Si pantang menyerah Joowanie

128 14 7
                                    

Cha joowan.

Taevin tau tipe pria seperti apa Joowan itu. Pria yang mengingatkannya pada Ayahnya. Ingatan yang tidak terlalu baik. Taevin menyayangi Ayahnya, tetapi dia tidak ingin menjadi atau bersama dengan orang sepertinya.

Ayah dan Ibu Taevin tidak pernah menikah. Taevin adalah kesalahan bodoh yang mereka lakukan saat muda. Kesalahan yang disyukuri Ibunya dan ditoleransi Ayahnya. Bukannya Ayah dan Ibu Taevin orang tua yang jahat, mereka baik dan membesarkan Taevin dengan sempurna tanpa harus bersama. Kompromi mereka lah yang menjadikan Taevin tumbuh dengan dua tipe cinta berbeda dari rumah yang berbeda pula.

Ibunya tidak pernah menikah karena Ibunya berpikir dia terlalu baik untuk semua pria, sedangkan Ayahnya terlalu banyak mengenalkan calon Ibu kepadanya yang tak pernah berakhir menjadi Ibu.

Orang tua Taevin juga sangat suportif, mendukung semua keputusan Taevin, baik pendidikan dan pilihan cintanya. Bahkan Ayahnya memeluknya erat saat tau Taevin gay ‘Kemari anak bodoh, aku hanya mau kamu berhati-hati karena semua pria berengsek.’ Kata Ayahnya waktu itu sambil memeluk Taevin yang menangis sesenggukan. Ibunya menerimanya juga, bahkan tak tampak terkejut, 'memangnya kenapa? Aku juga tidak suka timun. Sampai kapanpun aku tidak akan mau makan timun.’ Agak unik, tapi Taevin tau maksud Ibunya.

Hanya saja untuk urusan cinta, Taevin tidak ingin menjadikan mereka role model. Taevin sudah hopeless romantic dari pertama dia menonton film romance. Taevin selalu terkesan dengan cerita bertema ‘fate’, cinta yang ditakdirkan dan cinta yang berlangsung sampai maut memisahkan. Cinta yang tidak dia dapat dari orang tuanya.

Sejak dia berusaha sembilan tahun Taevin selalu mengkhayalkan cintanya akan dia berikan untuk satu orang saja, Taevin menginginkan selamanya bersama satu orang, dan khayalan itu bertahan sampai dia dewasa.

Ayahnya bertanya keheranan melihat Taevin masih jomblo, “hei, kamu kan cakep. Emangnya nggak ada yang mau?” tanya Ayahnya, sejak dewasa gaya bicara Ayahnya padanya menjadi lebih santai.

“Akunya yang nggak mau.”

“Dibesarin Ayah tapi miripnya sama Ibu."

"Aku juga nggak mau sendirian seumur hidup kayak Ibu.”

“Lalu kenapa? Mumpung masih muda, senang-senang sana!”

Taevin melirik Ayahnya yang sudah berganti calon ibu untuk entah ke berapa kalinya tahun ini dan mendesah.

“Aku juga nggak mau ngobral cinta. Aku mau ngasih hatiku ke satu orang yang tepat, pacaran sekali seumur hidup.”

Taevin semakin tersinggung saat Ayahnya tertawa terbahak-bahak sampai batuk-batuk.

“Apaan? Orang kayak gitu nggak ada, makanya Ibumu jomblo terus.”

Meski begitu, Taevin tetap kokoh pada pendiriannya. Dia belum pernah menemukan yang cocok dan dia akan terus mencari dan sendiri sampai hatinya menemukan seseorang yang pantas untuk dia titipkan hatinya.

Lee Taevin hanya tidak menyangka bahwa hatinya yang bodoh memilih orang yang sangat mirip Ayahnya untuk jatuh. Tidak bisa dipungkiri dia ini memang anak Ibu dan Ayahnya. Tentu saja cinta selamanya itu hanya angan-angan saja karena hatinya memilih Cha Joowan.

Pria tampan idola semua orang yang menyadarkan Taevin bahwa dia tidaklah special. Taevin sama saja seperti yang lain, terkena serbuk sari yang disebarkan Joowan kemanapun dia pergi. Pesona yang saking menguarnya tidak akan bisa ditolak termasuk oleh Taevin.

Cha Joowan Pria tinggi dan berbadan besar sama sekali tidak serasi dengan wajahnya yang imut mirip anak anjing. Suaranya lembut dan selalu mendayu-dayu, seolah sedang menghinoptis. Pria yang semakin Taevin perhatikan semakin jauh dari tipenya, tapi toh dia jatuh juga.

Sesaat untuk Selamanya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang