[2] Malvin & Sea

949 16 0
                                    

Malvin melirik ke samping kirinya, terlihat Sea yang ribut sendiri menahan rangsangan dari vibrator yang telah terpasang sempurna di dalam vaginanya. Gadis itu terus menggeliat dan meliuk-liukkan tubuhnya secara abstrak. Wajahnya yang merah merona semakin menambah kesan erotis bagi Malvin.

"Kak, matiin itunya. Sea ahh nggak kuat ahh." Sea berusaha melepaskan celana vibrator itu dengan menurunkan paksa. Tapi karena pada dasarnya terkunci gembok, celana dalam itu tidak mudah lepas begitu saja.

Malvin tersenyum miring melihat adiknya yang semakin kelonjotan seperti keenakan. Kedua payudaranya yang menonjolkan puting membuat Malvin meneguk ludahnya sendiri, mencoba bersabar agar tidak langsung menerkamnya. Tangan kirinya memegang remot kontrol vibrator, memencet suatu tombol di sana hingga kecepatan vibrator di vagina Sea menjadi bertambah hampir mencapai level maksimal.

"AHHHH KAKAK! MPHH GELI!" teriak Sea dengan mata melotot sempurna. Kepalanya menggeleng ke kanan dan kiri menahan sesuatu yang ingin keluar dari lubangnya.

"Sea mau pipis ahh!"

Cekalan tangan Sea di kursi mobil semakin mengerat dengan disertai nafas terengah-engah. Tak lama kemudian cairan orgasme miliknya muncrat keluar hingga celananya terasa basah akan cairan itu.

"AHHHHHHH!" jerit Sea dengan tubuh bergetar hebat.

Nafas Malvin semakin memberat melihat pemandangan indah yang tersaji di depan mata. Adiknya berkali-kali lipat lebih cantik dan seksi ketika orgasme. Ia bersumpah akan menghujami dengan kasar lubang Sea hingga gadis itu tak bisa berkata-kata lagi selain memohon ampun. Tangan kirinya terulur menyentuh penisnya yang mulai berdiri tegak, ia mengelus dengan pelan seraya memejamkan mata.

"Sabar, nanti pulang sekolah lo bakal nempatin sarang lo," gumam Malvin mendesah pelan.

Tiba-tiba Malvin berdecak pelan. "Sial! Gue nggak bisa nahan ini!"

Malvin pun dengan cepat menepikan mobilnya ketika berada di jalanan yang lenggang. Setelah aman, tangan kanannya terulur mencengkram dagu Sea dengan kasar. Malvin memejamkan matanya meresapi nafas memburu Sea yang menerpa wajahnya. Gadis itu tampak letih karena sudah berkali-kali mengeluarkan cairan orgasme. Matanya yang sayu mengundang ia untuk memperkosanya sekarang juga.

"Enak kan? Mulai sekarang gue pastiin lo bakal keenakan tiap hari dan buat lo orgasme minimal 50 kali sehari," bisik Malvin dengan tangan kiri menyampirkan anak rambut Sea yang sedikit berantakan.

"Cantik." Malvin tersenyum lebar.

"Sea capek ahh, berhentiin itunya, Kak." Tatapan Sea semakin sayu dan redup, tetapi mulutnya terus menganga karena mengeluarkan desahan tiap detik.

Tak kuasa menatap Sea, Malvin segera membungkam bibir gadis itu menggunakan bibirnya. Lumatan demi lumatan ia berikan untuk mencari kepuasan sendiri. Bibirnya terus menyesap bibir Sea dengan kasar karena merasa nikmat dan candu.

"Mphhh mphhh!" Sea memukul-mukul bahu Malvin dengan kuat karena merasa kakaknya itu terlalu kasar, bibirnya terasa perih.

Sea terus meronta-ronta agar terlepas dari Kungkungan kakaknya. Namun hasilnya nihil, karena kekuatan mereka yang tak setara. Malvin terus menggila dengan menggigit-gigit pelan bibir Sea hingga mengajak lidah gadis itu untuk berperang di dalam. Tak lupa tangan kiri yang meremas kasar kedua payudara Sea bergantian.

"MPHHHH!" Sea memukul tangan kiri karena merasa ngilu di payudaranya.

Selang beberapa menit barulah Malvin melepaskan lumatannya. Lelaki itu terkekeh puas melihat bibir Sea menjadi bengkak karena ulahnya.

"Bibir lo enak, manis." Tatapan Malvin terlihat cabul tetapi masih saja tetap tampan.

Sea yang sudah lemas dan tak memiliki tenaga hanya diam dengan mulut terbuka yang terus mengeluarkan desahan manis.

"Karena lo udah buat gue seneng, gue punya hadiah lagi buat lo," ucap Malvin seraya tersenyum lebar.

Malvin membuka dashboard mobilnya, lalu meraih sebuah borgol besi. Ia menarik kedua tangan Sea dengan sedikit kasar agar berada di belakang tubuhnya. Malvin pun memborgol kedua tangan Sea di belakang punggung dengan senyuman yang tak pernah luntur.

"Kak Malvin! Sea nggak mau diborgol kayak tahanan! Ihh lepasin!" jerit Sea seraya meronta-ronta.

Jengah melihat Sea yang tak menurut, ia pun menjambak rambut gadis itu dengan kuat. Kepala Sea pun menjadi mendongak dengan ringisan kesakitan keluar dari bibir gadis itu.

"Arghhh sakit, Kak!"

"Diem, Sea! Tugas lo cuma nurut sama gue!" Malvin menatap tajam mata Sea hingga gadis itu sedikit takut.

Sedetik kemudian, Malvin tersenyum manis yang tampak menyeramkan di mata Sea. "Jadi anak baik, ya?"

Sea meneguk ludahnya dengan susah payah, kemudian menganggukkan kepalanya meskipun kesusahan. Barulah setelah itu Malvin melepaskan jambakan pada rambut Sea. Gadis itu terus mengikuti segala hal yang dilakukan Malvin, seperti sekarang yang sedang mengobrak-abrik dashboard mobil. Malvin mengeluarkan sebuah benda asing yang bentuknya seperti rantai, tapi pendek.

"Itu apa, Kak?" tanya Sea sedikit takut.

Malvin tak menjawab, lelaki itu meraih tubuh Sea agar lebih dekat dengannya. Tiba-tiba ia mencubit puting Sea yang mana membuat gadis itu tersentak kaget.

"Kak Malvin!"

"Arghhh sakit! Itu buat apa, Kak? Jangan diteken, sakit!" Sea sedikit terisak karena merasakan sakit dan ngilu pada kedua putingnya yang dijepit kuat.

Malvin tak merasa kasihan sedikitpun, malahan lelaki itu menekan tombol vibrator agar menjadi ke level maksimal. Sea yang tak siap dengan itu langsung menjerit kuat seraya mendesah-desah. Antara nikmat, sakit, dan ngilu yang gadis itu rasakan saat ini.

"Mphhh ahhh ahhh! Sakithh ahh!"

"Eunghhh ahhh!"

Baru saja ingin menyesuaikan rasa sakit yang dirasakan, tiba-tiba mulutnya dibungkam oleh benda besi yang tengahnya bolong. Hal itu membuat mulutnya terus menganga lebar hingga air liurnya menetes ke bawah.

"Ahhh lephwasin, Kak!"

Malvin tersenyum puas setelah memasang ring gag ke mulut Sea. Sekarang gadis itu sudah lengkap dengan atributnya.

"Bagus! Lo semakin cantik kalo kayak gini, little bitch!"

Malvin menarik tubuh Sea agar turun ke bawah, menyuruh gadis itu berjongkok di hadapannya. Sea yang kesulitan mengatur tubuhnya hanya pasrah mengikuti instruksi sang kakak. Namun tak lama ia dikagetkan dengan penis Malvin yang sudah mengacung tegak di depan mukanya. Ia pun mendongak menatap Malvin dengan pandangan bertanya. Malvin menahan nafas melihat Sea yang berjongkok seraya mendongak, gadis itu sudah mirip dengan seorang jalang yang sudah siap dihabisi pemiliknya.

Dengan dada bergemuruh dan nafas memburu, Malvin segera mendorong kejantanannya ke mulut Sea hingga gadis itu tersedak karena kaget.

"Eunghh uhuk uhuk!" Sea terbatuk-batuk dan merasa ingin muntah karena besarnya penis Malvin yang bersarang di kerongkongannya.

"Eunghh mphhh mphhh!" Suara desahan Sea mulai terdengar disaat Malvin menggerakkan penisnya di dalam mulut gadis itu.

"Hisap sayang. Ahh yaa terus begitu ahh."

Malvin memejamkan mata menikmati penisnya yang sedang dihisap oleh Sea dengan amatir.

SHORT STORY (1821+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang