forest

21 1 1
                                    

“Kata orang-orang, hutan ini dihuni oleh makhluk yang tidak memiliki muka. Tapi apakah itu hanya mitos belaka atau sebuah fakta?” Ujar seseorang yang sedang memegang sebuah kamera.

“Chuuya, apakah menurutmu rumor itu hanyalah mitos belaka?” Tanya seorang wanita bersurai merah.

“A-aku tidak yakin itu hanyalah sebuah rumor belaka, Ane-san…” ucap Chuuya.

Sejak melangkah masuk kedalam hutan ini, Chuuya sudah merasakan ada sesuatu yang mengikutinya dari belakang dan bersembunyi di belakang sebuah pohon besar.

Namun, ia mencoba menghilangkan rasa itu dengan cara melakukan hal lain, seperti membuat tenda dan mengambil beberapa ranting jatuh untuk membuat api unggun.

Api unggun sudah dibuat, Chuuya dan Kouyou duduk mengelilingi api unggun yang sudah mereka buat. Pada umumnya orang yang sedang berkemah bercerita tentang hal hal menakutkan saat mereka berkumpul mengelilingi api unggun.

Namun, tidak dengan mereka berdua. Dari awal mereka duduk mengelilingi api unggun, mereka hanya diam sambil menyantap persediaan makanan yang mereka bawa dari rumah.

“Apa yang membuatmu terdiam sejak tadi, Chuuya?” Tanya Kouyou untuk memulai pembicaraan dan mencairkan suasana.

“Aku- Ane-san, makhluk itu ada dibelakangmu!” Belum sempat ingin menjawab pertanyaan dari Kouyou, Chuuya sudah dikejutkan dengan keberadaan makhluk itu dibelakang Kouyou.

“Mana? Tidak ada Chuuya,” ujar Kouyou yang sedang mencari keberadaan makhluk yang Chuuya maksud.

Tiba-tiba Chuuya merasa kakinya seperti ditarik oleh sesuatu. Saat ia melihat kearah kakinya, ia melihat sebuah tentakel berwarna hitam melilit kakinya. Tiba-tiba tentakel itu menarik kakinya.

Kouyou yang melihat itu menahan Chuuya dengan cara menarik tangannya. Tarikan tentakel itu sangatlah kuat hingga Kouyou tidak sengaja melepaskan genggamannya pada tangan Chuuya.

Chuuya ditarik mendekat ke sosok yang ia maksud sejak awal. Chuuya takut, sosok itu sangat menyeramkan. Sosok itu tidak memiliki wajah, berkulit putih pucat, dan memiliki tubuh yang kurus dan sangat kering.

Ia melihat ke kepala sosok itu, sedikit berbeda dengan rumor rumor yang beredar di masyarakat. Sosok itu memiliki surai berwarna brunette yang bergelombang, berbeda dengan rumor di masyarakat yang mengatakan bahwa sosok itu tidak 8memiliki rambut sama sekali.

Tentakel hitam milik sosok itu kembali melilit kaki dan membawanya ke dalam gua yang sangat gelap dan besar. Sosok itu duduk bersenderan pada dinding gua dan menaruh Chuuya di pangkuannya.

Chuuya yang masih dikelilingi dengan rasa takut hanya diam, tidak bergerak sama sekali. Ia takut jika ia bergerak, sosok itu akan menyakitinya.

Tiba-tiba, Chuuya merasakan tangan besar menyentuh dadanya. Jari-jari tangan itu menuju kearah kancing kemejanya.

“A-apa yang akan kau lakukan?” Tanya Chuuya dengan sedikit panik.

Sosok itu secara tiba-tiba merobek atasan kemejanya, lalu berpindah ke arah celananya untuk melepasnya. Chuuya mencoba untuk menepis tangan sosok itu, namun ia tak bisa. Sosok itu tetap menanggalkan celananya.

Setelah itu, sosok tersebut memutar balikkan tubuh Chuuya untuk berhadapan dengannya. Chuuya mengangkat kepalanya untuk melihat kearah sosok itu.

Chuuya merasakan sebuah tangan membelai surainya dengan sangat lembut. Belaian pada surainya seperti mengisyaratkan semua akan baik-baik saja.

Belaian tangan itu pindah ke dadanya, tangan sosok itu membelai dadanya dengan sangat lembut. Hingga Chuuya hampir saja tertidur jika saja sosok itu tidak mencubit putingnya dengan sengaja.

Sosok itu kembali mencubit puting Chuuya, dan mendapatkan balasan berupa desahan kecil yang keluar dari bibir Chuuya.

“Ahn-” Chuuya kembali mengeluarkan desahan karena sosok itu mencubit putingnya lebih keras.

Tiba-tiba, Chuuya merasakan sesuatu masuk ke dalam celah selatannya. Ia melihat ke arah belakang dan melihat sebuah tentakel hitam dan panjang masuk ke celah selatannya.

“Ah! Keluarkan itu! Keluarkan!” Pinta Chuuya.

Sosok itu berpura pura tidak mendengar apa yang Chuuya pinta. Sosok itu memaju mundurkan tentakelnya yang berada di dalam celah Chuuya dengan tempo yang cepat. Sedangkan tangan kembali bermain dengan bagian tubuh Chuuya yang lain.

Chuuya terus merintih sembari menjambak surai sosok tersebut untuk menyalurkan rasa sakitnya. Chuuya menjambak surai sosok itu dengan sangat kuat dan keras, hingga sosok itu memindahkan kedua tangan Chuuya ke punggungnya dan menambahkan temponya.

“P-pelan~ pelan saja~ ku mohon” Ujar Chuuya kepada sosok itu.

Sosok tersebut malah menambahkan temponya lebih cepat, dan tidak menghiraukan rintihan Chuuya. Salah satu tentakel dari sosok itu membalut alat kelaminnya dan memainkan alat kelaminnya. Chuuya hanya bisa mengeluarkan desahan dan rintihan karena ia sudah tidak ada tenaga untuk melawan sama sekali.

Berjam-jam pun berlalu, Chuuya terlihat sangat lelah. Ia sudah keluar berkali-kali karena ulah sosok itu. Sosok itu melingkarkan tangannya dipinggang ramping milik Chuuya.

Sosok tersebut memeluk Chuuya sangat erat, seperti seorang anak yang takut jika mainannya akan diambil oleh seseorang. Chuuya hanya bersandar pada sosok itu, hingga ia tak sadar sudah jatuh kedalam alam mimpi saking kelelahannya.

Keesokan harinya. Kouyou yang sudah membereskan tenda dan barang barang yang lain, dan sekarang sedang mencari keberadaan Chuuya.

Ia terus mencari Chuuya sampai ketengah hutan, dimana ia menemukan Chuuya sedang tertidur dibawah tumpukan daun tanpa busana. Kouyou dengan segera membangunkan Chuuya, dan mengambil sepasang pakaian didalam tas untuknya.

Chuuya yang baru saja terbangun belum menyadari apa yang terjadi semalam hanya bisa mengangguk dan membiarkan kouyou memakaikannya sepasang pakaian untuk menutupi tubuhnya.

10 menit berlalu, akhirnya Chuuya mendapatkan kesadarannya kembali. Wajahnya memerah setelah mengingat kejadian semalam. Kouyou yang melihat gelagat Chuuya hanya bisa menghela nafas dan mengajaknya untuk segera pulang. Mereka berdua akhirnya berjalan keluar dari hutan itu berdua.

-end-

forestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang