"CEO KAMPRET!" Teriak Safa dalam hati. Ngga mungkin dong dia bilang begitu di depan CEO nya. Bisa nambah masalah baru lagi, perkara supir gembel bin dekil aja belum kelar.
Safa cuma senyum yang kelihatan banget kalo itu terpaksa. Dia ngga jadi makan siang di tempatnya Jeffery gara gara manusia minus akhlak di depannya ini yang malah senyum senyum tanpa rasa bersalah.
Kelihatan banget kalo Tata emang lagi ngerjain Safa. "kamu boleh lanjut makan siang."
Matamu makan siang. Jam istirahat dia aja tinggal setengah jam lagi, di tambah dia udah ngga mood banget nih menghadapi si CEO kampret ini.
"Yakin udah ngga ada yang di perluin lagi nih pak?" Tanya Safa masih dengan kesabaran
"Yakin." Jawab Tata mantap
Safa menghela nafas panjang "kalo gitu saya permisi ya pak"
Tak di hiraukan Tata, Safa agak kesal ya. Tapi selalu inget, dia bos di sini. Sekali lagi, dia BOS! oke catat!
Sabar, Safa keluar ruangan Tata. Tapi baru sampai pintu Tata mengucapkan "Safa, saya abis order makanan di aplikasi online. Tolong kamu ambil di lobby."
"Siap pak." Senyum terpaksa kembali di edarkan. Tata melihatnya tersenyum jail, ada sesuatu yang membuatnya bersemangat untuk kerja hari ini.
Beberapa menit menunggu akhirnya Safa muncul kembali di mata Tata sambil menyerahkan makanan di tangannya.
"Itu buat kamu" Tata memberikan makanan yang dia pesan.
"Loh? Kan ini punya bapak" sahut Safa bingung
"Saya sengaja mesen buat kamu, maaf tadi saya iseng doang." Tata tersenyum tipis, senyumnya bisa bikin mabok! Safa terpesona dengan ketampanan CEO kampret-nya ini
"Abisnya tadi kamu ngatain saya gembel" tambah Tata di lanjutkan "emang saya dekil?"
Safa terkesiap "bukan, itu, anu, aduhhh" gara gara hanyut dalam ketampanan bosnya Safa jadi gugup. Malu setengah mati sampe pipinya merona.
Tata terkekeh geli. "Udah di makan dulu, keburu dingin."
Safa mengiyakan saja, lalu pergi dengan cepat. Setelah keluar dari ruangan Tata, Safa memegang dadanya. Kecepatan jantung nya meningkat, aduh tanda bahaya.
Tak lama setelah menghabiskan makanan dari Tata, Sean datang menghampiri "Saf, ini dari Jeffery"
"Makasih ya pak Sean" sahut Safa sopan.
Tata keluar dari ruang kerjanya dan melihat percakapan mereka barusan.
"Widih, makan apa nih." Serobot Tata mengambil makanan itu dari tangan Safa
Sean melihat itu diam saja, seperti pemandangan ini sudah biasa baginya.
"Pak Sean beliin satu buat Safa doang? Padahal saya juga belum sempet makan siang nih." Tata mengerucutkan bibirnya memelas
"Itu tadi dari temennya mba Safa, pak." Sahut Sean sopan.
"Ohh saya kira kamu yang beliin." Ucap Tata sambil menangguk anggukan kepalanya.
"Safa, saya duluan ya." Pamit Sean langsung meninggalkan mereka berdua
Tata menatap Safa sebentar lalu mengalihkan pandanganya pada makanan yang ia pesan sudah di habiskan. "Yahh udah abis aja."
Safa bingung harus apa dengan spontan "makanan saya buat bapak aja."
"Tapi tangan saya pegel." Jawab Tata sambil merenggangkan kedua tangannya ke atas. "Saya mau di suapin."
KAMU SEDANG MEMBACA
CEO MINUS AKHLAK
Teen Fiction'Jodoh itu bukan di cari, tapi di jebak!' Motto seorang Tata Mahendra. 'Cari jodoh paket lengkap. Harta, tahta, anak tunggal kaya raya.' Motto seorang Safa Putri Naza. *** "Gue di suruh nikah, tapi jodoh gue belom nyampe." Tata "makanya, Jodoh itu d...