Chapter IV

25 5 13
                                    

Suara pistol dikekang terdengar,aku tak bisa melawan, pistol itu diarahkan ke kepalaku, aku tak bisa melihat siapa yang menodongku dari belakang, aku lebih memilih tak bergerak. Lalu tiba-tiba dia berkata

"Buka topengnya"

Ketika dia orang itu membuka topeng kain hitam dari orang yng diikat,aku seakan akan mengenalnya, seperti pernah melihatnya, lalu orang yang dibelakang ku bertanya kembali,

"Kenal?"

"Iya kenal"

"Tau namanya?"

"Engga"

"Kenal atas apa?"

"Kaya pernah liat,tapi saya lupa"

"Orang yang mukul David di cafe, bner kan?inget?"

"Oh iya inget!"

"Dan ini juga orang yang mukul Arjuna."

"Lah??"

"Jadi bener kan ini orang yang mukulin David?"

"Iya bener..."

*DORR!!!

Suara ledakan peluru keluar,peluru menembus bola mata.

Lalu orang itu berkata lagi

"Beresin semuanya,jangan sampai ada bukti sedikitpun, tinggalin beberapa sampah petasan"

2 orang yang ada di sebelah mayat itu langsung membereskannya tanpa berkata apapun, memasukannya kedalam sebuah trash bag, dan membawanya, darah dibersihkan dengan tanah hingga tak meninggalkan jejak,aku dibawa pergi oleh orang yng menodongku tadi, aku belum tahu siapa orang ini, wajahnya tertutup bandana, tiba tiba dia berkata
" Yang satu lagi Lo tau ga siapa?"

"Yang bareng sama orang tadi?"

"Iya, tau ga?"

"Ngga, mukanya ga hafal"

Tiba tiba dia berhenti di sebuah rumah sakit, dia membawaku masuk kedalam sebuah ruangan, saat aku masuk ternyata Arjuna ada disana, dia tetap terlihat bahagia walau kondisinya yang kurang baik,

"Ras.."

"Iya bang"

"Lo udh kenal sama orang ini?"

"Belom bang, gw belum tau"

Lalu Arjuna berkata kepada orang yang membawaku tadi.

"Gasopan banget lo kaga kenalan dulu"

"..."

"Sorry sorry gw cuman bercanda doang tadi"

"Oke...."

Tak lama Arjuna menyuruhku keluar dari ruangan atau menunggu di parkiran,aku lebih memilih menunggu di parkiran,aku keluar dan berjalan menuju parkiran, di lorong sebelum pintu menuju parkiran, ada 3 orang yang seperti memperhatikanku, aku pura pura tak menghiraukan nya saja, saat di parkiran aku menuju motor orang yang membawaku kesini tadi dan menunggu nya disitu, aku membuka rokok ku, membakarnya sambil melihat jalanan. Tiba tiba ada pesan masuk dari nomor tak dikenal "NYALAIN MOTOR! STAND BY SKRG!" begitu isi pesannya, aku langsung menyalakan motor dan siap untuk pergi sesuai perintah dari pesan tadi, aku seperti mendengar suara keributan, dari parkiran mataku tersorot ke pintu menuju lorong tadi, suara ribut itu ternyata suara tembakan, orang tadi berlari keluar pintu sambil berusaha menembaki orang orang yang mengejarnya, dia langsung loncat dan naik ke motor, dia lngsung menyuruhku pergi dari parkiran itu, aku lngsung pergi dari situ, aku langsubg menancap gas dan pergi dan ternyata beberapa motor sudah menunggu di dekat rumah sakit dan mengejar motor kami, orang itu menyuruhku lebih cepat lagi, aku membelokkan motorku keluar dari jalan raya, dan masuk ke jalan gang untuk mempersulit gerakan mereka, benar saja mereka kesulitan ku bawa ke jalan gang,kami berhasil menjauh dari mereka dan kembali ke jalan raya, tapi tak lama suara sirine polisi terdengar, kami langsung secepat mungkin kembali ke gudang, untungnya kami tak sempat terlihat oleh polisi, orang itu langsung turun dan meminta motornya disimpan saja di gudang dan mengantarkannya pulang menggunakan motorku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Terjebak di Ruang HampaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang