String 23

479 73 12
                                    




Sepanjang perjalanan dari rumah Changbin kerumah orang tua Felix banyak diisi keheningan. Hanya sesekali terdengar suara Yongjin yang berbicara dan akan dijawab oleh salah satu dari dua orang dewasa yang duduk didepan.

"Maaf. Aku tidak bermaksud seperti itu."

"Tidak apa-apa."
Hyunjin menjawab singkat dan tetap fokus pada jalanan didepanya, wajahnya sangat datar.

"Hyun, aku tidak ragu hanya saja aku selalu berpikir bagaimana ini semua dari posisimu? Memberatkan karirmu, membebani hidupmu."

"Fel. Jika kau ingin tahu bagaimana posisiku, biar kuberitahu."

Felix menatap Hyunjin dan begitupun si pria jangkung.
Hyunjin menghentikan mobilnya sebentar untuk bicara, ia tentu tidak mau ambil resiko jika fokusnya terbagi.

"Aku tidak sesulit itu Fel, aku punya tim yang akan membantuku menyelesaikan semua. Jikapun ada rugi atau denda yang akan kutanggung itu tidak masalah buatku. Aku sudah menghasilkan cukup untuk perusahaan dan diriku sendiri. Dan... Jikapun aku harus berhenti dari dunia hiburan, aku tidak masalah. Aku bisa bekerja yang lain untuk menghidupimu dan membesarkan Yongjin."

Hyunjin menangkup wajah Felix dengan satu tanganya yang besar. Pandanganya melembut. Ibu jarinya mengusap pipi bertabur bintang itu.

"Jadi kumohon, percayalah padaku. Jangan berpikir terlalu berat dan jika kau ingin tahu sesuatu, tanyakan padaku. Jangan berasumsi sendiri. Terakhir kau berasumsi kau sudah memisahkan aku dan anakku hampir tujuh tahun."

Hyunjin mengecup kening dan bibir Felix.

"Jadi bisakah kita fokus dan berusaha untuk bersama sekarang?"

Felix memgangguk mantap kali ini. Ia benar-benar bodoh dengan mengkhawatirkan hal-hal yang ia sendiri tidak tau.

Kurang apa lagi ayah kandung putranya ini? Hyunjin dewasa begitu baik dan bertanggung jawab, mengerti segalanya, bahkan jika dilihat lagi Hyunjin sebenarnya adalah korban. Ia tidak tahu Felix bisa hamil, ia tidak tahu saat itu Felix hamil anaknya dan tanpa sepengetahuanya Felix sudah memisahkan dia dengan anaknya.

Sekarang saat masalah melanda dan karir yang selama ini jadi mimpinya dipertaruhkan, pria itu berkata tidak apa-apa kehilangan hal itu asal bisa bersama dirinya dan putra mereka.

"Apa lagi yang kau ragukan Felix bodoh. Sudah cukup kau menyakiti hati orang baik seperti Kak Abin. Ayo Lee Felix kau harus lebih berani melangkah dengan Hyunjin sekarang!"
Batin Felix meyakinkan dirinya.

Sisa perjalanan terasa lebih nyaman karena sudah tidak ada tensi diantara mereka, Yongjin juga terlihat senang saat tau bahwa ia akan bertemu kakek dan neneknya lagi.

Tiga jam berkendara ditambah sebelumnya hampir dua jam membuat badan Hyunjin terasa begitu pegal dan sekarang rasa lelahnya harus ia telan karena ia butuh keberanian lebih banyak bertemu orang tua Felix.

Waktu sudah menunjukkan sekitar pukul tujuh tiga puluh petang saat mobil yang Hyunjin kendarai berhenti dihalaman rumah Felix. Hyunjin merasa deja vu. Ini rumah lama Felix, dulu ia sering datang hanya untuk bermain dan kali ini setelah sekian lama ia kembali datang untuk meminta ijin pada orang tua sahabatnya itu untuk bertanggung jawab dan hidup bersama sebagai keluarga.

Ketiganya turun dan menggenggam tangan satu sama lain. Tidak hanya Hyunjin, tapi Felix sendiri juga merasa gugup. Apa yang akan mereka temui nanti, bagaimana ia akan menghadapi kemarahan dan kekecewaan orang tuanya. Dulu ia pergi karena merasa sudah begitu mengecewakan ayah dan ibunya. Sekarang kira-kira apa yang akan terjadi?

Ditengah kemelut pikiranya, Felix merasakan rematan telapak tangan besar dari Hyunjin.

"Dengar, apapun yang terjadi, selama kau bersamaku, aku akan tetap memperjuangkan kita agar bisa bersama. Untuk yang terakhir kali Lee Felix aku bertanya padamu. Apakah kau yakin akan menghadapi semuanya untuk bisa bersamaku dan merawat anak kita bersama?"

The Heart String  (HyunLix) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang