Part 6

3 0 0
                                    

selamat membaca^^

***

Setelah melewati malam yang penuh emosional itu, Alina memilih menginap di rumah orang tuanya, menuruti permintaan ibunya. Selain sudah sangat malam, kondisinya juga kurang baik untuk dia menyetir sendiri pulang ke apartement. 

Keesokannya di hari minggu, ketiga anggota keluarga itu sarapan seperti biasa. Namun ayahnya menunjukkan sikap dingin kepada Alina, sapaannya pagi itu tidak direspon sama sekali. Tidak ada percakapan sama sekali di meja makan itu, hanya ada suara alat makan yang saling beradu.

Sampai di sore hari ketika Alina memutuskan untuk pulang ke apartementnya, sang ayah belum memberinya keputusan tentang kelanjutan perjodohannya setelah dia mengungkapkan rahasia tentang masa lalunya dengan Kafka. Ayahnya bisa saja tetap mempertahankan perjodohannya dan ini membuat Alina was-was.

"Kamu tenang aja, mama akan berusaha ikut bujuk papa." ibunya berusaha menenangkan, kemudian dibalas sebuah pelukan oleh Alina. Wanita yang melahirkannya itu selalu menjadi malaikatnya. 

Sang ibu telah mengalami masa sulit selama menjadi istri ayahnya, dan pernah Alina kecewakan karena kesalahannya, tetapi sekarang masih mengusahakan kebahagiaan putri tunggalnya.

***

Setelah jam makan siang, di hari senin ini, Danu Atmadja memiliki jadwal rapat tentang rencana kerja sama perusahaannya dengan Alan Wardhana, dan akan dilaksanakan di kantor Alan. Kerja sama ini terjalin di luar rencana perjodohan putra putri mereka.

Saat memasuki ruang rapat, sudah hadir di sana Alan Wardhana yang duduk di salah satu kursi. Selain itu ada pula putranya, Kafka, yang begitu menyadari kedatangannya langsung menunjukkan senyum padanya. Namun bukannya membalas, Danu hanya menunjukkan wajah datarnya. Ia tengah menahan kuat-kuat amarahnya sekarang. Ingin sekali ia mendaratkan bogeman di wajah itu, setelah rahasia yang ia dengar dari putrinya.

Setelah satu jam lebih sedikit, rapat itu usai dengan kesepakatan bersama. Orang-orang meninggalkan ruang rapat satu per satu, termasuk juga Alan. Ketika Kafka juga akan beranjak pergi, Danu menahannya.

"Kafka, bisa kita bicara sebentar, berdua." ucap Danu yang berupa kode untuk sekretarisnya untuk meninggalkan mereka berdua di ruangan tersebut.

"Sure, om."

Seusai memastikan mereka hanya berdua di sana, Danu memulai pembicaraannya.

"Terkait dengan perjodohan kamu dan Alina..." Kafka kira Om Danu akan berbicara tentang kerja sama mereka, tetapi ternyata tentang dia dan Alina. 

"Sebelum pertemuan di makan malam, saya pertama kali membicarakannya dengan Alina, dan apa yang saya dapat... adalah sebuah penolakan." Kafka menelan ludah susah payah.

"Awalnya saya pikir ia menolak karena tidak mau calon pasangannya diatur, tapi kemudian di acara makan malam, Alina kembali menunjukkan penolakannya, setelah pulang pun Alina tetap memegang teguh keputusannya itu, bahkan sambil menangis, tentu ini membuat saya bertanya-tanya." mendengar cerita itu Kafka semakin menundukkan kepalanya dan gerak geriknya itu tidak luput dari pandangan Danu.

"Dan kamu... mungkin tau apa penyebabnya..." Kafka seketika mendongak dan matanya langsung bertemu dengan tatapan tajam Danu, "Alina... sudah cerita semuanya."

"Saya minta maaf-"

"Saya tidak menyangka kamu adalah laki-laki yang telah menghamili Alina dulu. Kamu meninggalkannya begitu saja, membuat dia melewati kehamilan dan melahirkan sendiri di usia muda."

"Alina... melahirkan?" Kafka sangat terkejut mendengar perkataan Danu Atmadja.

"Iya, dia melahirkan anaknya, dia memilih mempertahankan anaknya, tidak seperti kamu, laki-laki tidak bertanggung jawab yang memilih untuk menghilangkan nyawa calon anak sendiri."

Berakhir dengan Siapa?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang