Ch 4

1.4K 33 6
                                    

Beberapa hari pun berlalu, Suatu sore aku sedang duduk di teras rumah sambil membaca buku. Layla dan Leila sedang bermain di halaman depan, sementara orang tua kami sibuk dengan pekerjaan mereka di dalam rumah. Rasanya tenang dan damai.

Namun, saat aku sedang asyik membaca, aku mendengar suara riuh dari halaman depan. Layla dan Leila tampaknya sedang berdebat tentang sesuatu.

"Kenapa sih, kalian ribut terus?" tanyaku sambil menutup buku.

"Abang, Leila bilang kalau dia bisa lari lebih cepat daripada aku!" kata Layla dengan nada kesal.

"Itu karena aku memang lebih cepat darimu, Layla," balas Leila dengan senyum kemenangan.

Aku hanya tersenyum melihat mereka berdua. "Kenapa tidak diadu saja? Siapa yang menang, dia yang tercepat," usulku.

Mereka berdua setuju dan segera bersiap-siap untuk balapan kecil di halaman. Sambil melihat mereka bersiap, aku teringat lagi tentang kunci ajaib itu. Bagaimana jika aku menggunakan kunci itu untuk membuat balapan ini lebih menarik?

"Hei, sebelum kalian mulai, gimana kalau kita buat sedikit perubahan?" tanyaku sambil mengeluarkan kunci dari sakuku.

"Apa maksudnya, Bang?" tanya Layla dengan penuh rasa penasaran.

"Kita coba tukar tubuh kalian. Jadi Layla bisa merasakan bagaimana rasanya punya tubuh Leila, dan sebaliknya. Gimana, setuju?" usulku.

Layla dan Leila saling bertukar pandang dengan antusias. "Boleh juga, Bang!" jawab mereka bersamaan.

Aku menekan tombol "Body swap" pada kunci itu, dan seperti biasa, cahaya terang menyilaukan muncul. Setelah cahaya memudar, tubuh mereka telah bertukar.

"Wow, ini aneh tapi keren!" kata Layla, yang sekarang berada dalam tubuh Leila.

"Aku juga merasa aneh, tapi ini pasti seru," tambah Leila dalam tubuh Layla.

Mereka pun siap-siap untuk memulai balapan. Dengan semangat, mereka berdua berlari dengan kecepatan penuh di halaman, merasakan tubuh satu sama lain. "Lihat, aku menang!" seru Layla dengan gembira.

Leila, yang berada dalam tubuh Layla, tertawa dan menjawab, "Iya, kali ini kamu lebih cepat!"

Aku tersenyum melihat kegembiraan mereka. Namun, rasa penasaran tentang bagaimana rasanya hidup sebagai anak kembar dan anak SMA cewek terus menghantuiku. Apa yang mereka rasakan setiap hari? Bagaimana rasanya menjadi seorang cewek di SMA?

Setelah mereka berdua beristirahat sejenak, aku mengeluarkan kunci ajaib lagi. Lalu aku menekan tombol "Life", Cahaya yang terang pun muncul. Aku sekarang menggunakan pakaian Layla, dan Layla menggunakan pakaian ku. Sementara Leila tetap dengan pakaiannya, karena tidak ada yang ingat kejadian itu aku pun masuk ke kamar Layla untuk rebahan.

Disclaimer hanya cerita fiksi, dan gambar hanya ilustrasi.
Jadwal upload
Selasa Kamis Sabtu.

Kunci AjaibTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang