Prolog

4.9K 89 0
                                    

Pagi hari di apartemen milik Jeno. Terlihat sepasang  sejoli baru saja keluar dari kamar mandi secara bersamaan. Mereka baru saja menyelesaikan ritual mandi bersama.

"Kemaren lu kemana sama si Eric?" Tanya Jeno yang saat ini sibuk mengeringkan rambutnya di depan cermin.

"Nyari barang buat proker gue" jawab Karina sekenanya sambil memoleskan makeup. Dirinya tidak punya banyak waktu untuk menjelaskan jawabannya karena dia harus segera pergi ke kampus.

"Harus banget berduaan sama Eric?" tanya Jeno terdengar sinis.

"Terus harus satu kelompok gitu belinya? Gue sama Eric seksi perlengkapan. Ya wajar lah gue perginya cuman sama dia" sahut Karina dengan nada sewot. Lagi buru buru, malah diajak debat jelas bikin Karina langsung badmood.

"Udah mulai berani ya lu?" Jeno tersenyum sinis mendengar jawaban karina. Dengan kasar dia langsung menarik tangan Karina, Padahal gadis itu masih sibuk bersolek di meja rias.

"Apaan sih Jen?!" Karina sontak menatap kesal kearah Jeno. belum juga rata bedaknya tapi Jeno udah narik tangannya buat berdiri.

Karina mau berontak dan protes, tapi dia sadar gak bakal bisa ngelakuin hal itu. Mau bagaimana pun dia memberontak, Jeno pasti bakal menang. Jeno itu kalau lagi marah sukanya pakai otot, badan Karina jelas kalah jauh sama tubuh kekar lelaki itu.

Jeno langsung mencium kasar bibir Karina dan mulai mendorong tubuh Karina ke ranjang. Tangan kekar Jeno bahkan sudah bergerak masuk melalui bawah kemeja Karina dan mulai meremas payudara Karina dengan kasar.

Sementara satu tangannya yang lain tengah sibuk  menyingkap rok milik Karina untuk masuk kedalam cdnya. Dua jarinya kini sudah berhasil menerobos kedalam vagina Karina, menusuknya sambil mengocoknya dengan kasar.

"Engggghhh.." Karina mendesah tertahan karena bibirnya masih dibungkam oleh Jeno dengan ciuman.

Tangan Karina bergerak meremat kuat tangan Jeno sambil berusaha mendorongnya agar jari jari biadab itu keluar dari vaginanya.

Setelah puas mencium bibir Karina, dia mulai bergerak melepaskan rok pendek beserta cd milik Karina. Bahkan kakinya saat ini dipaksa untuk mengangkang dihadapan Jeno.

Sementara itu, Jeno yang tadinya hanya menggunakan handuk pun langsung melepaskan handuknya dan membuangnya asal. Karina bisa melihat penis Jeno sudah menegang bahkan wajah laki laki itu sudah terlihat sangat horny.

"Jen-" Karina panik, saat Jeno mulai mengarahkan kepala penisnya tepat pada vaginanya.

"sshh!! pelan-pelanhh.. Jenhh ohh! god aah!"

Karina mendesah, sambil meremas kuat pundak Jeno saat pria itu mulai mendorong penisnya untuk masuk semakin dalam.

"Diem!" Balas Jeno dengan nada datar. membuat Karina langsung mengatupkan bibirnya ketakutan. Walaupun merasa sedikit kesakitan, Karina jadi ikut horny karna melihat wajah Jeno yang terlihat seksi saat sedang berusaha melesakkan penisnya masuk.

"Ahhh.. eunghh..... akhh..."

"Jen- aahh.. nyyahh! aaah~"

Karina tidak bisa berhenti mendesah saat Jeno mulai menggerakkan pinggulnya dengan kasar. Genjotannya pun semakin lama semakin cepat, membuat Karina tidak bisa menahannya lebih lama lagi.

Dia hampir sampai.

"Fasterhh.. pleasehh.. jenhh"

"Aah.. m-mau keluarhh"

Jeno tersenyum smirk. "No, you're not"

Dengan tega, Jeno langsung mencabut penisnya begitu saja bahkan sebelum Karina berhasil mencapai klimaksnya.

"Sialan! Kenapa di cabut sih?!" kesal Karina karena dirinya gagal klimaks.

"Itu hukuman buat lo" balas Jeno dengan santainya langsung turun dari ranjang dan mulai sibuk mencari baju untuk dirinya ke kampus.

Karina yang mendengar itu pun hanya mendengus, gagal klimaks adalah hal yang paling tidak menyenangkan. Rasanya dia ingin marah dan menendang penis Jeno, tapi Karina mengurungkan niatnya.

Jika itu sampai terjadi, nanti tidak ada lagi yang bisa memuaskannya kalau penis Jeno sampai kenapa napa.

Sweet Benefit ; JenrinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang