Luka itu akan susah sembuh apalagi hal ini menyangkut masa depan seorang Klarisa. Dalam lamunannya di dalam kamar, ia berpikir bagaimana masa depannya. Sendiri menyelami dirinya yang sudah berbeda kondisi, menerima tanpa bisa protes atas takdir yang diterimanya. Desah napas bersamaan dengan tubuh yang duduk merosot serta pandangan nanar keluar jendela mewakili semua rasa yang menumpuk sekian lama.
Berkali-kali sejak beberapa menit lalu Akbar menghubunginya tanpa ia respon sama sekali. Puluhan panggilan tak terjawab, belasan pesan singkat tak membuat Klarisa menggerakkan jemari lentiknya menggeser layar ponsel.
"Kak," tegur Ezio dari arah belakang. "Boleh masuk?"
"Hm," acuh Klarisa tapi mengizinkan. Ezio berdiri di samping meja kerja Klarisa. Diperhatikan baik-baik, kakaknya sangat terbebani dengan persoalan yang tak kunjung pergi. "Ayah sama Ibu ke rumah Om Doni, Cendana di bawa nginap. Kita jalan, yok. Jumat malam gini ngapain lo diem di kamar," ajak Ezio.
"Gue capek, Zi. Lo aja, deh, sana," usirnya pelan.
"Yah, males, ah! Sama lo, deh. Kita nonton terus nongkrong."
"Di mana?" Usul Ezio mendadak menarik dirinya dari lamunan.
"Di tempat temen gue. Dia buka kayak warung kopi gitu di garasi rumahnya. Baru buka, lumayan kita bantu ramein di sana." Ezio setengah memaksa. Klarisa beranjak, ia sambar jaket. "Asik!" ujar Ezio senang. Ia susul Klarisa yang melangkah cepat dari kamarnya, tak mau menunda mumpung kakaknya semangat.
***
"Terus, Darka bebas?" Ezio menghisap rokok yang diapit dengan jemari tangan.
"Kemungkinan besar iya. Gue nggak tau gimana reaksi Ayah sama Ibu kalau tau gue pegang kasus dia. Lo nggak ember, kan, cerita ke Ayah Ibu?" tegas Klarisa.
"Nggak, lah. Gue udah janji sama lo. Eh, tapi, Kak. Om Abdi sama Tante Bellona gimana? Gue masih nggak nyangka dia dibuang dan struggle sendiri selama beberapa tahun ini."
"Kata Pak Hilman, sih, Om dan Tante masa bodoh. Malah kalau emang Darka salah, penjara ya penjara apa. Mereka ke Jakarta juga karena ada urusan bisnis. Kecuali Mas Taka, dia bantu Darka karena gimana juga adiknya." Klarisa mengaduk mie kuah rasa ayam bawang pesanannya yang sudah ditambah irisan cabe rawit. Tak lupa segelas es teh manis ia pesan. Sedangkan Ezio belum mau makan. Keduanya tadi nonton film di bioskop, tapi mengecewakan karena jalan ceritanya beda seperti di novel. Ya, terkadnag adaptasi film dari novel memang tak sebagus dalam buku, pasti ada unsur bisnis yang menjual sehingga penonton bisa tertarik. Belum sampai habis, keduanya sudah keluar dari bioskop.
"Ada yang mau gue kasih tau ke elo, Kak," gumam Ezio. Ia ketuk rokok untuk membuang abu di atas asbak.
"Apaan?" Klarisa menyuap mie rebusnya perlahan.
"Ayah beli mobil baru."
Klarisa batuk-batuk, segera diteguk es teh manis tanpa menggunakan sedotan. Ezio menepuk-nepuk punggung Klarisa pelan. "Se-serius?" Klarisa terbata-bata. Masih mengontrol dirinya dari rasa terkejut.
"Iya. Besok dateng mobilnya. Ayah sama Ibu nggak mau lo susah naik taksi online, ojol atau dijemput temen. Buat lo itu, Kak." Tak ada tatapan iri dengki, Ezio justru senang. Klarisa tak pernah mau merepotkan kedua orang tuanya, apa-apa sendiri. Lain dengan Ezio yang minta hadiah sepeda motor saat ulang tahun ke tujuh belas. Klarisa, ia sendiri tidak menjadikan ulang tahun ajang minta hadiah. Justru saatnya merenung, apa yang harus dilakukan selanjutnya.
"Mobil apa? Mahal, ya? Ayah Ibu bukannya nggak ada uang?" gumam Klarisa sedih, ia tak mau membebani sama sekali.
"Mobil second sih, tapi masih bagus. Nih, lihat sendiri." Ezio memberikan ponsel ke Klarisa, foto mobil yang dibeli Ijal dan Audrina untuk Klarisa merupakan mobil sedan keluaran enam tahun lalu, warna hitam dengan plat nomor yang sudah diurus juga surat-suratnya dengan nama Klarisa. Huruf belakang plat mobil pun, Ijal pesan khusus dengan huruf KLA.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magnetize ✔
RomancePlayboy yang tidak mau menuruti kemauan orang tuanya untuk berhenti bermain-main dengan hidupnya terutama wanita. Usianya masih 21 tahun namun karena latar belakang keluarga pebisnis ulung, ia berhasil lulus kuliah lebih cepat dan sudah punya bisni...