Happy Reading
Malvin Maverick
Tangan Malvin terus menggedor kaca mobil sampai akhirnya seorang pemuda membuka pintu mobil dan keluar.
"Kenapa?" tanya seorang pemuda yang berumur sekitar dua puluh tahun keatas yang tengah menggunakan jas berwarna hitam. Diikuti seorang pria yang cukup berumur yang keluar dari kursi pengemudi. Malvin tebak pria itu adalah supir.
"Ko kenapa sih, mobil lo udah nyerempet gue ya. Sampe jatoh kaya gini. Mata lo buta apa gimana sampe masih nanya kenapa. Ini udah jelas loh, kalo gue disrempet mobil lo!" cerocos Malvin dengan nafas yang menggebu-gebu. Meluapkan emosi.
Pria berjas itu mengangkat sudut bibir tipis miliknya dan menatap remeh kearah Malvin. Lalu mengeluarkan beberapa lembar kertas berwarna merah dari saku jas. Dan memberikan pada Malvin.
"Selesai kan?" ucap pemuda itu yang malah membuat Malvin semakin kesal.
"Sorry aja ya... gue bukan orang mata duitan yang gampang lo sogok. Disini gue butuh pertanggung jawaban lo, bukan duit lo!" kesal Malvin.
"Bukankah uang ini sama saja pertanggung-jawaban dari saya?" Tangan pria itu masih setia menyodorkan uang pada Malvin. Namun Malvin masih mempertahankan pendirian Malvin.
Sorry ya, walaupun ayah dan ibu Malvin tidak kaya. Bukan berarti membuat Malvin menjadi sosok pecinta uang. Karena menurut Malvin, tanggung jawab seseorang lebih penting daripada beberapa lembar kertas uang.
"Apa susahnya kamu menerima uang dari tuan saya, lebih baik sekarang kamu terima uang itu dan pergi. Karena tuan muda saya sedang ada urusan mendesak." Akhirnya sang supir bersuara setelah sendari tadi hanya diam.
"Gue maunya, lo tanggung jawab!" kekeh Malvin yang malah membuat pria itu muak dan melemparkan beberapa lembar uang tadi kewajah Malvin. Lalu masuk kedalam mobil dan bergegas pergi meninggalkan Malvin yang marah-marah ditepi jalan.
"Argh... sialan banget hidup gue, hari ini. Emang anjing itu orang."
Dengan perasaan kesal Malvin mengangkat motor untuk berdiri. Setelah itu menaiki dan pergi untuk pulang. Mengendarai motor dengan kecepatan penuh, meluapkan seluruh emosi dalam diri Malvin.
Setelah sampai rumah Malvin sedikit merasa aneh dengan beberapa mobil yang terparkir dihalaman rumah. Dan salah satu diantara mobil itu, ada satu mobil yang Malvin kenali.
"Ini kayaknya mobil yang tadi, gak salah lagi ini!" Malvin segera masuk kedalam dan betapa terkejutnya Malvin saat melihat seseorang dimasa lalunya datang.
"Bukankah kamu Avin?" ucap seorang paruh baya yang masih terlihat tampan.
"Sorry, gue bukan Avin. Mungkin lo salah orang." Malvin segera berjalan kearah ibunya dengan perasaan yang sudah bercampur aduk.
"Ouh, benarkah. Mari kita buktikan sekarang. Jika benar kamu adalah Avin bungsu Sequel yang menghilang. Maka ucapkan selamat tinggal untuk kebebasan mu!" ujar seseorang yang Malvin sendiri sudah lupa siapa orang itu.
"Ayah, Ibu usir mereka! Mereka pasti mau nyulik Malvin," pinta Malvin sambil menarik baju lengan panjang yang dikenakan sang ibu.
Ibu Malvin sendiri hanya bisa diam. Bingung harus melakukan apa sekarang. Karena kebenaran dan kekhawatiran yang sepuluh tahun ini selalu menjadi mimpi buruknya sekarang menjadi kenyataan pahit yang harus ditelan.
Ayah Malvin menarik tangan Malvin dengan lembut dan menuntun Malvin untuk duduk diantara ayah dan ibu Malvin.
"Malvin dengerin ayah, yah! Mereka adalah keluarga kandung kamu Malvin. Mereka kesini untuk menjemput kamu. Lelaki itu adalah ayah kandung kamu, dan disamping nya itu adalah saudara kandung mu Malvin."
"Engga! Mereka bukan keluarga kandung Malvin.keluarga kandung Malvin itu cuma Ayah," bentak Malvin dengan wajah yang memerah.
"Malvin! Ibu gak pernah ngajarin Malvin bentak orang yang lebih tua," tegur sang ibu dengan lembut.
"Maaf," lirih Malvin.
"Malvin, kamukan sudah tau jika kamu bukan anak kandung kami. Bukan maksudnya ayah mau ngusir Malvin dari sini. Tapi kembalilah kepada mereka Malvin, karena mereka keluarga kandung kamu," tutur sang ayah lembut berusaha memberikan nasehat untuk Malvin.
Malvin sendiri memang tau jika Malvin adalah anak angkat. Ayah dan Ibu Malvin mengangkat Malvin menjadi anak saat usia Malvin masih tujuh tahun. Saat itu ayah dan ibunya divonis tidak bisa memiliki keturunan dan akhirnya mengkat Malvin menjadi anak.
Saat itu ayah dan ibu Malvin menemukan Malvin yang tergeletak dipinggir jalan dalam keadaan mengenaskan. Dan langsung Malvin dirawat dirumah sakit. Saat ditanya orang tua Malvin kemana. Malvin bilang jika Malvin anak yatim piatu. Membuat kedua pasangan itu akhirnya mengadopsi Malvin sampai sekarang.
"Ayah... Malvin kan sudah bilang, jika Malvin itu anak yatim piatu dari lahir. Mereka itu cuma ngaku-ngaku Ayah," ucap Malvin.
"Kamu hilang saat usiamu tujuh tahun Malvin. Daddy yakin, kamu pasti masih mengenali wajah daddy, walaupun itu hanya sekelebat saja di memori mu!" ucap Graha.
"Gue gak inget lo siapa, lo itu cuma orang asing! Mending lo pergi ya njing," umpat Malvin yang membuat sosok pemuda yang sendari tadi diam langsung menyeret tangan Malvin sampai jatuh kepelukan pemuda itu.
Malvin langsung berontak didalam pelukan pemuda itu. Namun kekuatan Malvin tidak sebanding dengan pemuda itu. Membuat usaha Malvin sia-sia.
"Kamu tidak lupakan, denganku?" ucap pemuda itu tepat ditelinga Malvin.
"Ingatlah bego, lo kan yang udah nyerempet gue. Lo pemuda pengecut yang gak mau tanggung jawab. Lo itu pengecut yang bisanya cuma kabur dari masalah. Lo itu pecundang!" maki Malvin tanpa henti. Yang malah membuat pemuda itu geram dan langsung menggendong Malvin ala bridel style dan membawa Malvin pergi.
Sedangkan ibu dan ayah Malvin khawatir dengan anak mereka dan hendak menyusul Malvin. Namun segera dicegah oleh Graha.
"Kalian tidak perlu khawatir dengan Malvin. Karena Malvin anak kandung saya. Tidak mungkin saya mencelakai anak saya sendiri. Dan terima kasih telah membantu merawat Malvin selama ini. Jika kalian membutuhkan bantuan apapun dari saya. Saya siap membantu dengan senang hati. Kalian juga bisa menemui Malvin, tapi untuk hak asuh Malvin akan kembali kepada saya."
Jelas Graha membuat ibu Malvin menangis didalam pelukan sang ayah. Walaupun Malvin bukan anak kandung mereka tapi mereka menyayangi Malvin dengan setulus hati mereka. Tapi mereka juga tidak bisa egois, karena keluarga kandung Malvin lah yang berhak sepenuhnya atas Malvin.
"Tolong... jaga anak kami Pak," ucap ayah Malvin.
"Dia anakku!" tegas Graha dengan wajah datar.
Graha merasa tidak ikhlas saat anak bungsunya diakui oleh keluarga lain selain keluarga Graha. Karena menurut Graha, Malvin hanyalah milik keluarga Syaquel!
"Baiklah, kalau begitu saya pamit. Sekali lagi terimakasih." Setelah mengatakan itu Graha segera pergi menyusul putra sulung dan bungsunya yang sudah menunggu didalam mobil.
Jangan lupa vote and komen...
Semakin banyak vote semakin rajin upLope you
KAMU SEDANG MEMBACA
Malvin Maverick
Teen FictionKehidupan yang penuh ketenangan dan kebebasan yang dimiliki oleh Malvin. Harus sirna setelah kejadian yang selalu Malvin hindari terjadi. Ketenangan Malvin harus lenyap karena kedatangan keluarga kandung Malvin. Yang selama ini Malvin hindari. "Bu...