Perkenalan

55 8 2
                                    

Suasana canggung semakin menyelimuti mereka. Laki-laki itu memperlihatkan anak-anak muda yang bermain basket.
"Aku sering ketaman ini hanya untuk menenangkan diri atau sekedar bermain basket." Ucapnya memecah keheningan.

Grizella menetapnya, "Bermain basket?" Tanya Grizella memikirkan kepalanya.

"Ya, terkadang aku dan sepupu ku bermain basket disini. Sekedar mengisi waktu luang setelah kuliah atau weekend." Jelas laki-laki itu.

"Kakak pasti sangat hebat bermain basket. Aku juga punya sepupu yang jago basket. Kalau dia ke indo, aku akan kenalin ke kakak." Ucap Grizella tersenyum ceria.

Laki-laki itu tersenyum membalas senyuman Grizella. Diam sejenak, ia berkata.
"Siapa namamu? Aku belum pernah melihatmu sebelumnya di kampus."
"Namaku Grizella. Aku mahasiswa baru. Hari ini aku baru saja selesai OSPEK." Jawab Grizella.
"Pantas saja aku belum pernah melihatmu. Ternyata maba ya." Kata laki-laki terjeda.
"Namaku Jovandra. Kamu bisa memanggil ku Vandra." Kata laki-laki itu bernama Jovandra.
"Dimana rumahmu? Hari sudah gelap, sebaiknya kita pulang. Orang tuamu pasti khawatir. Dan sepertinya, suasana hati sudah jauh lebih baik." Imbuh Jovandra pada Grizella.

Grizella baru sadar jika langit sudah gelap. "Mommy pasti khawatir. Apalagi aku belum menghubunginya." Batin Grizella.

"Aku tinggal di perumahan Goldenary blok G no.9." Jawab Grizella.
"Ayo kita pulang." Ajak Jovandra sambil digandengnya tangan Grizel menuju motornya.

Motor sport merah Jovandra melaju menuju rumah Grizella. Tak butuh waktu lama, mereka sampai didepan rumah Grizella.

Grizella turun dari motor milik Jovandra, dengan senyum manisnya ia berkata. "Terimakasih, kakak sudah mengantarku. Terimakasih juga sudah mengajakku pergi ketaman, dan aku minta maaf sudah merepotkan kakak."
"Tidak masalah. Lagi pula aku yang menawarkan tumpangan. Jadi tidak merepotkan sama sekali." Jawab Jovandra.

"Kalau begitu, aku pamit pulang dulu. Kamu masuklah ke rumah, malam ini anginnya cukup dingin." Imbuh Jovandra sambil menyalakan motornya. Grizella mempersilahkan Jovandra untuk pulang. Setelah dirasa derum motor itu sudah jauh, Grizella masuk kedalam rumah.

Saat Grizella memasuki ruang keluarga, mommy dan daddy terlihat sangat khawatir kepalanya.

"Sayang, kamu darimana saja? Kenapa tidak bisa dihubungi? Mommy dan daddy sangat khawatir. Mommy tanya ke Keyna kamu bersamanya atau tidak. Dan Keyna bilang kamu tidak bersama dia, terlebih lagi Keyna bilang kamu sudah menghubungi pak Aryo untuk menjemputmu." Cecar sang mommy
"Yang buat mommy semakin khawatir, pak Aryo bilang tidak ada telfon ataupun pesan dari kamu sayang." Imbuh sang mommy.

Melihat Jennie sang istri tidak bisa mengendalikan kekhawatirannya, Marvin selaku suami dan daddy Grizella pun menenangkannya.
"Sayang, tenangkan dirimu. Zella baru saja sampai, dia baik-baik saja. Biarkan Zella duduk terlebih dahulu untuk beristirahat." Ucap Marvin pada Jennie memintanya untuk duduk kembalik.

Marvin mendekati Grizella yang masih berdiri. Dengan lembut, Marvin mengusap kepala Grizella dan berkata.
"Baby, kamu masuk kekamar dulu. Bersihkan badanmu terlebih dahulu. Kamu pasti lelah, setelah dirasa sudah baik, kita makan malam bersama
Daddy dan mommy menunggumu diruang makan. Okey?"

"Baik daddy. Mommy, Zella keatas dulu." Ucap Grizella pada sang daddy. Marvin tersenyum menanggapi ucapan anaknya. Jennie pun menganggukan kepalanya sebagai persetujuan.

Grizella menaiki tangga menuju kamarnya. Sesampainya dikamar ia merebahkan tubuhnya. Pikirannya berkecambuk mengingat kejadian ditaman. Perasaannya sangat aneh, seperti ada ribuan kupu-kupu didalam perutnya.

Grizella beranjak dari tempat tidurnya. Bergegas membersihkan tubuhnya untuk menyegarkan pikirannya yang tak karuan.

Di ruang makan, Marvin dan Jennie menunggu putri tercinta. Melihat sang putri datang, Jennie mendekatinya untuk mengajak Grizella makan malam.

4LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang