Pangeran Jeongguk bersama para dua dayangnya dituntun oleh kasim Han menemui putra mahkota Taehyung yang sedang berlatih memanah, ini adalah kali pertama selama hidupnya menginjakan kaki pada area latihan kakaknya tersebut.
"Yang mulia, hamba telah membawa pangeran Jeongguk kehadapan anda..."
Kasim Han membungkuk memberi hormat pada putra mahkota Taehyung yang sedang sibuk mempersiapkan panahannya.
"Tinggalkan kami berdua" perintah Taehyung
Kasim Han kembali membungkuk hormat dan hendak meninggalkan mereka, akan tetapi kedua dayang Jeongguk tetap diam.
"Apapun yang terjadi kedepannya aku tidak akan melukai adikku. Pergilah, aku hanya ingin berdua saja bersamanya". Ucap Taehyung dingin
Jeongguk memberi kode agar kedua dayangnya pergi meninggalkannya sebelum amarah putra mahkota semakin membuncah.
"Bisakah kakanda mengajariku memanah?" Tanya Jeongguk
Putra mahkota yang terkenal dingin itu menatap pangeran Jeongguk sekilas dan kembali sibuk dengan anak panahnya.
"Kau akan terluka karena memegang benda tajam seperti ini" ucap Taehyung
"Bukankah aku punya kakanda yang dapat melindungiku?" Sahut Jeongguk
Taehyung seketika membeku di tempatnya, sebesar itu kepercayaan yang diletakan Jeongguk terhadapnya.
"Kau dapat berlatih lain kali, lagi pula pakaianmu sekarang tidak cocok untuk berlatih memanah"
Jeongguk melirik pakaiannya, apakah yang salah dengan pakaiannya. Jeongguk merasa tidak salah, tapi jika dibandingkan dengan pakaian kakaknya tentu saja sangat berbeda.
"Sempurna" kata Taehyung
"Kau sangat hebat..." puji Jeongguk
Putra mahkota menatapnya dengan percaya diri "aku harus hebat setidaknya untuk mengajari anak-anakku nanti..."
Jeongguk merasa pipinya memanas, ia menunduk untuk menutupi semburan merah pada pipinya. Putra mahkota sukses menggodanya, dan Jeongguk malu.
"Permisi yang mulia... hamba datang membawa air agar yang mulia tidak merasa haus..."
Jihoon, anak salah satu pelayan istana itu tiba-tiba menghampiri keduanya dan membawa secangkir air yang diberikan kepada Taehyung.
"Terima kasih... dan silahkan tinggalkan kami berdua Jihoon"
Jihoon membungkuk hormat dan berlalu pergi meninggalkan mereka berdua. Jeongguk yang tadinya menunduk kini kepalanya bergerak mengikuti arah langkah kaki Jihoon yang menjauh.
"Mengapa melihatnya seperti itu?"
Taehyung membuyarkan atensi Jeongguk, yang termuda menggeleng.
"Hanya sedikit rasa curiga..."
Kedua alis putra mahkota menekuk, "mengapa curiga kepada pelayan?"
"Akankah ia menjadi selirmu, yang mulia kakanda?"
"Selir?" Taehyung tertawa mendengarnya "aku tidak akan mengangkat selir jika dirimu mampu mengurusiku dan memberiku anak..."
"Kau harus berbagi dengan ayahanda, bukan?"
"Tidak masalah, ayah akan selalu mengalah untukku. Hanya saja apakah kau dapat adil kepada kami berdua, pangeran Jeongguk?"
Jeongguk merenunginya, ia diambang kebimbangan, ia takut kalau suatu saat ialah yang tidak dapat adil kepada keduanya.
"Baiklah jangan pikirkan hal itu, aku dan ayah akan membicarakannya nanti" final putra mahkota
Jeongguk diajak berkeliling pada tempat-tempat yang tidak pernah ia kunjungi dalam istana tersebut, putra mahkota mengenggam erat tangannya dan berjalan beriringan terkadang pangeran akan menanyakan fungsi dari sesuatu yang ia lihat dan putra mahkota senantiasa akan menjawab pertanyaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garcia || taegguk
FanfictionRakyat Garcia menuntut untuk dilahirkannya sekelompok alpha yang dapat menguasai tiap distrik dari kerajaan Garcia yang dipimpin oleh Raja Victory yang agung, sedangkan sang Ratu Jyeon telah tiada karena penyakit yang diderita. Putra mahkota Taehyu...