🔻 BL Lokal 🔻
Arjuna itu punya temen tongkrongan yang dia kasih nama anak-anaknya ibu Kunti.
Kenapa?
Karena mereka berlima yang sering kumpul ini punya nama Yudhis, Abimana, Arjuna, dan yang terakhir kembar dari Bandung Nakula Sadewa. Dulu pas ja...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Maha Sagara Kaisar Lim. Kokoh crazy rich Surabaya, dia ini populer di kampus, tapi dia sendiri gak tau. Selain karena mau fokus kuliah, dia juga menghindari interaksi yang berlebih sama siapapun kecuali teman-teman di club mobilnya. Fyi, seme green flag loh dia ini 💞
VOTE.
Maha Sagara Kaisar Lim namanya, usianya 21 satu tahun. Lahir bulan Agustus di tahun yang sama dengan Arjuna dan konco-konconya. Dia lebih dulu kuliah karena dia masuk SD lebih awal, Sagara juga pernah lompat kelas pada saat SMA.
Pinter dia tuh.
Dan sekarang dia lagi gencar-gencarnya memperhatikan Arjuna yang satu bulan belakangan menjadi sangat menarik dimatanya.
Entah itu karena wajah Arjuna yang memang masuk kedalam kriterianya, atau sesederhana senyumnya yang manis ngalah-ngalahin gula bibit.
Sagara lupa.
Yang dia ingat, mendadak tatapannya hanya lurus tertuju pada Arjuna seorang saat mereka berpapasan di toilet cafe satu bulan lalu.
Ada banyak yang membuatnya tertarik pada Arjuna, tapi yang jelas senyumnya itu yang berbekas di ingatan juga di hati.
Hampir tiga tahun putus dengan pacarnya dulu di Surabaya, baru Arjuna yang benar-benar kembali menarik minatnya pada sesuatu selain mobil dan kuliah.
Seperti siang ini, Sagara sempat melihat Arjuna dan teman-temannya berjalan menuju ke warung makan pak Marno, soto tengkleng langganan anak-anak di kampus ini.
Karena selain murah dan enak, warung itu betulan nyaman meskipun sederhana dan apa adanya. Kursi-kursinya bahkan memakai kursi plastik yang sudah mulai usang, lantainya hanya cor-coran semen. Tapi meskipun begitu warung itu tidak pernah sepi.
Entah pelarisnya yang kenceng atau mungkin khodamnya pak Marno yang jempolan, pokoknya warung itu gak pernah sepi.
Sagara memasuki warung, memesan satu porsi soto dan melihat-lihat kursi yang kosong.