BAB 19

158 130 31
                                        

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷

BAB 19

ALVA! BALIKIN SUSU GUE!” Suara teriakan seorang gadis cantik itu menggelegar di setiap sudut ruangan.

Ia mengejar kembarannya.

Alva adalah pelaku utama penyebab Agatha berteriak di pagi yang indah ini.

Merasa bangga karena berhasil mengambil susu milik Agatha, ia pun menjulurkan lidahnya tanda meledek.

Baginya melihat ekspresi kesal dan marah Agatha adalah kesenangannya tersendiri.

“GOBLOK! Setan lo! Balikin susu kotak gue Alva!” Keluar sudah sumaph serapah dari mulut Agatha.

Alva yang mendengarnya pun tertawa terbahak-bahak.

Agatha yang sudah terlanjur lelah menjalankan aksi andalannya.

Ia duduk di lantai.

“YA UDAH GUE NANGIS NIH?!” ancam Agatha pada Alva.

Alva yang mendengarnya terkekeh geli dan menjawab, “Nangis aj-” Ucapannya terpotong karena suara melengking dari tangisan Agatha.

SIAL! Dia nangis beneran, batin Alva panik.

“HUAAAA!! BANG ARSEN! ALVANYA NAKALLL HUAAAA!!!!” Tangis Agatha semakin kencang.

Tak lama Arsen datang menghampirinya. Laki-laki itu panic melihat adiknya terkapar duduk di lantai sambil menangis. “Dek! Lo kenapa?”

Masih dalam keadaan menangis, Agatha menjawab, “Alva nakalin Aca!” Setelah berujar demikian ia kembali menangis.

Arsen langsung mengeluarkan tatapan elang pada Alva. Alva yang merasa dirinya berada dalam zona merah pun tersenyum.

“Bercanda doang gue, Bang. Yaelah damai,” ucap Alva pada Arsen.

“Bangga lo? Minta maaf!” titah Arsen pada Alva.

Alva menelan ludahnya susah payah lalu ia pasrah dan meminta maaf pada Agatha.

Seperti rencananya, semua percaya bahwa Agatha menangis.

Gue suka nih kalo Alva dimarahin gini, xixixi batin Agatha merasa bangga sambil tersenyum.

Ini semua adalah rencananya untuk membalas perbuatan Alva. Berhasil.

“Maafin gue, ya?” ujar Alva tulus pada Agatha.

Agatha pun mengangguk, lalu berujar, “Ya udah, beliin susu kotak 10, ya!”

Alva yang mendengarnya sontak melotot. “Heh! Gue cuma ngambil 1 susunya dan ini masih belum gue buka. Masa gue suruh gantiin 10?!!”

MY BEST ENEMY ( TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang