The Twins

1.5K 89 13
                                    

...

"Omona !" Kim ahjussi yang notabene appanya Kwangmin tersentak melihat sesosok namja di depan rumahnya. Namja itu tertidur sambil menekuk lututnya.

Kim ahjussi berjalan mendekati namja itu berjongkok dan memegang nadinya memastikan kalau itu bukan mayat. Nadinya masih berdenyut, tapi tangannya terasa panas seperti orang demam. Kim ajhussi menempelkan telapak tangannya ke dahi orang itu. Dugaannya benar, orang itu sedang demam.

"yeobo ! ini tasmu !" teriakan istrinya sudah terdengar

Kim ajhussi bangkit menghampiri istrinya "yeobo, ada orang didepan rumah kita" ucapnya panic

"ne ?" kim ajhumma langsung keluar menghampiri namja yang teduduk itu lalu menyibak poninya

"omo! yeobo, cepat bawa dia kedalam !!" kini kim ajhumma juga tak kalah panic

...

Kwangmin membuka pintu kamarnya dengan lesu setelah telinganya mendengar ketukan keras dan suara eommanya yang terus memanggilnya minta dibukakan pintu. Ayolah, ayampun belum berkokok, tapi eommanya sudah mendahuluinya.

Klek

Pintu terbuka dan appanya langsung masuk kedalam meletakkan namja yang ia temukan tadi diatas kasur kwangmin. Kwangmin yang nyawanya belum terkumpul sepenuhnya hanya menatap appanya bingung. Ia terus memperhatikan namja itu, merasa pernah kenal, tapi ia lupa. Kwangmin menggeleng frustasi karena tidak bisa mengingat siapa namja itu. Mungkin sedikit cuci muka bisa membuatnya ingat.

Butiran air itu bercipratan kemana-mana saat kwangmin menggelengkan kepalanya. Diraihnya sebuah handuk kecil lalu dikeringkan wajahnya dengan handuk itu. Kwangmin menatap wajahnya di kaca dengan serius, dan ...

TING !

Youngmin ..? Kwangmin buru-buru mengelap wajahnya dan lari masuk ke kamarnya. Di atas kasurnya kini sudah terbaring youngmin dengan handuk kecil di kepalanya. Wajahnya terlihat pucat dan matanya terlihat sembab. Ia seperti habis menangis.

"kwangmin-ah"

eommanya menghampiri kwangmin dan merangkulnya menuju ruang keluarga, disana sudah ada appanya. Kemudian mereka duduk melingkar seperti biasanya saat ada masalah keluarga

"sepertinya, memang sudah saatnya kau tau." Appanya menghela nafas sejenak. "kau bukanlah anak kami."

Inilah pernyataan yang sejak dulu di tunggu kwangmin, dan sekarang sedikit rasa lega menghampirinya.

Kwangmin mengangkat kepalanya dan tersenyum kepada kedua orang tuanya "tak penting apakah aku anak kandung atau anak tiri. Yang penting kalian sudah bersedia mengasuhku selama

ini. Gomawo appa, eomma. Lagipula, aku tidak kelihatan seperti anak tiri disini." Lalu ia memeluk mereka erat

"syukurlah" jawab appanya senang sambil mengacak-acak rambut anak semata wayangnya itu

"kau memang selalu bisa diandalakan."

"baiklah kalau begitu, appa pergi dulu. Aish, sepertinya aku terlambat" kim ahjussi melirik arlojinya sebentar lalu meraih jasnya.

"jaga youngmin baik-baik ne. kau bisa buatkan bubur untuknya kan ?"

"loh, eomma ? pergi juga ?"

"hmm, eomma baru sadar bahan makanan kita hampir habis. Biar eomma kirim surat izin ke sekolahmu. Kau jaga youngmin baik-baik."

"yeaaahhh !!!!" kwangmin mengangkat kedua tangannya merasakan kemerdekaannya dari pelajaran fisika dan matematika hari ini

Kwangmin menutup pintu rumahnya langsung beralih ke dapur menyiapkan beras untuk dibuat bubur. Diraihnya celemek warna hijau disana. Persiapan selesai, tangan lentiknya dengan gaya yang sok professional membuatkan bubur untuk youngmin.

Who Am ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang