7 : ih kasiaann

398 50 4
                                    



Dua namja itu sudah sampai di parkiran, dimana sekarang Mingyu sedang memasangkan helm di kepala si manis. Bukan Myungho yg mau, tapi Mingyu yg memaksa.



"Ugh, berat banget–eh?"


Minghao bingung, tiba-tiba saja kakinya tidak lagi menginjak tanah. Dengan Mudahnya Myungho diangkat ke atas jok motor besar Mingyu, si manis mengerjapkan matanya berulang kali.

"Uwaah, kuat banget" Kagum si manis dengan mata berbinarnya menatap Mingyu, Yg lebih tua terkekeh sebentar lalu ikut naik ke atas motornya.




"Oke! Kajja!" Seru Myungho, mata Mingyu membulat. Jika di cerita-cerita lain untuk mendapatkan pelukan di pinggang harus melajukan motor dengan cepat dahulu namun lain halnya sekarang, Myungho sudah memeluk Mingyu tanpa diberi perintah sama sekali.


"Kamu ngapain meluk?" Bodoh! Mingyu bodoh! Kenapa pula ia bertanya begitu? Jelas-jelas ia menyukainya.

"Eung? Gakpapa, takut jatuh aja, biasanya gini juga kok kalo naik ojek" Jawab Myungho, pelukannya tak ia lepas dan Mingyu bersyukur atas hal itu. Tapi? Ojek? Peluk?







"Mulai sekarang kamu gak boleh naik ojek!"







___________________









Saat ini langit sudah gelap, dimana hiruk pikuk kota Seoul masih saja berlanjut.

Kini Mingyu baru saja turun dari motornya, di depannya sudah ada toko yg ia tahu menyediakan berbagai alat potret.


Ia awalnya memang ingin membeli lensa ganti untuk kameranya, namun bukan toko yg saat ini ia datangi yg menjadi pilihannya. Namun sekarang ia mau tak mau menuju ke toko ini karena di toko yg biasa ia kunjungi sedang kehabisan stok lensa yg cocok dengan kameranya.




Euhh... Mingyu benci ada di sini, lebih tepatnya di lingkungan tempat toko ini berdiri sebenarnya. Sudahlah, lebih baik selesaikan urusan lensanya terus segera pergi dari tempat ini, begitu pikir Mingyu sebelum melangkahkan kakinya masuk ke dalam toko.















"Gue lagi nyari lensa buat kamera gue dulu, kuda!"

Taulah siapa yg saat ini Mingyu katai "kuda" dari seberang sana, baru keluar dari toko dirinya sudah di telepon Seokmin. Masih mending kalau hanya telepon biasa saja, ini malah repot-repot melakukan panggilan video.


Kangen apa sama wajah tampan Kim Mingyu ini.



"Lo lagi dimana sih? Nih semua orang udah ada di cafe njir, lupa lo kalo kita pengen ngumpul?"

Sial, Mingyu baru ingat kalo dia punya janji untuk berkumpul dengan para "penunggu cafe Jeonghan", jangan heran dengan julukan geng mereka, orang Seokmin yg kasih nama.

" Ahh... Nggak, gua inget kok, cuma gue habis dari beli lensa dulu ini... " Bohong, daripada nantinya ia malah dapat semua makian dari kebiasaan buruknya itu.

Iya, kebiasaan. Kata lupa atau terlambat saat ada janji sudah jadi kebiasaan seorang Kim Mingyu. Itulah kenapa teman-temannya biasanya hadir bagai alarm baginya.


"Yaudah kita tunggu, cepetan lo! Mumpung Myungho udah mulai ikutan gabung ini"

Setelah berucap begitu, Seokmin menggeser sedikit headphonenya sampai muncul sekilas wajah manis yg Mingyu tahu itu milik siapa.

Tut–

Tidak sopan sekali memutuskan sambungan telepon begitu saja, pamit kek, salam kek. LEBIH TIDAK SOPAN LAGI membawa-bawa nama si manis kali ini.

JUST FOR YOU || gyuhaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang