5 hari yang lalu
haruto menggenggam tangan ibu nya yang terbaring lemah diruang UGD, matanya menyendu dikala melihat ibu nya yang menatapnya dengan tatapan lembut tapi terlihat rapuh, yang membuat haruto sakit dibuatnya.
"haruto.." panggil ibu haruto lirih.
"iya bu? kenapa? ibu mau minum? atau--
"gapapa, ibu ngga mau minum." balas ibu haruto dengan senyum nya, ia mengelus surai haruto dengan lembut.
"sayang.. ibu pernah bilang kan ke kamu? jangan pacaran dulu ya? kamu masih kecil.. masi anak SMA.. kejar apa impian kamu dulu, baru kamu bole pacaran." ucap ibu haruto dengan tangan yang tak henti mengelus surai haruto.
haruto hanya diam dengan tatapan yang sedih, ia juga bingung dengan situasi saat ini. ia tak bisa menjawab apa yang ibu nya katakan, haruto hanya diam dengan pikiran yang runyam. haruto tidak ingin ibu nya kecewa, tapi haruto pun tak ingin jeongwoo sakit karenanya.
•••
jeongwoo melamun dengan manik yang menatap cantik nya bulan malam ini, dengan pikiran yang berkecamuk jeongwoo menggigit kukunya hingga mengeluarkan darah."ck kebiasaan, bisa ngga sih kalo lagi ada masalah jangan gigitin kuku? liat kuku lo berdarah kan? jangan digigitin lagi! nih bersihin darahnya dulu!" omel mashiho dengan tatapan yang kesal, tapi jeongwoo tau bahwa mashiho khawatir denganya. jeongwoo hanya terkekeh pelan.
"lo kenapa? ada masalah?" jeongwoo hanya menggeleng dengan senyum tipis nya.
"lo butuh waktu sendiri ya? lo tenangin diri lo dulu, kalo lo udah tenang lo bisa cerita ke gw. jangan gigitin kuku lo lagi ya?" mashiho menepuk kepala jeongwoo lalu pergi dari balkon, jeongwoo hanya menggangguk dan tersenyum manis.
sejujurnya jeongwoo bingung sekarang, beberapa hari yang lalu haruto mengirimkan pesan padanya bahwa dia tidak bisa melanjutkan hubungan nya lagi, dengan alesan ia tak ingin ibu nya kecewa.
jeongwoo tau apa yang membuat haruto melakukan semua itu, jeongwoo tau bahwa haruto tidak boleh menjalin hubungan dengan siapapun sebelum dia dewasa. jeongwoo memang sudah tau, tapi apa boleh buat haruto membuatnya jatuh.
jeongwoo membalas pesan haruto agar haruto merasa tidak sendiri, tetapi pesan tersebut hanya dibaca oleh haruto, haruto tak menjawab nya sedikit pun.
"gw juga punya hati to.."
•••
"jangan lari dari masalah, bangsat! kalo lo cowo, lo ngga akan lari dari masalah! lo bisa bicarain ini baik baik, ngga seharusnya lo nyembunyiin semuanya!""gw ngga bisa jelasin." jawab haruto.
"to, kenapa disaat gw bener bener ngga mau percaya sama siapapun lo dateng dengan sikap lo yang bikin gw pikir lo beda dari lainya. tapi kenapa setelah gw percaya sama lo, lo pergi gitu ajah! kenapa? KENAPA BAJINGAN?"
"brengsek! kenapa seolah olah lo yang paling sakit disini? gw juga sakit haruto!! gw selalu perang sama pikiran gw kalo lo beda dari lainya, gw selalu bilang lo beda dari dia, disaat mereka bilang kalo lo ngga beda jauh dari dia! TAPI KENAPA LO SENDIRI YANG NGEBUKTIIN KALO LO SAMA KAYA DIA! LO JAHAT!!"
"lo bawa gw sejauh ini cuman untuk ngerasain trauma sama trust issue lagi?"
hening.
"sorry gw kelepasan, sorry.." ucap jeongwoo lirih, ia menunduk setelas sadar apa yang ia katakan. jeongwoo melenggang pergi tak ingin menatap manik haruto.
haruto hanya diam melihat kepergian jeongwoo, dia tak berniat untuk mencegahnya. mungkin penjelasanya hanya membuat semuanya akan berantakan, tapi benar apa yang dikatakan jeongwoo, ia lari dari masalah.
"jeongwoo, maaf.." tidak dapat ditahan lagi, haruto meneteskan air matanya membiarkan sesak memenuhi dadanya.
•••
"dulu gw pikir lo senja to, yang indah untuk dilihat dan dimiliki, walaupun senja hanya sebentar tetapi ia akan datang diesoknya."
"dan ternyata lo pelangi, yang indah dan hadirnya hanya sesaat."
tak jauh berbeda dari haruto, jeongwoo pun sama sakitnya. ia menangis sesenggukan.
jika dari awal tidak bisa, akhirnya pun tidak akan berubah.
15/7/24
HAI! oneshoot ini aku ambil dari kisah nyata ku hehe, tapi ini ngga sepenuhnya cerita asli yaa‼️
sudahh yaa terimakasii, bye byee‼️💥💥
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot
RandomTreasure oneshoot Yoshwan Dodam Hajeongwoo Junshiho Jaesahi Hoonsuk