Life 1 : Chapter 1 - Aku dimana???

54 3 0
                                    

"Gun! Kelamaan nih!"
"Argh Iya bentar ini lagi kemas buku dulu. Si Pat tuh yang jatuhin kelantai segala! Udah tau M'am Jane galak!"

Pemuda yang dipanggil Gun sedang merapikan buku tulisnya dengan tergesa-gesa, sedangkan teman-temannya sudah lompat-lompat seakan menahan buang hajat didepan pintu kelas.

"Buruan ahhh Lu sih melamun teros, disambet nanti Loe!"
"Heh jangan sembarangan ya, bentar ih"
"Woilah ini udah mau apel pagi Gun!", teriak Win lagi. Kali ini dia tidak hanya melompat-lompat, tapi juga mendorong dan memajukan pintu kelas seakan itu pundak Gun yang memerlukan dorongan 'support' akan urgensi mereka.

Gun pun berdiri kembali dan melempar buku tulisnya ke kompartemen dibawah meja kelasnya, sehingga terdengar bunyi 'kedebukkk' yang nyaring. Tanpa basa-basi lagi, Gun berlari menyusul Win dan Pat yang sudah menunggu di depan pintu kelas. Yo dan Por sudah duluan di lapangan untuk apel pagi.

"HAYOOO HAYOOO"
"HEH— HAYOO PALAKMU, LU YANG BIKIN TELAT ANJIR"
"Udah-udah kita cepat-cepat ke lapangan bendera cepattt"

Trio sekawan itu pun berlari dengan kencang, hampir saja dalam perjalanan Pat, pemuda berkacamata diantara sekawan, tersungkur karena terlalu semangat pas di belokan dekat toilet siswa dan ruang BK, namun dia berdiri dan mengejar dua temannya yang mulai hanya tampak sebatang tangkai eskrim saja.

"WOI Tunggu woi siapa yang telat siapa yang ketinggalan yaelahhh", pekiknya sambil mengejar teman-temannya sambil ngos-ngosan.

Sedangkan dua teman yang dimaksud sudah berhasil sampai di barisan. Syukurnya masih belum dimulai, namun naas bagi Pat, ketika dia baru menginjakkan kaki ke rumput lapangan, bunyi mikrofon podium lapangan sudah mulai 'test test'

'Anjir lu Gun—'

"Selamat pagi anak-anak"
"Selamat pagi Bapak"

Apel pagi pun berlanjut dengan lancar, namun para empat sekawan tetap melirik ke belakang, mengkhawatirkan Pat yang sudah diamankan dengan guru olahraga yang sudah siap siaga menangkap murid yang telat.

"Ah elu sih Gun main nabrak-nabrak Natee segala"
"Ya mana gue tau dia bakalan berdiri dari bangku tiba-tiba anjir"
"Kasihan Pat noh, diamankan Pak Ong tuh!"
"Iya-iya, entar pulang kutraktir Jumba  semangkok deh"

Mereka tetap berbisik-bisik, sampai Yo yang berdiri didepan menyadari ada yang janggal.
"Eh, Gun, lu udah yakin mau jadi Ketua OSIS? Kalau lu jadi nyalon, kita mau audisi buat yang bisa gantiin Por buat jadi keyboardist nih"
"Eh iya ya, untung lu ingatin Yo. Pas jam makan siang deh aku antar formulirnya."

Tiba-tiba ada suara berdehem yang keras dari belakang. Keempat sekawan menoleh kebelakang, dan terlihat seorang pemuda dengan sikap tangan mengepal didepan bibirnya. Matanya tertuju pada mereka.

"Maaf, ini masih apel pagi. Yang lain gak bisa denger. Bisa dikelas aja lanjut ngobrolnya?"

'Ai Tinn belum jadi Ketos aja udah belagu sok cepu', gerutu Gun dalam hati, memandang Tinn, si pemuda yang berdehem tadi.

Tinn dan Gun sebenarnya tidak pernah ada masalah cek-cok selama ini. Keduanya berada di dunia yang jauh berbeda dengannya. Gun adalah ketua Klub Musik/Band sekolah, dan Tinn si Ketua Kelas adalah ketua Klub English Crossword Puzzle. Gun hanya anak dengan nilai pas kelulusan dan gagal aritmatika, Tinn adalah juara Olimpiade Matematika. Gun orang biasa, Tinn anak Kepala Sekolah baru yang otoriter. Ya, otoriter menurut Gun, karena beliau sudah menjatuhkan ultimatum yang pedas di hari pertama Tahun Seniornya bahwa Klub Musik akan ditutup—

Ya, Gun sebenarnya punya masalah. Sejak Bu Photjanee naik jadi Kepsek, Tinn yang dulu hanya pernah berbicara 3 kali dengannya, seorang pribadi yang pendiam dan fokus ke dunia sendiri, menjadi pemuda cerewet dan suka mengatur Gun dan rekan Chinzilla-nya!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[GeminiFourth] AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang