Kim Hyejin menyeret kopernya hingga tiba di depan pintu apartemen yang baru saja disewanya pada agen pemasaran apartemen di kota Seoul. Pindah dari Busan karena menerima panggilan bekerja pada sebuah perusahaan yang bergerak di industri kosmetik, Hyejin berpikir bahwa dengan unit sebagus ini harga yang di bayarnya terbilang cukup murah, dan letak apartemen ini pun sangat strategis karena dekat dengan kantor perusahaan yang menerimanya bekerja.
Manik coklat gadis itu memandang unit 308 dan memasukkan kode sandi yang di berikan oleh karyawan kantor pemasaran apartemen tersebut tapi pintu tidak kunjung terbuka, gadis itu memeriksa kembali nomer sandinya.
" Apakah aku salah memasukkan kode sandinya?" Monolognya masih di depan pintu apartemen itu. Kemudian ia memutuskan untuk menelepon karyawan kantor pemasaran yang bertansaksi dengannya kemarin, tapi nomer itu tidak aktif.
Diantara kebingungan yang melandanya saat ini, tiba tiba pintu apartemen terbuka dan ia melihat eksistensi seorang lelaki berkulit putih pucat, mata monolid, rambut hitam legam dengan tinggi sekitar seratus tujuh puluh tiga sentimeter. Hyejin begitu terkejut hingga sontak memundurkan tubuhnya, banyak pikiran tak jelas bermunculan di kepalanya, kenapa ada orang lain di apartemen yang baru ia sewa?
Laki laki pucat itu menatap Hyejin dengan tatapan datar, Hyejin meneguk salivanya sendiri, tatapan pemuda itu terlihat dingin seperti bongkahan es di kutub utara.
" Kau siapa?" Laki laki itu bertanya pada Hyejin.
" Aku orang yang menyewa apartemen ini."
Alis lelaki itu bertaut, memandang Hyejin dari ujung kaki sampai ujung kepala.
" Apa maksudmu? Aku baru menghuni apartemen ini pagi tadi, bagaimana bisa kau mengaku padaku bahwa kau juga penyewa apartemen ini?"
Pemuda di hadapan Hyejin saat ini terlihat sama bingungnya dengan gadis bermarga Kim itu. Hyejin mengeluarkan selembar kertas bukti transfer atas pelunasan sewa unit apartemen unit 308 itu.
" Lihat! ini bukti pembayaran atas sewa apartemen ini selama enam bulan." Hyejin menunjukkan kertas tersebut kehadapan si pria.
Laki laki berkulit pucat itu mengambil kertas tersebut dan mengamatinya lalu beralih menatap wajah Hyejin.
" Tunggulah di sini." Laki laki itu kembali masuk ke dalam, ia menutup pintu apartemennya seakan tidak mengizinkan Hyejin mengintip ke dalam walau cuma sepersekon kedipan mata.
Tak berapa lama Hyejin menunggu laki laki itu menunjukkan sebuah bukti pembayaran atas apartemen yang mereka perdebatkan saat ini, netra Hyejin beralih antara bukti pembayaran miliknya dan milik laki laki ini, jelas sekali perbedaan di antara keduanya. Milik Hyejin tidak ada stempel resmi dari kantor pemasaran tersebut sedangkan milik lelaki itu berstempel resmi dan nomor rekening yang tertera pun atas nama kantor pemasaran dan milik Hyejin atas nama si karyawan yang bertransaksi dengannya, dari situ sudah terlihat jelas kejanggalannya.
" Sebaiknya kau pergi ke kantor pemasaran apartemen dan meluruskan hal ini." Saran dari si laki laki itu.
Bahu Hyejin merosot ketika menyadari bahwa ia mungkin telah di tipu, terlalu terburu buru mengambil keputusan tanpa berpikir panjang hanya karena tergiur dengan harga murah, ia memikirkan dimana harus mencari tempat tinggal sementara besok sudah harus mulai bekerja, uang simpanan yang dimiliki saat ini tentu saja hanya cukup untuk mengisi perut selama sebulan belum menerima upah bekerja.
" Aku akan mengantarmu kesana." Ucapan laki laki itu membuyarkan lamunan gadis Kim.
" Kopermu biar di sini saja."
Hyejin hanya mengangguk kecil, pikirannya mendadak buntu saat ini.
###############
KAMU SEDANG MEMBACA
HOUSEMATE
FanfictionTinggal satu atap dengan seorang pria asing yang dingin, tentu saja itu hal yang tak pernah Kim Hyejin bayangkan ketika ia baru menginjakkan kakinya di Seoul. Tapi Min Yoongi seketika menjadi dewa penolong untuknya walau ia harus membiasakan diri de...