Chapter 15

73 11 2
                                    

*****

Sesampai dirumah, Junlin langsung masuk ke kamar mandi. Dengan wajah yang berlinang air mata.

"KENAPA JADI BEGINI?!! KENAPA..."

Semua emosinya ia keluarkan dengan memukul ujung wastafel dengan keras beberapa kali sampai tangannya memerah.

'𝘐𝘯𝘪 𝘳𝘦𝘢𝘬𝘴𝘪 𝘣𝘪𝘰𝘭𝘰𝘨𝘪𝘴 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘥𝘢𝘳𝘢𝘩 𝘮𝘶 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘣𝘦𝘳𝘤𝘢𝘮𝘱𝘶𝘳 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢.'

"Jadi sekarang... aku sudah menjadi setengah vampire..."

Tangannya meremat ujung wastafel kuat-kuat, rahang nya mengeras.

Ia merasa kesal, benci, kecewa, marah, dan sedih. Semua perasaan itu tercampur menjadi satu.

Walaupun dulu He Junlin memiliki rasa kepada Yan Haoxiang, tetapi sekarang tidak lagi, Ia jijik.

"Enyah lah kau Yan Haoxiang..."

𝐂𝐄𝐊𝐋𝐄𝐊

Suara pintu depan terbuka.

He Junlin langsung menoleh ke arah sana, ia mendengar suara pintu terbuka. Ia tau jika itu pasti Yan Haoxiang.

Sontak ia berlari menghampiri nya.

𝐏𝐋𝐀𝐊

"KEPARAT!"

Belum saja Yan Haoxiang membuka sepatu, ia langsung disambut dengan tamparan yang keras oleh He Junlin.

"Kenapa kau tidak pernah memberi tau ku tentang mate?! Kau tau tentang hukum mate kan!"

"Kau benar-benar bajingan, keparat, setan, kau tau itu? Apakah aku dijadikan mate oleh mu hanya untuk melampiaskan amarah mu, dan kau hanya ingin menjadikan ku sebuah benda?!"

Junlin menggigit bibirnya yang bergetar, nafasnya sudah memburu karena emosi dan tangis.

Sedangkan Haoxiang masih berdiri tegak, hanya terdiam dan menatap Junlin tanpa emosi.

"Jika kau tidak menyukaiku, tapi kenapa... kenapa kau menjadikan ku sebagai mate mu?

"Sekarang kau tak hanya menyiksa ku secara fisik, tetapi juga secara psikis!"

Ia menangis.

Sambil menangis, ia pukul pundak Haoxiang beberapa kali dengan keras. Ia luapkan semua emosi nya di sana.

Dan di pukulan terakhir ia menunduk, sambil meremat jas Haoxiang. Hening sejenak, hanya suara isakan Junlin yang terdengar.

Dan akhirnya ia membuka mulut.

"Pulangkan saja aku ke orangtua ku. Aku sudah lelah, aku sudah tak kuat menahan rasa sakit ini terus menerus."

Haoxiang hanya terdiam dan menatap lurus.

"Kenapa dari tadi kau hanya diam?! apakah sekarang kau menjadi bisu?!!"

Junlin menarik nafas.

"Kau tidak tau. Disaat kau tertawa-tawa, bermain dengan wanita diluaran sana aku... a..aku kesakitan seorang diri disini.."

"Kau bilang aku hanya sebuah benda kan? Jadi kau tidak akan perduli jika aku mati kan?!"

"KALAU BEGITU BUNUH SAJA AKU!!"

Kaki Junlin melemas, ia sudah tak bisa berkata-kata lagi.

Jika Junlin mengira Haoxiang terdiam karena tak perduli, maka ia salah. Haoxiang diam karena dari tadi ia menahan amarahnya. Kini Haoxiang menatap Junlin dengan tatapan yang tajam, mata yang berwarna merah kini berubah menjadi warna ungu, lalu berwarna biru.

Warna mata tersebut akan berubah jika seorang vampire benar-benar kehilangan akal sehatnya, dia akan membunuh semua orang yang membuat nya emosi, bahkan jika itu salah satu dari clan nya sendiri.

𝐆𝐑𝐄𝐁!

Junlin terkejut saat Haoxiang dengan kasar menarik pundaknya. Dan saat di detik itu juga, sosok itu membanting tubuh nya ke tembok dengan keras.

Jika biasanya Haoxiang hanya mendorong Junlin sampai tersungkur di lantai, tapi sekarang ia benar-benar membanting Junlin seperti membanting sebuah benda.

𝐁𝐔𝐌!

Suara debuman punggung Junlin yang berhantaman dengan tembok terdengar sangat keras memenuhi ruangan. Junlin sontak memejamkan mata, menahan rasa sakit yang luar biasa.

𝐏𝐋𝐀𝐊!

"Aku tidak suka saat kau menyentuh ku."

"DAN SEKARANG KAU MEMUKUL BAHKAN MEMBENTAK KU?!!"

Teriak Haoxiang sambil berulang kali menampar wajah Junlin.

Darah mulai keluar dari bibir Junlin yang sobek, tapi apakah Junlin takut?

Tidak.

Amarah yang terlalu besar membuat rasa takutnya hilang.

Haoxiang mencekik leher Junlin, lalu membanting nya ke lantai sampai Junlin muntah darah.

"𝘼𝙮𝙖𝙝... 𝙞𝙗𝙪... 𝙢𝙚𝙣𝙜𝙖𝙥𝙖 𝙝𝙞𝙙𝙪𝙥𝙠𝙪 𝙨𝙚𝙥𝙚𝙧𝙩𝙞 𝙞𝙣𝙞...?"

Dengan keras Haoxiang menendang tubuh kecil Junlin beberapa kali, menarik rambutnya hingga ia memekik kesakitan.

"Suatu saat nanti... kau... kau akan memohon kepadaku agar aku kembali padamu..."

'𝘋𝘪𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘢𝘱𝘢𝘵 𝘨𝘢𝘯𝘫𝘢𝘳𝘢𝘯 𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘦𝘯𝘥𝘪𝘳𝘪 𝘴𝘶𝘢𝘵𝘶 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘯𝘢𝘯𝘵𝘪.'

"𝘼𝙥𝙖𝙠𝙖𝙝... 𝙞𝙩𝙪 𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙩𝙚𝙧𝙟𝙖𝙙𝙞..?"

𝐏𝐋𝐀𝐊!!

Yan Haoxiang menampar Junlin sampai pipi nya lecet, Junlin benar-benar sudah kehilangan tenaganya. Ia sudah tak bisa berbicara apa-apa lagi, ia sudah kehilangan kesadarannya.

"Aku tidak sudi memohon kepadamu, jangan harap itu terjadi."

Dan akhirnya Haoxiang pergi, ia berjalan ke arah kamarnya dengan tertatih-tatih.

𝐃𝐄𝐆

Tiba-tiba tangan dan kaki nya gemetar hebat, Haoxiang berhenti melangkah. Ia bertopang kepada tembok, menatap tangannya yang gemetar hebat.

"𝙆𝙚𝙣𝙖𝙥𝙖... 𝙩𝙞𝙗𝙖-𝙩𝙞𝙗𝙖.."

Getarannya semakin tak terkendali.

"𝙆𝙚𝙣𝙖𝙥𝙖?!"

Ia mengepalkan tangannya, memegang dadanya yang berdenyut. Dadanya terasa sesak, seperti ada kawat berduri yang mengikat nya. Panas, perih, rasa sakit tersebut membuat Yan Haoxiang semakin marah.

Ini aneh, kenapa perasaanya selalu aneh ketika ia memukul Junlin? Dia selalu merasa sakit di dada ketika sedang memukul Junlin.

Ia tak suka sensasi tersebut, ia benci.

𝐁𝐑𝐀𝐍𝐆!

Dan pada akhirnya, ia hanya bisa melampiaskan amarahnya dengan memukul tembok yang ada di samping nya sampai retak.

Learn to Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang