24. back that time (14)

2.9K 285 9
                                    

Caine terbaring terengah-engah diranjang, kali ini Rion selesai lebih cepat dari biasanya. Dia menatap Rion yang sedang meminum air disebelahnya, Caine bangkit perlahan mendekatinya dan memeriksa tubuh alphanya karena merasa aneh kenapa secepat itu?!

Rion yang diperlakukan gitu hanya diam menonton dan malah memegang lalu mencium tangan Caine, Rion tersenyum tipis.
"Kenapa hm?"

"A-aku hanya mengecek apa benar-benar sudah selesai ruthmu?"
Caine gugup dan jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.

Rion terdiam sejenak lalu ia mendekati Caine dan mengangkat Caine dipangkuannya, Caine terkejut lalu sekarang mereka berhadap-hadapan menatap satu sama lain.
"A-apa? Kenapa tiba-tiba?

"Ceklah, kau bilang kau mau mengeceknya bukan?"
Rion memeluk Caine erat, menelusupkan wajahnya di dada bidang Caine dengan manja.

"Eum...aku gak ngerasain feromon apa-apa si...."
Ucap Caine merasa ragu dengan siklus Rion yang cepat terlewati dan kali aja Rion sengaja menyembunyikan feromonnya dari dia, mengingat Rion alpha dominant.
"Tapi aku akan memastikannya lagi!"

Rion hanya diam dan menatap gerak-gerik Caine yang memeriksanya dengan hati-hati, dalam hati sebenarnya dia tidak tahan karna ini terlalu imut baginya. Rion pun menatap hal lain disudut atau atap kamar.

Tokk..Tok..tok..
"Apa kalian berdua sudah selesai? Karna Caine yang ruth seharusnya cepat selesaikan? Rion kita harus pergi karna jadwal." Suara Pak Sui yang teriak dari luar yang samar-samar terdengar didalam akhirnya menghentikan tindakan Caine.

"Sebentar kalian tunggu aja di luar dan suruh anak-anak pakai baju formal aja!" Rion membalasnya dengan teriak lagi didalam dan baru beranjak dari kasur lalu pergi ke kamar mandi.

Caine hanya diam dan menatap kearah Rion dari tadi, dia merasa kesal. Caine tidak mau beranjak dari kasurnya dan diam menatap keberadaan si alphanya yang sibuk bersiap-siap.

'Emang harus mandi dulu membersihkan bau feromonsku yang nempel padanya! Liat dia bahkam menyemprotkan parfum! Sangat rapi apa dia akan selingkuh? Siapapun pasti bisa melihat dia akan pergi berkencan!'

Caine menatap Rion selekat-lekatnya agar Rion sadar, tapi Rion mengalihkan pandangannya secara sengaja darinya.

'Hisss.. apa-apaan itu?! Akukam hanya mau membenarkan dasinya! Biarkan aku yang melakukamnya!! Tapi aku terlalu malas untuk bangun! Setidaknya kemarilah!! Cium aku! Perpisahan! Ciuman juga perlu!'

Rion terdiam menatap dasinya yang belum ia ikat dengan benar lalu ragu-ragu menghampiri Caine yang terlihat badmood dan mencium Caine, Caine yang dari tadi menggerutu di dalam hatinya langsung melebarkan matanya dan membalas ciumannya dengan penuh gairah.

Mereka berdua saling menatap satu sama lain setelah tautan ciuman mereka terpisah.
"Tolong ikatkan dasiku.."

Caine tersentak dengan wajah memerah tidak berani menatap Rion dan mulai mengikatkan dasi Rion dengan cepat.
'A-apa-apaan itu?! Kenapa ekspresinya sangat lucu!! Dan kenapa dia tau? Apa dia cenayang atau apa???tidak baik..tidak baik...tidakk untuk hatiku..'

"Su-sudah selesai..."
Ujar Caine dengan menundukkan kepalanya karna malu, Rion menatap dasi hasil ikatan Caine yang tidak rapi hanya diam lalu mencium kening Caine. Dan barulah itu Caine menatap Rion dengan ekspresi malunya, lalu pandangannya turun beralih ke ikatan dasinya ke Rion.

Caine tersadar ikatan dasi yang dibuatnya tidak rapi dan dengan cepat membenarkannya.
"Ma-maaff.."

Rion hanya tersenyum diam melihat Caine dengan serius kali ini membenarkan ulang ikatan dasinya.
"Kali ini udah benar.."

The Demon Of Mafia [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang