FWB

4.9K 92 6
                                    

Pada pagi harinya, Karina terbangun dengan keadaan tubuhnya remuk seperti habis tertimpa sesuatu semalam. Dia menatap sekitarnya untuk mengingat lagi apa yang terjadi padanya.

"Badan gue kok sakit semua ya?" Gumam Karina keheranan, terutama saat merasakan bagian bawahnya terasa ngilu.

Karina mulai menyibak selimutnya karena merasa aneh, dan benar saja dibalik selimut dia menemukan pemandangan yang tidak pernah dia bayangkan selama hidupnya.

Dirinya telanjang bulat dengan sebuah tangan kekar melingkar di perutnya dan Karina juga menemukan alasan kenapa selangkangannya terasa sakit. Ternyata dibawah sana penis seseorang masih betah bersarang di dalam kewanitaannya.

"Tolol banget gue" umpat Karina dengan suara pelan. Ia mulai melirik kearah lelaki yang tidur bersamanya saat ini.

Karina mengingatnya, tidak semua. Tetapi dirinya ingat dengan jelas bagaimana dia bisa berakhir di ranjang yang sama dengan Jeno. Semalam dia lah yang mencium Jeno dan lihat lah bagaimana mereka berakhir sekarang.

Sialnya Karina juga mengingat bagaimana dirinya dan Jeno melakukannya semalam. Bagaimana bisa pria itu bisa tidur dengan damai sedangkan penisnya masih bersarang di dalam dirinya.

Dengan kesal, Karina mulai mencubit hidung Jeno hingga laki laki berwajah samoyed itu terbangun.

"Aw! sakit anjir!" Keluh Jeno sambil membuka matanya dan langsung menemukan Karina yang tengah menatapnya dengan tatapan mematikan seperti siap mencakarnya.

"Bajingan lo!" Umpat Karina kesal. Bagaimana gak kesal, jika diingat ingat semalam Jeno memanfaatkan dirinya yang sedang mabuk. Bukannya mengantar pulang atau membawanya kepada Yunjin, Jeno malah membawanya ke kamar.

"Baru bangun marah marah" heran Jeno, sambil perlahan lahan mulai menarik keluar penisnya dari dalam kewanitaan Karina.

"Gimana gak marah, semalam lo perkosa gue anjing. Mentang mentang gue mabuk lo jadi seenaknya nidurin gue. Mana sampe sakit badan gue"

"Kalo sampe gue lumpuh, tanggung jawab lo!" amuk Karina dengan wajah galak.

"Yaelah gak sampe lumpuh juga. Gue main gak sekasar itu semalem. Paling cuman pincang dikit" sahut Jeno tanpa beban.

"Wajar kalo baru pertama kali" lanjut Jeno.

"Dasar cowok brengsek! Kenapasih harus lo yang ngambil keperawanan gue" ucap Karina dengan nada kesal.

"Terus lo berharap siapa yang ngambil keperawanan lo?" Jeno bertanya balik pada Karina.

"Ya cowok baik baik, gak playboy kaya lo!" tuding Karina.

Kalau cowok baik baik mana mungkin melakukan tindakan tidak terpuji seperti ini. Lagi pula benar kata orang, all good boys go to heaven, but bad boy bring heaven to you.

"Munafik banget ya lo. Terus semalem yang minta harder siapa?" goda Jeno membuat Karina langsung menoyor kepala Jeno.

"Ah sialan lo! Ngapain sih diinget inget!" Karina tentunya langsung malu, apalagi Jeno ingatnya bagian yang itu.

"That's my favorite part, how i can forget it" sahut Jeno sambil tertawa membuat Karina mendengus.

"Pokoknya setelah ini, anggep aja kita gak pernah kenal. Lupain aja semuanya, gue semalem bener bener mabok makanya gak sadar nyium lo" ucap Karina sambil berusaha beranjak dari ranjang namun Jeno dengan cepat menahan tangan Karina membuat gadis itu langsung menoleh kearahnya.

Tanpa aba aba, tiba tiba saja Jeno mendekat untuk mencuri satu kecupan di bibir Karina. "Sekarang lo sadarkan gue cium?"

Karina mendelik. "Lo apaan sih Jen! Bau tau!"

Sweet Benefit ; JenrinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang