Happy ReadingTuk
Tuk
TukHantaman pisau besar itu membuat beberapa bagian tulang diatas meja menjadi beberapa bagian , menumpuk nya menjadi satu . Kemudian memasukan kedalam plastik hitam besar .
“ merepotkan ” gumamnya
Sebuah jas hujan putih yang di pakainya kini sudah berlumuran darah .
Tatapannya tertuju pada kepala wanita yang bergantung didepannya , gunting di tangannya pun dengan perlahan memotong rambut yang diikat keatas itu , hingga kepala wanita itu terjatuh ke lantai dan menggelinding .
“ ohh maaf kan aku , sungguh aku sengaja ” Arthur terkekeh lucu menatap kepala di lantai .
Tatapan Arthur tertuju pada Rambut panjang golden brown itu yang kini menjuntai indah .
“ Rambut mu sangat indah Martha.. sampai aku ingin memilikinya ”
“ lihattt Martha... Rambutmu sangat cantik kan hehe ”
Arthur menunjukan rambut Martha pada Kepala di lantai , mata bulat itu terbuka lebar seolah ingin lepas dari tengkorak nya .
“ kau begitu senang sepertinya Martha Hm , baiklah kita akan berjalan-jalan setelah ini . ”
Arthur melepas jas hujan dan juga sarung tangannya setelah memasukan tulang - tulang dan juga kepala Martha kedalam plastik hitam .
Keluar dari ruang bawah tanah , tatapan Arthur tertuju pada gadis yang berada di ruang makan . Gadis itu tengah menyiapkan beberapa jenis makanan di atas meja .
“ Lucy ”
Lucy tersenyum manis menatap Arthur yang menatap datar dirinya . Yahh dirinya hanya mengenakan dress di atas lutut dengan motif floral , tatapan itu sulit dimengerti oleh Lucy , sebab Arthur tak pernah menunjukkan ekspresi apa - apa selain itu . Entah itu senang ataupun sedih .
“ kau ingin pergi ? ” tanya Lucy melihat penampilan Arthur masih pagi sudah Serapi ini apa dia akan pergi ke kantor .
“ Hm ”
“ umm makan lah lebih dulu aku sudah menyiapkannya ” ucap Lucy pelan hampir tidak terdengar , namun masih bisa Arthur dengar .
Tatapannya terus tertuju pada Lucy entahlah arti tatapan itu , lucy berdiri cangung karna ditatap terus menerus oleh Arthur.
“ duduklah ” Arthur terlebih dahulu duduk diikuti Lucy .
“ jangan kemana - mana selagi aku pergi ”
“ boleh aku ikut ? ”
“ aku tidak akan lama setelah urusan ku selesai aku akan pulang ”
Lucy mengulum senyum , dia seperti sedang menunggu seseorang suami saja bahkan kini pipinya memerah .
“ kau sakit ?? Pipimu merah ”
“ Oh.. aaa itu tiddakk kok ”
Arthur menarik ujung bibirnya sedikit melihat tingkah lucu lucy .
Selesai sarapan kini Arthur berdiri dari duduknya berjalan mendekati Lucy yang tengah minum , Lucy yang merasa Arthur di sampingnya mengernyit heran .
“ Kau tidak pergi ? ”
“ sebentar lagi ”
“ um baiklah ”
“ jangan lama ”
“ kenapa ? Apa kau merindukanku ”
Pipi Lucy bertambah merah dengan degub jantung yang berdebar .
“ aku kesepian jika kau pergi ” ucap Lucy jujur ditinggal sendiri membuatnya bosan .
“ maka tunggulah aku pulang dan jangan mencoba pergi tanpa seizin ku atauu.. kau akan mati ”
Lucy terdiam beberapa detik sampai dimana dia merasa sebuah benda kenyal menempel di bibirnya , cukup lama sampai Arthur menjauhkan wajahnya . Dengan Lucy yang masih terdiam di tempat duduknya .
“ aku pergi dulu ”
Tak ada jawaban sampai suara mobil Arthur meninggalkan mansion , Lucy perlahan menyentuh bibirnya . Aroma maskulin masih menyeruak masuk dalam hidungnya , bahkan saat pemiliknya pergi .
!!!!
Arthur mengendarai mobilnya meninggalkan kota memasuki hutan memakan waktu 4 jam perjalanan , akhirnya dia sampai pada bangunan tua yg dikelilingi pepohonan .
Beberapa mobil terparkir di halaman salah satunya milik Arthur.
Memasuki mansion suara riuh langsung menyambut kedatangan Arthur yang membawa sebuah paperbag . Seorang pria lainnya menghampiri Arthur .
“ lama tidak berjumpa , bagaimana kabarmu Arthur? ”
“ seperti yang kau lihat owl , kabarku sangat baik ”
.pria yang di panggil owl itu terkekeh menepuk pelan pundak Arthur.
“ Lantas kenapa kau tidak mengirim kan aku bahan seperti biasanya , kita masih berbisnis kan.. ”
“ tentu , aku sangat sibuk dan hariini kubawakan seperti biasa ada di bagasi kau ambil saja sendiri , dan ini... Hadiah untukmu ” Arthur menyerahkan paperbag berisi Rambut Martha pada owl .
Pria itu tersenyum menatap rambut Martha, owl merupakan pengoleksi kuas yang terbuat dari rambut, bahkan model rambut palsu dan tentu ini akan menjadi koleksi untuk kesekian kalinya . Keduanya menjalin bisnis dengan para kontraktor jembatan . Dengan bahan utamanya kepala gadis dan tulang belulangnya yang akan di tanam sebagai pondasi sebuah jembatan , hingga membuat jembatan itu kokoh . bahasa lainnya adalah tumbal proyek .
“ wahh koleksi ku bertambah , terimakasih Arthur ”
“ Hm ”
“ kau langsung pulang ” tanya Owl heran biasanya Arthur akan pulang sore bahkan malam .
“ ada seseorang di rumah sedang menunggu ku ”
Owl tersenyum “ gadis itu ternyata , Rayn menceritakan nya padaku ”
“ apa dia salah satu bahan kita !?”
Arthur memasukan tangannya kedalam saku celana sambil tersenyum menatap Owl . Sebelum kalimat yang Arthur ucapkan membuat owl diam ditempatnya .
“ jangan berharap , aku tak akan memberikannya ”
To be continued
Naonn mamang Arthur teh.
Lebih ke pengen nyiksa sendiri keknya nih hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
mysterious dangerous
Mystery / Thriller" memohon lah kematian padaku lucy "__ A warning kontent : smoking , blood , kill scane