Bersama Cendana

896 138 7
                                    

🕵️‍♀️👨‍💼

Kemudi di remas erat. Jantung Darka bertalu cepat, adrenalinnya terkumpul di dalam aliran darah.

Lampu hijau menyala, ia mau pemanasan saja. Mencari tau apa waktu yang biasa ia dapati masih sama atau justru berkurang.

BWM yang sudah dimodif menjadi mobil balap melaju cepat di jalanan sirkuit. Tangan Darka masih terampil memainkan rem tangan dan persneling atau disebut clutch kick . Kedua kaki juga berganti cepat dari rem dan kopling.

Mobil siapa yang dipakai?

Tentu saja mobilnya yang selama ini sudah tidak disentuh. Darka berutang budi kepada Dino yang tetap merawat mobilnya selama ia tinggalkan.

"Lets go baby," gumamnya saat belokan cukup menukik. Sedikit beratraksi bak drifter handal dengan teknik oversteer, Dino bersorak dari arah podium bangku penonton sambil memegang minuman kola dingin pada kaleng di tangannya.

Tak ada senyuman, Darka terus meluncur cepat. Hingga tiba di garis finis, ia melihat Dino mendekat ke arahnya. Darka menepikan mobil, Dino membuka pintu kiri depan.

"Is always you, Bro. Masih sama waktunya. Wow!" teriak Dino.

"Serius?!"

Dino menunjukkan stopwatch ke arah Darka. Barulah pria itu tersenyum lebar.

Mobil masuk ke garasi kembali, Darka turun, melepaskan helm, pelindung kepala hingga leher lantas membuka baju balapnya hingga sepinggang.

"Ayo lah come back. Banyak turnamen lokal nggak lama lagi. Sekedar buat seneng-seneng atau healing kita semua. Ajak Om Abdi."

Darka tersenyum masam. "Bokap gue, nggak, deh. By the way, makasih udah rawat mobil gue."

"Sama-sama. Habis ini ketemu Pak William lagi?"

"Iya. Tim gue masih di sana. Gue lepas biar belajar negosiasi produk. Pak William pasti tertarik."

Dino menepuk bahu Darka saat mereka berjalan ke ruang ganti.

"Pasti, lah. Lo juga udah prospek dia duluan, kan?" kekeh Dino. Darka tertawa pelan.

"Darka, say sorry ke keluarga lo. Jangan lupa," pesan Dino.

"Kita lihat nanti."

Dino paham, ia meninggalkan Darka karena urusan penting.

***

Darka dan timnya pergi meninggalkan sirkuit dengan kondisi hati riang bagi rekan kerjanya karena berhasil mendapatkan izin menjadi official partner saat event balap mobil dengan mengunggulkan produk mereka.

Sepanjang jalan, Darka juga membuat janji dengan salah satu panitia acara yang cukup besar juga selain itu ia berhasil mendapat kabar jika beberapa kampus dan perkantoran mau menerima produk dengan meletakkan minuman finding machine yang di letakkan pada beberapa titik.

"Jangan nyerah buat kasih penawaran dan memperkenalkan produk kita," pesan Darka saat mereka sudah tiba di kantor.

Darka membuat laporan untuk melakukan follow up ke Ismail. Tidak ada salahnya produk negara tetangga bersain dengan produk lokal apalagi sekelas merk minuman serupa yang sudah punya nama besar sejak puluhan tahun.

Tak ada bayi yang bisa langsung berlari tanpa merangkak, berjalan, terjatuh, bangun, hingga berlari kencang. Semua ada prosesnya dan Darka sudah terapkan sejak ia membangun bisnisnya dulu.

Jangan bayangkan ia selalu mudah membangun bisnisnya, Abdi dan Bellona sama sekali tidak turut campur walau menyandang nama besar mereka.  Hanya saja, Darka tipe yang suka memendam semua sendiri, jadi kadang Bellona dan Abdi percaya semua dilakukan Darka dengan baik, padahal tidak. Sayangnya, karena kedua orang tuanya sibuk, Darka jadi merasa diabaikan.

Magnetize ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang