Prolog

49 20 46
                                    

"Kaulihat apa yang kulihat? Kehancuran udah menanti!"

Aku enggak salah bicara; aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri. Lalu, kenapa kamu masih terlihat ragu?

"Apa ada cara untuk mengubah nasib?"

Mereka menggeleng tanpa suara.

"Kalau satu-satunya sumber kebahagiaanmu terancam karena dirimu sendiri, apa kau mau menyelematkannya meskipun harus membayar harga yang mahal?"

Pada akhirnya, kita memerlukan sesuatu untuk ditukar, sesuatu yang setara dengan kebahagiaan dan kebebasan.

Pada akhirnya, mereka bakal datang, membuat kita sengsara, dan memaksa kita untuk menukar. Jangan salahkan aku yang terlanjur melihat masa depan, karena aku juga berharap ramalanku salah dan takdir tertulis ini gugur dari pohonnya.

***

100 kata.

As After, So BeforeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang