Mobil bermuatan empat manusia itu melaju dengan kecepatan stabil. Tujuan pertama yaitu photo studio terlebih dahulu. Yakali pas pulang baru foto,udah luntur gantengnya dari pagi.
Namun,baru saja jalan belum ada 5 km Tegar tampak sudah agak tepar. Mabok AC mobil.
"Lo no what-what yek?" Tanya Deva khawatir.
"Aman bos" Tegar menjawab, berusaha menghilangkan rasa pusing yang menyerang kepalanya.
"Baru jalan yek,udah kudu muntah aja Lo" Reno berkata.
"Di belakang ada plastik hitam,ambil buat jaga-jaga" Daniel memberi tahu,tetap fokus menyetir.
Ia tahu bahwa temannya yang satu ini nggak tawar sama AC mobil,jadi dari sebulan lalu udah ia siapin semua keperluan yang dibutuhkan.
St*la atau wangi-wangian mobil sengaja tidak ia pasang. Mesin,kondisi ban,luar dalam mobil juga sudah ia cek berulang kali,nggak ada masalah.
Aman.
"Nih,kalo muntah muntahin aja" Deva memberikan plastik hitam kepada Tegar.
"Thanks bro,tapi gue nggak papah"
Perjalanan berlanjut dengan damai. Tegar yang tadi ingin muntah sudah mulai terbiasa.
Musik disetel kencang-kencang,membuat suasana dalam mobil terasa hidup, meskipun agak berisik tapi seru. Tegar dengan suara acakadulnya menyanyikan lagu galau, menggambarkan suasana hatinya. Sekalian mengalihkan perhatiannya biar gak mabok.
"Eh ngapain pilih lagu ini,yang lain. Lagi seneng juga" Tegar yang berada di kursi penumpang belakang memajukan tubuhnya,guna mengganti lagu.
"Lah,kan lo sendiri yang milih lagunya tadi anjing" Umpat Reno, memukul pantat Tegar yang terangkat.
"Biar gue yang ganti,mau lagu apa?" Ucap Daniel memilih lagu, menyetir di bangku depan dengan satu tangan.
"Udah gue aja,lo nyetir yang bener" ucap Deva.
20 menit perjalanan.
"Masih jauh Dan?" Deva bertanya.
"Nggak sampe 10 menit Dev,bentar lagi" bukan Daniel yang menjawab, melainkan Tegar.
"Kok lo tau?" Reno yang berada disampingnya bertanya, menyelidik.
"Tau lah,gue pernah ke sana" Jawabnya santai.
"Sama siapa?" Reno bertanya polos,tanpa berpikir.
"Sama pac-" Alisnya tiba-tiba terangkat, matanya melebar. Goblok,salah ngomong. Mulut!mulut!
"Nggak" Lanjutnya,tuh kan jadi inget lagi.
"Udah lah yek,lagi seneng juga. Lupain dah lupain" Deva berkata dari kursi depan.
Reno sedikit melirik Tegar di sampingnya,merasa bersalah.
Hening 3 menit.
Waduh,Tegar mode hati peyek on.
Guna mengembalikan suasana yang runyam,Deva memutuskan menyanyi. Sebenarnya suara Deva bagus tapi ia malu untuk melakukannya. Demi Tegar rasa malupun ditrobos.
Deva mulai menyanyi,suaranya lembut namun mantap. Daniel dan Reno mengangguk-anggukkan kepala, menikmati alunan nada. Sedangkan Tegar masih diam.
Mereka sudah tau dari lama,bahwa Deva emang bisa nyanyi. Jadi nggak heran.
Tapi,tanpa diduga Daniel yang biasanya diam ikut bernyanyi. Nggak fals sih,enak aja walaupun tidak seenak Deva, tapi kenapa?
Deva dan Reno menatap Daniel kaget,Tegar yang tadi diam pun ikut menatap Daniel.

KAMU SEDANG MEMBACA
Obsesi Noah Deva [HIATUS]
Teen FictionDeva. Remaja 17 tahun,kelas 11 SMA. Laki-laki berkepribadian ceria dan murah senyum,di kelilingi teman dan keluarga yang menyayanginya menjadikan kehidupannya bahagia dan penuh warna. Optimis serta penuh mimpi, ia bercita-cita membahagiakan orang t...