Chapter 1

197 18 7
                                    

Seorang pria tidur tengkurap dengan berbalut selimut sebatas bahu. Wajahnya manis, dengan hidung mancung dan bibir mungil seperti buah plum. Meski wajahnya damai, tapi keadaan tubuhnya tidak berkata demikian.

Cahaya yang masuk dari jendela membuat nya mengernyit. Bulu matanya yang panjang bergerak sedikit, sebelum akhirnya mata bulat nan teduh itu terbuka. Tak lama, ekpresi nya langsung berubah nanar.

Ia meremas seprei di bawahnya, sekujur tubuhnya yang telanjang terasa kebas dan perih. Mengingat apa yang terjadi semalam dan malam-malam sebelumnya, ia tak menyangka akan diperlukan seperti ini oleh tunangannya sendiri.

Ya, tunangannya.

"Yan Haoxiang... Kau benar-benar keparat"

Ingatannya langsung terbang ke hari itu.

3 bulan yang lalu, sepulang dari kampusnya. Ibunya menyerah kan selembar kertas yang segera ia remas dan melemparnya ke sembarang arah.

"Apa ini?! "

"Junlin.. Itu-"

"Sejak kapan aku menyetujui perjodohan ini?! Bahkan ayah dan ibu tidak membicarakan hal ini kepadaku! "

"Junlin... Ayah dan ibu tidak memberi tahu mu karena ini sangat mendadak... "

"Tapi setidaknya ayah dan ibu tidak semena-mena menyetujui perjodohan ini! Aku masih seorang mahasiswa, aku tidak mau menikah! "

"Junlin tenanglah dan dengarkan ayah dan ibu... "

Dijodohkan.. Baiklah, mari kita abaikan kata itu. Tapi bagaimana ia tidak marah jika ia dijodohkan dengan seorang pria?! Sedangkan dia juga seorang pria, apakah orang tuanya gila?

"Dengarkan ibu, dia adalah anak dari teman ibu yang sekarang sedang sakit keras... Ayahnya meminta tolong kepada ibu, ibunya hanya ingin melihat putranya menikah sebelum ia tiada. "

"Lalu apa hubungannya denganku? Aku sama sekali tidak mengenal nya, bahkan banyak wanita diluaran sana. Tapi kenapa harus aku?! "

"Tidak bisa... Karena ibu adalah teman lamanya, dia hanya ingin menikah denganmu. "

Tunggu! He Junlin terdiam sejenak.

"Apakah dia tidak waras? "

"Junlin tolong mengertilah... Apakah kamu tidak kasihan dengannya? "

"Ibu memilih untuk mengorbankan ku karena kasihan kepada orang lain?"

He Junlin tertawa.

"Ini hanya pernikahan sementarakan? Setelah ibunya itu mati, aku tidak perlu lagi berpura-pur-"

𝐏𝐋𝐀𝐊!

Tamparan pun mendarat di pipi Junlin.

"He Junlin! Sejak kapan ibu mengajarimu berkata seperti itu?! Sangat tidak sopan! "

He Junlin hanya terdiam dan memegang sebelah pipinya, ia tidak menyangka jika ibunya akan marah kepadanya karena mengasihani orang lain.

"Besok keluarga nya akan datang kemari, berdandan lah dengan rapi. "

Learn to Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang