Mereka telah berbicara tentang dua anggota baru itu.. mereka berdua adalah Thia dan Aenon, Setelah melakukan double chek lagi dan background Enon yang ternyata anak kepolisian awalnya Rion marah besar dan terjadi keributan panjang tapi setelah itu.. Rion menceramahi mereka dengan aturan-aturan keluarga lagi, nasihat lalu beberapa pukulan sedikit pada yang merekrutnya barulah mereka berdua lolos dan menjadi anggota baru di keluarga.
Hari-hari pun berlalu dengan cepat Caine mengurus beberapa pekerjaannya, Rion juga sering pulang terlambat atau hampir tidak pulang.
Tapi meskipun Rion begitu.. misi dan pekerjaan yang harus mereka lakukan tersusun rapi dengan jadwal sempurna selalu terkirim ke Caine tepat waktu dan barulah dia yang menghandel sisanya, Caine awalnya khawatir dia tidak dapat melakukannya dengan baik tapi Rion ternyata mengirimi cara-caranya yang dapat ia mudah pahami dan ini berjalan dengan lancar.
Entah mengapa Caine merasa meskipun Rion sibuk dan jarang ada waktu untuk pulang dia selalu memperhatikannya dari jauh.
'Apa ini dia menulis semua caranya sendiri? Hem.. bau feromonsnya melekat di kertas.'Caine melihat coretan-coretan yang salah di lampiran itu dan tulisan yang terburu-buru tapi masih terlihat rapi dengan senyuman senangnya, dia jadi membayangkan berapa seriusnya Rion saat masih menulis ini.
'Lucunya...apa dia benar-benar..'Tok..tok..tok..
Suara pintu membuyarkan haluan Caine."Mami? Udah waktunya jadwal ketemu ma X."
"Iyaa, sebentar Key.."
Caine dengan hati-hati menyimpan buku itu kedalam laci pribadi miliknya dan menguncinya.
Akhirnya beberapa bulan terlewati dengan begitu saja, Caine terbangun dari tidurnya mendapati seluruh tubuhnya yang sudah terbiasa dengan periode panas Rion.
Awal pertama saat mengetahuinya dia sudah memantapkan akan membantu sampai akhir meskipun sulit tapi sampe beberapa bulan pun ini tetap sulit baginya tapi dia sudah terbiasa dengan sakitnya, meskipun sekarang dia tetap tidak bisa jalan dan memutuskan berbaring.
Dia menatap pria yang sudah terbangun lebih awal darinya, berada disampingnya sudah sibuk dengan berbagai berkas pekerjaan.
'Dia bahkan tidak melihatku yang baru bangun, minimal kasih morning kiss kek hmph..'Caine yang sedikit kesal langsung menutup matanya lagi ketika wajah Rion bergerak perlahan menoleh ke arahnya.
'Fiuh hampir aja keciduk....tapi kenapa jg aku takut keciduk liat dia?''Tidak..tidak..aku gk salah!kenapa aku takut keciduk? Tapi kenapa hening sekali ini? Apakah Rion udah pergi?'
Merasa tidak mendengar adanya suara kertas yang dibalik seperti tadi maupun suara apapun Caine perlahan membuka matanya mengintip sekilas, terlihat Rion menatapnya dengan senyuman yang tersungging diwajahnya.
"Selamat pagi... bagaimana dengan keadaan tubuhmu?"'Fuckkk awardawarkd bangett!! Maluu bangett a..ha..hahaT_T...'
Caine sangat malu sekarang terciduk berpura-pura tidur.. sekarang yang dia ingin lakukan hanya mengubur dirinya di balik selimut, tapi dia teringat dia belum membalas perkataan Rion dengan sedikit menurunkan rasa malunya dia membalas,
"Se-selamat pagi juga.. tubuhku baik-baik saja hanya...seperti biasa.. b-bawah..."Caine tidak melanjutkan perkataannya dan mengigit bibirnya, melihat hal tersebut Rion menangkup salah satu pipinya.
Jarinya bergerak mengusap bibir Caine secara perlahan, membuat mereka berdua saling menatap mata satu sama lain.
Rion akhirnya mendekatkan bibirnya kearah bibir Caine dan menciumnya dengan intens, Selang beberapa waktu Rion melepaskan tautan mereka dan mengecup bibir Caine singkat.
"Istirahat lah lebih lama lagi, aku akan membantumu mengoleskan salepnya.."

KAMU SEDANG MEMBACA
The Demon Of Mafia [BL]
FanfictionRion Kenzo, bos mafia dan royal alpha yang misterius, terjun ke dunia bawah dengan kekuatan demon god 'Chaos'. Masa lalunya yang kelam dan tragedi yang menghantui membuatnya reinkarnasi. Kini, dia menghadapi tantangan baru: menguasai dunia bawah dan...