FeiHua Family : Karya Wisata

394 37 9
                                    

.

.

.

"Li Lianhuaaaa!" Seorang pemuda dengan seragam sekolah menengah atas berlari menuruni tangga melingkar di mansion mewah keluarga Di.

"Jangan berlari saat menuruni tangga, kau bisa jatuh nanti," keluh seorang lelaki yang berusia akhir tiga puluhan ketika melihat sang putra semata wayang tak pernah mengindahkan ucapannya.

Yang dinasehati hanya memamerkan deretan gigi rapinya. Tak merasa bersalah atas kelakuan yang membuat ayah kesayangannya ini khawatir.

"Ada apa pagi-pagi sudah berteriak hmm?" tanya Li Lianhua sembari mengoleskan selai kacang dan coklat kesukaan sang putra pada selembar roti gandum.

"Aku lupa meminta tanda tangan untuk surat untuk karya wisata sekolah pekan depan." Pemuda tujuh belas tahun itu menyerahkan selembar surat juga pena di hadapan ayahnya. "Nah di sini, tolong tanda tangani di sini," desaknya.

Li Lianhua menautkan alis, ketika sang putra Fang Xiaobao mengarahkannya pada kolom 'setuju'.

Dengan santai ia berujar, "tunggu ayahmu, biar dia yang menandatangani. Tanganku kotor."

"Ayolah Li Lianhua. Pria tua itu pasti masih lama, kau tau sendiri berapa banyak waktu yang dia butuhkan hanya untuk menata rambut putihnya. Aku sudah sangat terlambat sekarang, dan suratnya harus diserahkan hari ini. Kau saja yang tanda tangan, ya ya yaa~," bujuk Fang Xiaobao dengan tatapan memohon.

Li Lianhua hanya tersenyum simpul menanggapi rengekan putranya. Dasar rubah kecil licik! Ia tau benar kalau Fang Xiaobao tidak mungkin lupa dengan masalah ini. Ia tau dengan jelas kapasitas otak putranya yang bisa dikatakan jenius.

Pemuda ini hanya sengaja memberitahu soal karya wisata di hari terakhir ia harus menyerahkan surat itu, tepat di pagi hari ketika ayahnya belum muncul. Sedikit mengeluarkan rayuan agar dirinya menyetujui surat izin ini.

Oh tapi Fang Xiaobao jelas salah memilih lawan. Memangnya dia pikir dari mana bakat licik itu menurun? Trik kecil seperti ini benar-benar bukan apa-apa di hadapan Raja Rubah Li Lianhua.

"Siapa yang kau panggil pria tua?" Suara berat menggema di ruang makan seiring dengan ketukan sepatu pantofel yang semakin mendekat.

Fang Xiaobao mendesah kecewa. Pupus sudah harapannya untuk bisa mengikuti perjalanan kali ini. Tapi ia masih memiliki satu jurus yang tersisa, berharap itu akan berhasil meski kemungkinannya sangat kecil. Ia lantas berbalik, memamerkan senyum ceria pada sosok tegap yang sudah berdiri di ujung tangga.

"Selamat pagi Ayah Di. Wah Ayah, kau benar-benar terlihat tampan dengan pakaian itu. Oh, apa jam tangan Ayah baru? Itu terlihat cocok denganmu. Ayah benar-benar memiliki selera yang bagus."

Sang kepala keluarga membuang muka, tak peduli pada ocehan putranya yang masih saja sibuk memuji penampilannya hari ini. Lebih memilih untuk mendekati pasangan hidupnya dan melabuhkan kecupan dalam di pelipis Li Lianhua.

"Selamat pagi, Sayang," sapanya.

"Selamat pagi juga, Sayang." Li Lianhua balas memberikan satu kecupan di pipi kanan sang suami.

Fang Xiaobao yang melihat adegan romantis sepasang love bird tua itu hanya bisa memutar malas bola matanya. Meski sudah menjadi makanannya setiap pagi dalam tujuh belas tahun ini, tetap saja ia merasa jengah.

Namun Fang Xiaobao buru-buru kembali memasang wajah manis. Mendekat pada sang ayah yang kini sudah duduk di kursi kebesarannya sembari menyesap kopi manis buatan Li Lianhua.

"Ada apa?" tanya datar sang kepala keluarga, Di Feisheng.

"Pekan depan, sekolah akan mengadakan karya wisata ke pantai selama dua hari. Dan ini surat izinnya. Ayah hanya perlu menandatangani di sini."

Alstromeria [MLC Oneshoot]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang