masih muda. Batanganmu pun masih panjang. Jangan kau sia-siakan begitu saja."

"Ta-tapi Apusan menghianatiku, Pul. Padahal aku sangat mencintainya! Kubiarkan dia menghapus tulisan yang kubuat setiap hari."

"Sil, tenang, cewek kan bukan cuma Apusan aja. Masih ada Rara si rautan, atau Kopen si kotak pensil. Ayolah, jangan bunuh diri. Itu tidak baik, dosa tau..."

Pensil mengusap air matanya. Dia menjauh dari tepi meja. "Bener juga ya, apalagi aku langsing dan tinggi. Pasti banyak yang naksir aku."

"Betul, Sil."

Akhirnya Pensil tidak jadi bunuh diri, berkat sahabatnya Pulpen yang selalu menyemangatinya.

Moral cerita ini : Kalau mau bunuh diri jangan sampai ketahuan si Pulpen.

Ka•Ce•A [Kumpulan Cerita Absurd]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang