Di lantai dua, tampak sang hantu wanita penunggu rumah sedang berdiri di depan kamar pak Irvan dan istrinya.
Dengan jari jemarinya yang kurus dan pucat, ia mengetuk-ngetuk pintu kamar itu.
Lama tak ada respon, ia tetap mengetuk-ngetuk pintu itu. Hingga tiba-tiba seseorang datang dan mengejutkannya.
"Hentikan itu, tak baik mengganggu orang yang sedang beristirahat!" Pinta seseorang yang ternyata adalah Praja.
Sosok itu tampak terkejut dengan kedatangan Praja. Sorot matanya menatap tajam pada pemuda itu yang kini tengah berdiri di dekat anak tangga.
"Mustahil, aku sama sekali tidak merasakan kedatangannya tadi!?" Batin sosok itu.
Kemudian Maya pun juga ikut datang dari arah belakang Praja. Raut wajah gadis itu tampak serius dan siap untuk segala kemungkinan yang akan terjadi.
"Mau apa lagi kalian datang ke sini? Ini rumah kami, jangan ambil tempat tinggal kami!" Gertak hantu itu.
Kemudian dari balik kegelapan, muncul sang hantu laki-laki dengan raut wajah penuh amarah. Wajahnya rusak dan bau anyir yang semakin tercium memberikan kesan intimidasi yang kuat dari sosok itu.
"Sebelum kalian menyentuh keluargaku, kalian harus hadapi aku dulu!" Ucap sosok itu.
"Tunggu dulu, sebelum kesalahpahaman ini terus berlanjut. Aku ingin bilang bahwa kedatangan kami ke sini untuk membebaskan jiwa kalian dari urusan duniawi!" Jelas Praja.
"Jangan bohong! Aku tahu kedatangan kalian ke sini pasti karena uang kan? Sudah banyak paranormal yang datang kemari dengan alasan pengusiran setan dan semacamnya, tapi tidak ada yang benar-benar tulus mau membantu kami. Mereka semua hanya tertarik pada uang yang diberikan oleh para pemilik baru rumah ini. Dan aku benci dengan orang seperti itu!" Tegas sang hantu laki-laki.
"Yah, kuakui bahwa sebagian dari ucapanmu itu benar. Tapi satu hal yang pasti, jika kami hanya menginginkan uang, maka kalian pasti sudah kami habisi dari tadi!" Ujar Praja dengan tegas.
"Tidak usah banyak omong, akan kuhabisi kalian di sini!"
Dua hantu itu pun bergerak menerjang Praja dan Maya. Dengan sigap Praja langsung menahan dua serangan hantu itu secara bersamaan.
"Maya, untuk urusan boneka itu kuserahkan padamu!" Ucap Praja disertai dengan anggukan Maya.
Serangan dari dua hantu itu berhasil menjatuhkan Praja ke lantai bawah. Sementara Maya segera bergegas masuk ke dalam kamar Nina.
Karena saat ini Maya sedang dalam wujud rohnya saja, maka ia dapat masuk dengan menembus pintu kamar yang tertutup.
Namun apa yang ia temukan di dalam sangat mengerikan, arwah gadis kecil yang tadi ia temui saat ini sedang terkapar. Tubuhnya bersender di dinding, tangannya memegangi bagian tubuhnya yang terluka parah.
Selain itu, yang membuat Maya semakin terkejut karena orang yang melakukan itu semua adalah Nina. Gadis yang sangat pendiam, namun kini tatapannya sangat tajam seperti Iblis.
"Kamu, siapa?" Tanya Maya dengan waspada.
Nina pun menghadap ke arah Maya, "wah, akhirnya kamu datang juga. Sudah kuduga kamu bukanlah orang biasa, apa kamu seorang Indigo? Lalu dua laki-laki yang tadi bersamamu pasti seorang Indagis kan?" Ucap sosok yang merasuki tubuh Nina.
Kini sosok itu berbalik ke arah hantu gadis kecil yang terkapar di dekat dinding.
"Pengganggu seperti mu harus lenyap saat ini juga!"
Sosok itu kemudian mengangkat salah satu tangannya. Kemudian terasa energi gelap yang berkumpul di genggaman tangan sosok itu.
Wajah Nina kini mulai retak dan lebam akibat efek kekuatan gelap itu. Namun sosok yang merasukinya tampak tak peduli, ia terus mengumpulkan energi di tangannya.
"Hentikan itu!" Maya berlari menerjang ke arah sosok itu hingga membuatnya kehilangan konsentrasi.
"Gadis bodoh, kau mengganggu saja!" Bentak sosok itu sembari melempar Maya ke dinding menggunakan kemampuan telekinesis.
Maya berusaha melepaskan diri, namun kekuatan roh jahat itu terlalu kuat. Ia tak bisa bergerak akibat kekuatan itu.
"Percuma saja, kau tidak akan mampu melawan kekuatanku. Karena aku adalah Siluman Anjing, Ajag!" Ujar sosok itu.
"Gawat, aku harus melepaskan diri untuk menolong anak itu!" Batin Maya sembari terus berusaha melepaskan diri dari belenggu kekuatan Ajag.
***
Sementara itu, di halaman belakang. Bima bersama Nagagini berusaha keras untuk mengeluarkan kerangka dan tulang belulang dari dalam sumur.
Nagagini terus bergerak dari atas hingga ke dasar sumur, kemudian melilit tulang belulang yang ia temukan. Sebelum akhirnya kembali naik ke permukaan tanah.
"Aku heran, kenapa tulang belulangnya bisa sebanyak ini sih? Apa nih sumur gak pernah diperiksa isinya?" Gerutu Bima dengan kesal.
Sesaat kemudian, dua orang hantu yang dilawan Praja terpental ke arah Bima. Pemuda itu sempat terkejut sesaat, namun ia berhasil menghindar.
"Woy Praja, apa-apaan kau!?" Teriak Bima.
"Wah maaf-maaf, aku tidak sadar mereka berdua terlempar ke arahmu!" Ucap Praja meminta maaf.
"Ngomong-ngomong apa tugasmu sudah selesai?" Tanyanya sembari melihat tulang belulang yang sudah dikumpulkan oleh Bima.
"Iya sudah kok," jawab Bima singkat.
Dua hantu penunggu rumah itu pun mulai bangkit lagi, terlihat tubuh roh mereka sudah terluka parah akibat pertarungan melawan Praja sebelumnya.
Pandangan mereka pun teralih pada tulang belulang yang tadi dikumpulkan oleh Bima.
"Kalian mau apakan tulang belulang kami?" Bentak sang hantu pria.
"Hey tenang dulu Pak, tulang belulang kalian ingin kami kuburkan dengan layak!" Jelas Praja.
Sosok itu pun terdiam, sebelum akhirnya kembali berbicara.
"Kalian ingin menguburkan tulang belulang kami dengan layak? Kenapa kalian ingin melakukan itu?" Tanyanya.
"Karena itu merupakan tugas kami, para Indagis untuk membantu kalian, para arwah penasaran yang masih bergentayangan di dunia ini. Dengan kami kuburkan tulang belulang kalian dengan layak, maka kami harap kalian bisa beristirahat dengan tenang di sisi Yang Kuasa!" Jelas Praja.
"Tapi bukankah kalian datang ke sini demi uang? Mengapa sampai harus repot-repot membantu kami?" Tanya sosok itu lagi.
"Lagi-lagi soal itu, padahal sudah ku jelaskan. Kalo kami datang ke sini hanya demi uang, kalian pasti sudah lenyap sekarang!" Jawab Praja.
Hantu itu pun terdiam sesaat, hingga kemudian ia pun berkata. "Begitu ya, maaf jika tadi kami menyerangmu. Sebenarnya yang membuat kami begitu waspada karena ada roh jahat yang berada di dalam boneka milik anak penghuni baru rumah ini!" Jelasnya.
Mendengar hal itu, Praja mengangguk paham. Ia sudah menduga ada yang tidak beres dengan boneka itu.
Hingga kemudian, suatu energi besar muncul dari lantai 2, membuat semua orang yang ada di halaman belakang terkejut.
"Apa yang terjadi di sana?" Pikir Praja dengan perasaan khawatir.
![](https://img.wattpad.com/cover/361943797-288-k246173.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Indagis
ParanormalIndagis merupakan sekumpulan orang indigo berkekuatan magis. Mereka melakukan kontrak dengan para mahluk halus agar dapat meminjam kekuatan mereka. Membuat orang-orang itu mampu bertransformasi menjadi seorang pahlawan yang membawa kekuatan dari dua...