Bau anyir menyerbak. Memenuhi gersangnya tanah yang tak lagi berwarna coklat. Cairan merah menggenang di mana-mana. Api berkobar di berbagai sudut. Menandakan kekacauan.
Di satu sisi, orang merayakan sorak sorai gembira. Di sisi lain, air mata menyelami lautan duka. Sesosok panglima perang dengan kudanya yang gagah berani melangkah. Menyalami satu persatu prajuritnya yang masih memiliki jatah untuk hidup esok hari.
Sementara itu matanya menyelinap ke banyak jasad yang bergelimpangan kaku. Begitu saja, hatinya mencelos melihat para prajurit gagah itu tumbang di medan perang. Bertukar arah, dia melihat pedang di tangannya sendiri. Amis, anyir dan masih hangat dengan balutan darah.
Meskipun begitu, wajahnya sudah dirancang dengan kaku. Dia biasa. Dia sudah terlalu terbiasa.
"Duke, pasukan Albenian telah menyatakan kekalahan. Sebentar lagi kami akan ke tenda mereka untuk menyatakan kedaulatan dan kemenangan Victoria." Seseorang melapor, menghentikan lamunan Xavier dan kekacauan di hatinya.
"Lakukan saja seperti biasa."
Dingin.
Perkataan lelaki dengan baju besi yang melekat di tubuhnya itu begitu dingin melebihi salju abadi di pegunungan utara. Mata biru saphirenya menyatakan ketidakpedulian. Dia terlihat biasa saja bahkan setelah kemenangan perang diraih olehnya secara mutlak.
Tapi Nolan, pria yang tadi melaporkan padanya terlihat sudah biasa. Sejatinya Nolan tahu, meskipun mereka memenangkan perang. Tapi ada ribuan orang yang harus kehilangan nyawa karena itu, dan sejatinya mereka adalah orang-orang yang tidak bersalah.
"Kau memang harus begitu! Kau tidak boleh menunjukkan isi hatimu, Xavier!" Seorang wanita dengan rambutnya yang dicepol itu berteriak sendirian di dalam kamarnya. Dengan coklat di mulutnya, dia terus membaca sembari mengetik di laptop kesayangannya.
Wanita itu, Catherine.
Dia novelis terkenal yang mendedikasikan diri untuk menulis seumur hidup. Pada usia 22 tahun, dia memutuskan untuk berhenti bekerja di kantornya yang memuakkan dan mulai fokus menekuni hobi menulisnya.
Setelah 5 tahun menekuni dunia tulis menulis, Catherine sudah menghasilkan 5 novel. Novel yang saat ini ditulisnya adalah novelnya yang keenam dan berjudul
Royal Scandal.
Novel yang menceritakan soal skandal Putra Mahkota kerajaan Victoria dengan wanita bernama Catalina. Novel dengan genre kerajaan yang penuh intrik dan sangat menyebalkan ini akan membuat siapa pun kesal saat membacanya.
Cerita dimulai saat kekaisaran Victoria menaklukkan satu kerajaan kecil bernama Albenian. Sebagai kerajaan yang ditaklukkan Albenian harus menyerahkan putri mereka sebagai sandera. Isabelle, putri kerajaan Albenian akhirnya terpaksa menyerahkan hidupnya dibawah kaki kekaisaran.
Sampai di Victoria, Isabelle yang merupakan tokoh utama wanita mendapat segala macam siksaan dan kejadian buruk. Hingga pada puncaknya, dia harus menikah dengan putra mahkota kekaisaram Victoria yaitu Jayden.
Seperti plot pernikahan novel pada umumnya, dua sejoli yang awalnya saling membenci itu lama-lama jatuh cinta. Jayden yang awalnya tidak tertarik dengan Isabelle perlahan mulai jatuh cinta dengan pesona putri kerajaan Albenian itu.
Lalu, Catalina yang awalnya merupakan kekasih Jayden merasa dicampakkan.
Tak terima dengan perasaan Jayden yang berubah dan tidak lagi mempedulikannya. Catalina akhirnya memutuskan untuk menggoda Jayden secara terang-terangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Duke's Wife Scandal
RomanceJika ditanya siapa sosok yang paling ingin dinikahi oleh gadis-gadis Victoria, maka jawabannya hanya ada satu. Xavier George Sanders Dia adalah Duke termuda victoria yang diangkat menjadi Duke di usia 10 tahun. Mewarisi dua darah biru sekaligus memb...