Chapter 01

3 2 0
                                    


Kepadamu aku berulang kali jatuh hati. Jatuh sejatuh jatuhnya. Namun yang kudapati bukan lah cintamu, melainkan canda mu.
Tidak tahu mengapa aku terlalu cinta kepadamu, sehingga aku dibutakan cinta itu. Apa ada sesuatu yang engkau lakukan padaku tuan? Mungkin tanpa sepengetahuan ku engkau melakukan sesuatu, tapi itu tidak mungkin, engkau lelaki baik. Mungkin pemikiran ku yang mengada.

Namun, jujur hati ini masih untuk mu. Sangat tulus untuk mu sehingga orang lain yang masuk pun selalu salah kunci.
Aku tidak tahu engkau pun begitu atau hanya aku? Sepertinya tidak, ah tidak seperti iya, haha.
Engkau sangat baik. Namun engkau selalu salah memilih wanita. Wanita yang seharusnya kau jaga, tapi malah kau ajak berpacaran sana sini.
Tapi sikap mu yang seperti itu selalu membuat ku jatuh hati. Bagaimana ini? Aku tidak bisa mengendalikan perasaan ku. Aku selalu berusaha mencari perhatian mu.
Namun caraku salah, karna engkau telah memiliki kekasih, namun aku tetap bersikeras, karna aku tahu kau akan tetap membalas ribuan pesanku.
Dan jika pun kau membalas, aku tidak tahu apa kau membalas dengan perasaan atau cuman karna rasa kasihan.

Kita dulu pernah memiliki hubungan.
Namun kau mengakhiri, tanpa ku tahu sebab nya. Aku kecewa padamu. Namun... Sampai sekarang pun cinta masih ada di hati, tapi untuk mengulang kembali masa hubungan itu sudah tidak mungkin jika suatu hari kau mengajak ku lagi.

Masa itu indah namun sakit.
Masa itu indah namun tidak akan abadi.
Dan masa itu indah namun kau tidak peduli. Walau semasa itu kau sangat mencinta.

Coretan demi coretan dalam buku diary, tapi semua itu tidak akan berguna untuk mu ketika mungkin kau membacanya.
Kau hanya ingin cintaku, dan kau hanya ingin bermain.

Kita dahulu sudah berada di lingkungan yang sama.
Tapi, kita saling berkenalan di tahun 2016. Saat aku melihat mu seusai ujian di kelas, kau duduk di tangga halaman kelas 5. Saat itu aku melihat mu, aku sudah tahu nama mu, tapi aku tidak pernah berpikir untuk memulai kisah itu.
Sampai kau sendiri yang memulai, kau selalu mencari masalah dengan ku, mulai dari menjodohkan ku dengan teman kelas ku, namun selalu aku jawab dengan ketus. Tapi aku suka.
Dan ternyata, seiring berjalan waktu aku tahu kau mencintaiku. Kata orang-orang begitu sih.
Namun aku berpikir mungkin benar kau menyukai ku, karena kau selalu mencari masalah dengan ku, apalagi itu kalau bukan cinta? Atau aku yang terlalu baperan?
2017. Aku duduk di bangku kelas 5, dan kau kelas 6. Disitu lah awal saling mencari masalah satu sama lain. Namun saling menunjukkan rasa suka.

Aku duduk di bangku paling belakang, kau pun begitu. Saling melihat saat jam istirahat, dengan alasan ku yang konyol aku meminta teman untuk mengikat kan rambutku,  karena aku tahu kau hari itu di dalam kelas.
Kau pun melihat ku, aku melihat mu.
Rasa nya beda. Karena cinta monyet yang menjadi perkara sewaktu dulu.

Tanpa terasa kau pun lulus dari sekolah itu. Aku mulai menginjak kelasmu itu. Tapi aku tidak duduk di kursi mu, karena dulu saat kau sudah lulus kita jadi asing. Tidak tahu mengapa saat dia memasuki kelas 7 dia agak beda.
Saat pengambilan foto ijazah tahun itu aku jatuh sakit, sampai-sampai aku terpaksa harus masuk sekolah hari itu. Lalu kembali kuingat dia tahun kemarin juga jatuh sakit saat pengambilan foto ijazah.

Aku selalu berpikir. Apakah ada cara untuk bisa akrab dengan nya lagi? Namun seperti mustahil rasanya, karena sewaktu 17 Agustus pun kami saling berpas-pasan namun ia seperti tidak mengenalku. Dia seperti orang lain waktu itu.

Aku juga sakit hati saat acara halal bihalal di lapangan desa. Dia tahu aku ada di situ, namun dia malah mengejar perempuan lain dan mengatakan isi hatinya. Padahal ada aku di situ.
Apa dia tidak sadar, kalau aku sudah sedari dulu menyukai nya? Apa dia tidak punya perasaan yang sama?
Lalu tahun-tahun sebelumnya kisah itu dia anggap apa?
Jujur aku kecewa pada nya, tapi rasa kecewa itu hanya sedikit dibandingkan dengan rasa cinta ini, sehingga sampai sekarang pun aku susah untuk melupakan nya.

Dia memang lelaki yang tidak peka akan wanita, dia memang suka bermain wanita. Tapi aku tetap cinta.
Heran.

Lalu, saat aku mulai terbiasa dengan semua sikapnya itu, aku mendengar kabar kalau dia ingin di masukkan ke pesantren. Rasa senang ada, namun sedih.
Terbiasa tanpanya sejak itu, membuatku berpikir. Tuhan apa ada cara untuk bisa dekat dengannya lagi? 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Anantari (untuk mu sebuah ketulusan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang