Huft
Helaan nafas seorang gadis yang kini tengah berbaring sambil membaca novel di aplikasi oren yang ada di handphone nya.
Ia mengubah posisinya menjadi duduk dengan raut bosan kentara di wajahnya, "Libur cuma gini-gini doang, baca novel juga udah tamat semua, mana mau beli gapunya duit lagi."
Queenasya Xaviera, siswi SMA yang kesehariannya hanya berdiam diri di kamar saja. Ia lahir piatu dan tinggal bersama ayah dan kakak perempuannya.
Ia sangat tidak menyukai novel genre romance karena menurutnya ceritanya tidak jauh-jauh dari protagonis pria yang memperjuangkan cintanya pada protagonis wanita atau sebaliknya dengan antagonis yang selalu menjadi kompor cerita agar para protagonis semakin menyala.
Ia lebih menyukai novel bergenre horor atau action karena adegan romantisnya hanya sedikit dan tidak klise seperti novel romantis.
Keluarganya cukup berada namun ayahnya selalu mengajarkan hidup hemat. Dirinya hanya diberi uang dua ratus ribu perbulan yang menurutnya sangat kurang karena dirinya juga harus menyetok novel dan beberapa skincare.
Walaupun wajahnya tergolong biasa-biasa saja dia selalu merawat wajahnya agar tidak muncul jerawat.
tok tok tok
"Masuk," seorang gadis melongokkan kepalanya kala mendapat izin masuk dari pemilik kamar. Ia menyengir lebar kala melihat adiknya memasang wajah jutek.
"Ngapain lagi lo?! Mau minjem novel gue lagi?!" tanya Viera tidak santai.
Shakila Swepity, kakak Viera yang kini menjadi mahasiswa kuliah kedokteran yang sudah memasuki semester 2.
Bukannya ia tidak mau meminjamkan novel, tetapi setiap dia meminjam novel mesti ada aja bagian yang rusak. Hey! Dia beli pake uang woy gak pake daun! Alhasil Viera selalu menyembunyikan novelnya dari kakak biadapnya ini.
Ia ke kamar adiknya karena ia ingin memperkenalkan novel buatannya dari hasil gabut karena ia sudah selesai mengerjakan tugas kuliah.
"Enggak elah, fitnah mulu heran. Gue pengen lo rating novel buatan gue, nanti kalo ada yang ga bagus alurnya lo bisa kasih gue saran," ucap Killa.
"Hm oke oke, udah lo sana pergi!" usir Viera. Killa cemberut dibuatnya, "Lo gamau tau judulnya apa?"
"Oiya lupa, lo sihh," ucap Viera sambil menepuk pelan dahinya.
Killa mendengus pelan, "Judulnya 'Hei, Pangeran! Hug me, please!' kalo ga nemu lo tinggal cari sendiri di akun gue, bye adikku tercinta," sambil melayangkan kiss bye nya ia menutup pintu kamar Viera.
Viera hanya mendengus lalu mencari novel kakaknya dan riak mukanya tambah tak enak di pandang kala melihat novel kakaknya.
"Sialan! Genre romansa anying!" Awalnya ia ingin tidak membaca novel tersebut namun ia tidak ingin membuat kakaknya kecewa karena tidak menuruti kemauannya, akhirnya ia membaca novel dengan ogah-ogahan.
~•~
"BAJINGANN!! APA INI COK! NOVEL EEK!" Maki Viera kala mendapati konflik pertengahan chapter yang menurutnya sangat membuat darah Viera mendidih dibuatnya.
Bagaimana tidak? Memang di novel, protagonis pria diceritakan memiliki jiwa-jiwa psikopat namun apakah harus membunuh orang yang tidak bersalah hanya karena ia tidak sengaja melihat seorang gadis yang sedang membantu protagonis wanita?
Di matanya, gadis tersebut sudah melukai protagonis wanitanya dan tidak membantu gadisnya. Maka dari itu ia berencana akan membunuh orang yang akan mengancam ketentraman hidup protagonis wanitanya. Alasan sampah macam apa itu?
YOU ARE READING
AMORA
FantasyQUEENASYA XAVIERA Seorang gadis biasa-biasa saja yang kehidupannya monoton, hanya menghabiskan waktunya dengan makan, tidur, berak dan begitu seterusnya tanpa memikirkan kisah cinta. Ia lebih menyukai membaca novel bergenre horor atau action. Ia tid...