...
Herbert sibuk dengan tumpukan berkas hasil rapat dan berbagai laporan keuangan perusahaan, saat Sammon masuk ke dalam ruangannya tanpa permisi.
Duduk dengan kaki beralas pantofel mahal yang dengan tanpa etika diletakkan di atas meja, tepat disamping sebuah asbak kosong yang dijadikan hiasan.
"Berapa lama kau di bar semalam?" Jemarinya menggulir layar ponsel yang menampilkan hasil laporan dari berkas yang bawahannya kerjakan, membubuhkan tanda tangan sebelum kembali menatap pada sang sepupu yang masih berkutat dengan dunianya.
"Tidak sampai satu jam, dan aku pulang" Jawaban yang membuat Sammon menarik sudut bibirnya ke atas, mengejek sang sepupu yang ternyata tak seberuntung saat mengendalikan roda perusahaan besar miliknya.
"Siapa yang kau temui?" Masih penasaran dengan sosok yang bisa membuat sepupunya yang dikenal piawai dalam menghadapi tantangan, harus pulang dengan tangan kosong.
"Primadona"
"Memang kau kurang beruntung kawan" Sammon bergumam pelan.
Primadona, tidak salah nama itu tersemat untuk seorang penghibur yang bisa dibilang tidak tersentuh. Selalu memberikan kejutan untuk semua pelanggan yang ingin menikmati waktu lebih dengannya. Bahkan sampai sekarang, belum ada yang bisa mengajak sang primadona untuk keluar dari ruangan yang dikhususkan untuknya itu.
"Kau tidak ingin mencoba yang lain?" Tawar Sammon dengan layar ponsel yang sudah menampilkan sederet talent yang berhasil diajaknya kencan.
"Aku tidak tertarik" Jawaban memuakkan yang membuat Sammon geram. Saudaranya ini terlalu lama mendekam dan berkencan dengan tumpukan berkas, enggan bersosialisasi dengan dunia luar jika tidak diperlukan atau tidak menguntungkan.
"Ayolah, apakah kau tidak ingin menikmati malam panjang atau kencan sehari dengan mereka?" Sammon menyerahkan ponsel miliknya disamping berkas milik Herbert yang hanya di lirik sekilas. Menatap pada foto-foto yang Herbert yakini adalah talent dari bar yang semalam dia singgahi.
"Aku sudah tidak tertarik" Ponsel dengan harga puluhan juta digeser hingga ujung meja. Pemilik ponsel hanya menghela napas lelah.
Sammon tau Herbert memang pekerja keras, tapi dia tidak berfikir kalau sang sepupu akan sekeras ini untuk hidupnya sendiri. Makanya dirinya berinisiatif mengajak sang sepupu menikmati gemerlap dunia malam yang indah, mencicip nikmat bermain dengan beberapa pria maupun wanita yang bisa memuaskan atau memanjakan mereka.
Sammon sempat senang sang sepupu tertarik pada sosok primadona, yang hanya bisa dia ajak bermain catur juga kartu sambil bercengkrama sedikit. Tanpa bisa membuat sang primadona keluar berdua atau hanya sekedar saling menyentuh.
Tapi nyatanya rasa penasaran sang sepupu hanya sebatas itu, tidak ada lagi niatan sang sepupu untuk kembali ke bar dan menukar nasibnya untuk bersenang-senang dengan talent lain. Atau haruskah Sammon mengajak Herbert secara paksa?. Bukan ide buruk bukan?.
KAMU SEDANG MEMBACA
Break The Rules (Heejake)
FanfictionKarena rasa penasaran akan menjebak siapa saja yang sudah mengikuti tanda yang seharusnya tidak pernah kau lalui sebelumnya