7. Permusuhan antara Kakak dan Adik

111 6 1
                                    

"Jika satu anggota menyalahkan ku, lantas aku harus berlindung ke siapa lagi tuhan?"

Selamat membaca

🌼🌼🌼

"Bunda nikah lagi?!! kenapa enggak ngabari gue??"

Alana terkekeh pelan, apa katanya enggak ngabari?? "Gue yang seharusnya bilang gitu ke lo kak, selama ini lo hanya fokus sama pendidikan lo bahkan gue udah lo lupain" ucap Alana.

Emang benar apa yang di kata kan Alana, selama ini Bumi hanya fokus pendidikan nya.

"Na, mau bagaimana pun juga lo juga harus ngabari gue. Ingat! gue ini masih abang lo" kata  Bumi sambil menekan kata abang.

Alana berjalan menuju balkon kamar, melihat langit malam di malam hari.

Tok...Tok...Tok

Suara ketukkan pintu berbunyi, tak selang lama lama pintu pun terbuka.

Melissa, tersenyum kepada Bumi putra sulungnya. "Nak, ayo ke bawah! makanan udah siap" kata melissa dengan lembut.

"Iya bun, bunda duluan aja ntar aku nyusul " balas Bumi tak kalah lembut.

Bumi melangkah ke arah Alana. "Ayo Na, ke bawah! bunda udah nungguin kita" ajak bumi dengan pelan.

Alana menatap Bumi dengan datar. "Lo aja, kan yang di suruh ke bawah lo bukan gue" ucap Alana ketus.

"Na... jangan egois, lo butuh asupan"

"Gue. Bilang. Lo. Aja."

Bumi menghela napas pasrah. Alana benar benar berubah, apa yang membuatnya berubah??

🌼🌼🌼

"Bumi, kenalin ini suami bunda dan ini adik tiri kamu nak" ucap Melissa.

Setelah makan malam selesai mereka pun berkumpul di ruang tamu, Bumi pun dikenalkan dengan keluarga barunya.

Bumi menatap ayah tirinya dan adik tirinya lalu tersenyum smirk. "Mereka sepertinya bukan orang baik " ucap bumi dalam hati.

Dug...Dug...

Semua arah mata tertuju kepada Alana yang baru saja turun ke bawah, Alana berpakaian rapi seperti mau pergi. Semua mata menatap Alana dengan heran, malam malam gini Alana mau kemana?? Alana berjalan begitu saja tanpa meninggalkan sedikit satu kata pun.

"Mau kemana kamu Alana?!! malam malam gini keluyuran, mau jadi apa kamu nanti!"

Alana menghentikan langkahnya lalu membalikkan badan, menatap semua anggota keluarga dengan tatapan datar.

"Na, lo mau kemana?? di luar dingin Na, jangan pergi ya" ucap bumi dengan lembut.

Alana menatap bumi dengan datar "bukan urusan lo!" kata Alana dengan lantang, Alana pun melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda.

"PEMBUNUH! KAMU PEMBUNUH ALANA!! GARA GARA KAMU SUAMI SAYA MATI, SEHARUSNYA KAMU YANG MATI ALANA"

Degg...

Seperti pisau tajam yang menusuk sampai keulu  hatinya. Ucapan yang dahulu pernah terucap kini ucapan itu kembali terdengar.

"Pembunuh??" guman bumi, ia kebingunan kenapa bunda menyebut Alana pembunuh??

"Bumi, dia pembunuh ayah kamu! AYAH KAMU MATI GARA GARA DIA! ALANA ANAK PEMBAWA SIAL!!" ucap Melissa.

"Aku bukan pembunuh" ucap Alana lalu membalikkan badan menatap semua anggota keluarganya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kisah Untuk AlanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang