FeiHua Family : Liburan (2)

107 26 21
                                    

Kelanjutan cerita sebelumnya. Terimakasih banyak buat Rena_NaNo yang sudah memberi ide di cerita kali ini. Hope you enjoy it💕

.

.

.

Kegelapan masih membungkus semesta. Rembulan juga masih jumawa memamerkan pendar cahayanya. Suara dari hewan malam samar-samar menyemarakkan penghujung malam.

Namun di depan tenda tak jauh dari danau, delapan laki-laki beda usia kini telah berdiri beriringan membentuk lingkaran. Pria paling tua saat ini sedang memimpin untuk berdoa, sementara tujuh lainnya turut menundukkan kepala dan memejamkan mata. Beberapa khusyuk berdoa, sisanya mencuri kesempatan supaya bisa merapatkan kelopak mata sedikit lebih lama.

"Selesai!" ucap pria paling tua yang tak lain adalah Di Feisheng. Serentak semua orang mengangkat kepala.

"Matahari terbit tiga puluh menit lagi. Sedangkan waktu normal untuk sampai ke puncak sekitar empat puluh menit. Jadi bergeraklah lebih cepat jika tetap ingin melihat matahari terbit tepat waktu. Mengerti?"

Ada nada kesal dalam ucapannya dan semua orang mengerti dengan jelas hal itu. Mereka semua sudah diperingatkan untuk tidak tidur larut malam karena harus bangun sebelum fajar untuk mengejar sunrise di puncak bukit. Namun sekelompok remaja ini tetap bebal dan berakhir sulit dibangunkan. Alhasil kini mereka harus bekerja ekstra untuk sampai ke puncak bukit sebelum matahari terbit.

"Mengerti Ayah/Paman!"

"Kau, siapa namamu?"

"Yu ... Yuliang, Paman," jawab Xiao Yuliang terbata karena tiba-tiba ditunjuk tepat di depan wajahnya.

"Hmm. Kau jalan di depan dan pimpin rombongan. Untuk ke puncak hanya ada satu jalan naik dan turun, jadi seharusnya tidak akan tersesat meskipun kau belum pernah ke sana. Selanjutnya kau, kau, kau, kau, kau berjalan membentuk satu baris di belakangnya. Kemudian aku dan Li Lianhua akan mengawasi kalian di barisan terakhir."

"Kenapa kami semua harus membentuk satu baris sementara Ayah dan Li Lianhua berdua?" Pemuda berpipi gembil itu menyuarakan ketidaksetujuannya.

"Xiaobao, kau ingin mendebat Ayah sekarang atau segera bergegas untuk mengejar sunrise?"

"Hmmph!" Xiaobao hanya menggembungkan pipi, tak lagi bisa mendebat ayahnya.

"Baiklah pergi berbaris! Nyalakan head lamp! Kita berangkat sekarang!" titah Di Feisheng sekali lagi. Enam remaja di sana segera membawa diri seperti pengaturan yang telah ditetapkan.

Xiao Yuliang kemudian mulai bergerak memimpin jalan. Diikuti Heyu, Bai Shu, Neo, Xiaobao, serta Dongzhe dan dua orang tua yang berada di baris paling akhir, rombongan itu perlahan menjauh dari tenda.

Selama perjalanan menanjak, tidak ada percakapan yang terjadi. Semua orang menyimpan energi supaya bisa bergerak lebih cepat menuju puncak. Sesekali Di Feisheng akan berseru agar mereka tetap fokus dan berhati-hati. Meski medan tidak begitu sulit tapi embun membuat tanah sedikit licin. Selain itu, terdapat jurang di sisi kanan yang walaupun tidak dalam, itu akan cukup berbahaya jika seseorang tergelincir dan masuk ke dalamnya.

Dua puluh menit berlalu. Langit timur sudah nampak lebih terang meski matahari masih belum menampakkan diri. Rombongan keluarga FeiHua semakin memanjangkan langkah, tak ingin kehilangan momen langka untuk menikmati matahari terbit dari puncak bukit.

"Aahh!!" Suara pekikan tiba-tiba menggema di keheningan seiring tubuh Xiaobao yang roboh ke tanah.

Remaja itu tidak melihat jika tanah di depannya berlubang sehingga kaki kanannya terperosok ke dalam sana.

Alstromeria [MLC Oneshoot]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang